Jakarta, EKOIN.CO – Panggilan untuk berkontribusi nyata bagi kemajuan bangsa kembali diwujudkan oleh para alumni Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Sejumlah 24 alumni penerima beasiswa dari berbagai jurusan terpilih untuk mengikuti program baru bernama Pengabdian Alumni atau PANA LPDP. Program ini resmi diluncurkan bertepatan dengan kegiatan pembekalan peserta pada Jumat (29/8) di Gedung Kementerian Desa dan Daerah Tertinggal (Kemendes PDTT).
Program PANA LPDP edisi perdana akan membawa puluhan alumni untuk bertugas di Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Lokasi ini dipilih sejalan dengan tema yang diusung, yaitu Peningkatan Kapasitas Desa Wisata dan Pariwisata Berkelanjutan. Sumba dikenal memiliki kekayaan alam dan budaya yang mempesona, meskipun masyarakatnya masih menghadapi berbagai permasalahan struktural seperti kemiskinan ekstrem yang membatasi akses ke pendidikan dan peningkatan sumber daya.
Baca juga : LPS Financial Festival: Merayakan 20 Tahun, Tingkatkan Literasi
Emmanuel Agust Hartono, Direktur Keuangan dan Umum LPDP, mengatakan bahwa program PANA LPDP menjadi wadah bagi alumni untuk berkontribusi nyata dalam membangun bangsa. Program ini berfokus pada daerah-daerah yang memiliki potensi besar namun menghadapi tantangan dalam mengoptimalisasikannya. Ia menjelaskan bahwa Sumba Barat Daya dianggap memiliki kekayaan alam, budaya, dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang luar biasa. Potensi tersebut, menurutnya, memerlukan sentuhan inovasi, pendampingan, dan kolaborasi untuk dikembangkan agar lebih maju.
Pemilihan Kabupaten Sumba Barat Daya sejalan dengan lampiran IV Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2025 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2025–2029. SBD merupakan salah satu dari 12 Rencana Aksi Kemendes PDTT. Pemilihan ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk fokus pada pembangunan di daerah tertinggal, terutama yang memiliki potensi ekonomi dan sosial yang signifikan.
Ahmad Riza Patria, Wakil Menteri Kemendes PDTT, berpesan bahwa program ini adalah wadah nyata bagi para alumni untuk merasakan pengalaman berinteraksi langsung di desa. Program ini menjadi kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah mereka peroleh guna memecahkan masalah dan membuat terobosan berbasis lokalitas. Ia menambahkan, inilah saatnya bagi para alumni membuktikan bahwa ilmu tidak hanya untuk diri sendiri, melainkan untuk membawa cahaya perubahan.
Riza Patria mengungkapkan bahwa desa adalah cahaya masa depan Indonesia. Di sana terjaga kearifan, ketahanan pangan, energi, budaya, dan semangat gotong royong. Ia melanjutkan, melalui program ini, desa juga akan mengenal sains, teknologi, inovasi, dan semangat baru anak-anak muda bangsa. Pesan ini menekankan betapa pentingnya peran pemuda terdidik dalam mentransformasi pedesaan.
Kegiatan pembekalan peserta program PANA LPDP berlangsung selama empat hari, mulai dari Kamis, 28 Agustus, hingga Minggu, 31 Agustus 2025, dan dipusatkan di Gedung Kemendes PDTT. Selama pembekalan, berbagai materi diberikan oleh para narasumber ahli. Tujuan utamanya adalah agar para peserta dapat memahami secara utuh permasalahan, tantangan, budaya, serta upaya penyelesaiannya di Sumba Barat Daya. Peresmian program ini juga dihadiri oleh Direktur Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Samsul Widodo, Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan F.X. Nugroho Setijo Nagoro, Direktur Beasiswa LPDP Dwi Larso, serta jajaran tamu undangan dan narasumber lainnya.
Enam Bulan Mengabdi di Empat Desa
Sebanyak 24 alumni LPDP yang berstatus non-ASN akan tinggal dan melebur bersama warga setempat selama enam bulan, hingga Februari 2026. Puluhan alumni ini terdiri dari 21 lulusan kampus dalam negeri dan tiga lulusan kampus luar negeri. Mereka akan bertugas di empat desa tujuan program PANA LPDP, yaitu Desa Karuni, Desa Watu Kawula, Desa Maliti Bondoate, dan Desa Pero Konda.
Ada tiga output besar yang ditargetkan dari program PANA LPDP. Pertama, inventarisasi masalah, yaitu identifikasi secara mendalam berbagai tantangan yang dihadapi oleh masyarakat desa. Kedua, rekomendasi kebijakan, yaitu penyusunan usulan kebijakan yang relevan dan berbasis data untuk pemerintah daerah. Ketiga, pendampingan guna implementasi hasil, yaitu pendampingan langsung untuk memastikan bahwa rekomendasi yang diberikan dapat diimplementasikan secara efektif. Masing-masing dari tiga luaran ini memiliki rincian kerja yang komprehensif, semuanya ditujukan untuk mencapai target kemajuan masyarakat Sumba Barat Daya.
Resti Sarinduka, salah satu peserta PANA LPDP dan warga asli Pulau Sumba, merasa sangat antusias dengan program baru ini. Kepulangannya ke kampung halaman kali ini membawa misi baru, yaitu memajukan wilayah Sumba Barat Daya melalui berbagai program kerja yang telah ia dan kelompoknya susun. Rencana program tersebut meliputi pemberdayaan desa, pemberdayaan wanita, pengolahan sampah, dan digitalisasi, semuanya dalam kerangka membangun pariwisata yang unggul.
Resti, yang merupakan lulusan Magister Linguistik UGM, berharap program PANA ini tidak hanya membangkitkan semangat peserta, tetapi juga antusiasme warga dan pemerintah di sana. Ia berharap agar semua pihak dapat bekerja sama untuk meningkatkan desa pariwisata di Sumba Barat Daya. Pernyataan ini mencerminkan semangat kolaborasi yang menjadi inti dari program ini.
Hal senada juga diungkapkan oleh peserta lainnya, Naurah Lisnarini. Ia dan kelompoknya akan berfokus pada optimalisasi sumber daya setempat. Naurah berencana membantu warga lokal untuk menjadi pemandu wisata yang terampil atas kampung dan budaya mereka sendiri. Ia dan timnya sangat senang karena program ini menjadi wadah untuk mewujudkan kreativitas dan ide-ide mereka, terutama terkait pengembangan masyarakat di daerah tertinggal dan pengembangan pariwisata.
Naurah, lulusan Magister Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran, mengungkapkan bahwa ia tidak sabar untuk segera berangkat. Ia juga berharap agar program ini tidak hanya berlanjut di tahun 2025, tetapi juga di tahun-tahun berikutnya. Harapan ini menunjukkan betapa pentingnya keberlanjutan program pengabdian semacam ini untuk mencapai dampak yang signifikan dan berjangka panjang. Setelah menyelesaikan kegiatan pembekalan, rombongan peserta program PANA LPDP dijadwalkan akan berangkat ke Sumba Barat Daya pada awal September 2025.
Program PANA LPDP adalah inisiatif yang sangat positif. Ini adalah contoh konkret bagaimana sumber daya manusia unggul yang telah dididik oleh negara dapat kembali berkontribusi secara langsung untuk pembangunan di daerah-daerah yang membutuhkan. Dengan mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki, para alumni ini diharapkan mampu membawa inovasi dan solusi praktis untuk berbagai masalah di pedesaan. Program ini juga memperkuat gagasan bahwa pembangunan tidak hanya terpusat di kota-kota besar, tetapi harus merata hingga ke seluruh pelosok negeri.
PANA LPDP juga menjadi jembatan antara dunia akademis dan realitas di lapangan. Seringkali, ilmu yang didapat di bangku kuliah terasa jauh dari permasalahan nyata di masyarakat. Melalui program ini, para alumni akan memiliki kesempatan untuk menguji dan mengadaptasi teori-teori yang mereka pelajari dengan kondisi lokal. Pengalaman ini akan sangat berharga, tidak hanya bagi masyarakat yang mereka layani, tetapi juga bagi perkembangan profesional mereka sendiri.
Pemerintah juga memiliki peran penting dalam mendukung keberlanjutan program ini. Selain menyediakan dana dan fasilitas, pemerintah daerah harus siap menerima masukan dan rekomendasi dari para alumni. Sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan para alumni LPDP adalah kunci untuk memastikan bahwa program ini dapat memberikan dampak yang maksimal. Ini adalah model kolaborasi yang efektif untuk pembangunan bangsa.
Sebagai penutup, program PANA LPDP adalah manifestasi nyata dari komitmen alumni LPDP untuk mengabdi kepada bangsa. Ini adalah langkah yang patut diapresiasi. Program ini tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada pembangunan sumber daya manusia dan kapasitas masyarakat. Dengan fokus pada desa wisata, program ini berpotensi besar untuk meningkatkan perekonomian lokal dan kesejahteraan masyarakat Sumba Barat Daya. Diharapkan inisiatif serupa dapat dilakukan di daerah-daerah lain di seluruh Indonesia, sehingga potensi di setiap wilayah dapat teroptimalisasi dengan baik.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v”