Jakarta, EKOIN.CO – Kinerja gemilang Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman kembali menuai apresiasi dari berbagai anggota Komisi IV DPR RI. Rapat kerja berlangsung di Kompleks DPR/MPR Senayan, Jakarta, pada Selasa, 2 Juli 2025.
Fokus utama pujian tertuju pada keberhasilan Kementerian Pertanian (Kementan) menjaga stok beras nasional. Saat ini, stok mencapai 4,2 juta ton, tertinggi dalam kurun waktu 57 tahun terakhir.
Dalam pemaparannya, Amran menyebutkan serapan beras oleh Perum Bulog sudah menembus 2,6 juta ton. Data ini merupakan akumulasi hingga pertengahan tahun 2025.
Ia mengutip proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) yang memprediksi produksi beras nasional Januari–Agustus 2025 mencapai 24,97 juta ton. Kenaikan ini disebut sebagai sinyal positif keberlanjutan ketahanan pangan.
“Kita patut bersyukur, luas panen dan produksi beras nasional terus menunjukkan lonjakan positif. Bahkan, Menteri Keuangan menyebut bahwa produksi beras Indonesia merupakan yang paling produktif di kawasan ASEAN,” ucap Amran.
Apresiasi Lintas Fraksi DPR
Lebih lanjut, Mentan menegaskan dukungan internasional turut menguatkan capaian sektor pertanian nasional. Ia mengutip data USDA dan FAO sebagai dasar optimisme.
“USDA memperkirakan produksi beras Indonesia tahun ini mencapai 34,6 juta ton, tertinggi di ASEAN. FAO bahkan memproyeksikan 35,6 juta ton pada 2025,” jelasnya.
Menurut Amran, pencapaian ini merupakan hasil kerja kolektif insan pertanian, sinergi dengan Komisi IV DPR RI, serta arahan dari Presiden RI Prabowo Subianto.
Ketut Suwendra, anggota Komisi IV dari Fraksi PDI Perjuangan, turut menyampaikan apresiasi. “Kami ucapkan selamat Pak Menteri. Angka akhir mencetak rekor tertinggi dalam 57 tahun,” katanya.
Namun Ketut memberi catatan terkait pengamanan harga gabah petani menjelang panen raya berikutnya. “Jika tidak segera ada Inpres, maka harga di tingkat petani bisa jatuh,” imbuhnya.
Harapan untuk Konsistensi Produksi
Sementara itu, anggota Fraksi Gerindra, Dwita Ria Gunadi, menyoroti keberhasilan program pompanisasi. Ia menyebut produksi gabah kering giling telah mencapai 33,18 juta ton atau 60,94 persen.
“Ini capaian signifikan. Kami berharap Kementan bisa menjaga tren positif ini sampai akhir tahun,” ujarnya dalam forum raker.
Dukungan senada disampaikan Sulaeman L. Hamzah dari Fraksi NasDem. Ia menyebut keberhasilan ini tidak hanya memperkuat ketahanan pangan, tapi juga meningkatkan citra Indonesia.
“Beberapa negara sudah menyatakan minat untuk mengimpor beras dari Indonesia. Ini prestasi luar biasa yang harus dijaga,” katanya.
Dari Fraksi PKS, Johan Rosihan juga turut memuji langkah aktif Amran di lapangan. Ia menilai keterlibatan langsung menteri memberikan dampak psikologis positif bagi para petani.
“Pak Menteri turun langsung ke pelosok, termasuk Sumbawa. Terima kasih atas semangat dan kerja keras Bapak di lapangan,” tutup Johan.
Capaian Kementerian Pertanian dalam menjaga ketahanan stok beras nasional menunjukkan hasil kerja keras dan sinergi antara pemerintah pusat, DPR RI, serta para pelaku sektor pertanian. Lonjakan produksi dan serapan beras menjadi indikator penting atas keberhasilan tersebut.
Selain apresiasi, beberapa fraksi di DPR RI memberikan masukan konstruktif guna memastikan kelanjutan kestabilan harga gabah dan hasil pertanian di tingkat petani. Langkah cepat berupa instruksi presiden dinilai penting menjelang musim panen berikutnya.
Konsistensi program strategis seperti optimalisasi lahan dan pompanisasi menjadi kunci untuk mempertahankan tren positif ini. Dukungan internasional dan minat ekspor dari negara lain menjadi bukti bahwa pertanian Indonesia tengah memasuki era kebangkitan yang menjanjikan.(*)