JAKARTA, EKOIN.CO – Presiden Prabowo Subianto meminta Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) agar menyetor kontribusi ke negara sebesar Rp815,2 triliun atau setara 50 miliar dolar AS. Permintaan itu disampaikan dalam Nota Keuangan dan RAPBN 2026 yang dibacakan di hadapan DPR pada Jumat (15/8/2025). Gabung WA Channel EKOIN di sini.
Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Roeslani, menegaskan pihaknya siap memenuhi target besar tersebut. Menurutnya, berbagai aset, investasi, serta ekuitas yang dikelola akan dijadikan dasar untuk memaksimalkan Return on Asset (ROA) ke depan.
“Apapun itu, kita kan akan melakukan semaksimal mungkin, dengan investasi yang ada, dengan aset yang ada, dan juga dengan equity kita yang ada. Itu kan menjadi parameter-parameter yang juga kita pergunakan untuk performance kita ke depannya,” ujar Rosan di DPR, Kamis (19/8/2025).
Target Investasi Danantara Rp815 Triliun
Rosan menjelaskan, Danantara akan menjadikan pengelolaan Sovereign Wealth Fund (SWF) internasional sebagai rujukan dalam strategi investasi. Dengan cara itu, ia yakin kontribusi besar terhadap pendapatan negara bisa tercapai.
“Jadi kita harus selalu siap untuk melaksanakan program-program dari Danantara yang sudah ada,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun menekankan bahwa angka 50 miliar dolar AS yang disebut Presiden merupakan hasil guliran ekonomi dari pengelolaan aset. Ia menjelaskan, ROA yang dimaksud berbeda dengan besaran guliran investasi.
“Guliran ekonominya yang diharapkan dari investasi beda-beda itu, itu sekitar 50 miliar dolar AS. Kemudian kalau ROA itu berbeda lagi. Pak Presiden bicara tentang persentase,” tutur Misbakhun.
Menurut Misbakhun, pembahasan detail persentase pengembalian investasi Danantara akan menjadi perhatian DPR dalam rapat lanjutan. Hal ini untuk memastikan target Presiden realistis dan sesuai arah kebijakan ekonomi nasional.
Prabowo Tekankan ROA dan Defisit APBN
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menegaskan pentingnya rasio ROA dalam menilai keberhasilan bisnis BUMN. Menurutnya, angka konservatif sekitar 5 persen sudah cukup memberikan kontribusi signifikan untuk Indonesia.
“Bisnis itu baik dan berhasil, kalau return on asset (ROA) adalah sekitar 12 persen. Katakanlah konservatif 10 persen. Katakanlah untuk bangsa Indonesia cukup 5 persen,” ujar Prabowo.
Ia juga menyebutkan bahwa aset bangsa yang dikelola BUMN nilainya lebih dari 1.000 triliun dolar AS. Dari aset sebesar itu, Prabowo menegaskan kontribusi minimal Rp815,2 triliun harus bisa disetorkan.
Selain itu, Prabowo menargetkan agar defisit APBN bisa ditekan sekecil mungkin pada 2026. Bahkan, ia berharap pada periode 2027-2028 Indonesia bisa mencapai APBN tanpa defisit sama sekali.
“Saya ingin berdiri di depan majelis ini, di podium ini, untuk menyampaikan bahwa kita berhasil punya APBN yang tidak ada defisitnya sama sekali,” kata Prabowo.
Komitmen ini menjadi bagian dari strategi besar pemerintah dalam mengoptimalkan pengelolaan aset negara sekaligus memperkuat fondasi fiskal menuju Indonesia yang lebih mandiri.
Prabowo Subianto secara tegas meminta kontribusi besar dari Danantara melalui target Rp815,2 triliun per tahun. Permintaan ini mencerminkan keyakinan pemerintah terhadap potensi aset BUMN yang nilainya sangat besar.
Rosan Roeslani sebagai CEO Danantara menyatakan kesiapan penuh untuk mencapai target itu dengan memaksimalkan investasi dan pengelolaan ekuitas. Ia bahkan menjadikan model pengelolaan SWF internasional sebagai acuan.
DPR melalui Komisi XI menyoroti perbedaan angka target guliran ekonomi dan ROA. Hal ini menunjukkan perlunya sinkronisasi kebijakan agar ekspektasi Presiden dapat dicapai secara realistis.
Prabowo menekankan pentingnya pengelolaan aset dengan standar internasional dan ROA yang sehat. Ia juga mengaitkan target kontribusi Danantara dengan misi besar menghapus defisit APBN di 2027-2028.
Dengan langkah ini, pemerintah menegaskan arah baru dalam pengelolaan investasi strategis dan penataan fiskal nasional. Konsistensi Danantara dalam menyumbang Rp815 triliun akan menjadi salah satu tolok ukur kesuksesan visi ekonomi Indonesia. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v