JAKARTA, EKOIN.CO –
Pernyataan tegas Presiden Prabowo Subianto untuk memberantas korupsi hingga ke akarnya memicu gelombang respons publik, termasuk dari mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. Dalam interaksi singkat namun tajam di media sosial, Susi memberikan dukungan sekaligus tantangan terbuka kepada Presiden untuk menyebutkan nama pelaku. (Baca Juga : Prabowo Serang Korupsi)
Momen ini sontak menjadi perbincangan nasional dan trending di jagat maya. Banyak warganet, khususnya generasi milenial dan Gen Z, menilai interaksi tersebut sebagai simbol harapan bagi langkah nyata pemberantasan korupsi di Indonesia.
Prabowo Tegaskan Janji Perang terhadap Korupsi
Dalam acara kenegaraan pada 10 Agustus 2025, Presiden Prabowo menyampaikan komitmennya dengan nada tegas. Ia berjanji menindak tanpa pandang bulu pihak yang mengeruk kekayaan negara dan menjadi penyebab kemiskinan rakyat.
“Saya tidak akan mundur menghadapi koruptor. Mereka harus mengerti, saya rela mati demi membela bangsa ini. Saya tidak takut mafia manapun,” kata Prabowo. (Baca Juga : Prabowo Janji Basmi Mafia)
Meski tidak menyebutkan nama, publik menafsirkan pernyataan itu sebagai deklarasi perang terhadap para pelaku korupsi, mafia proyek, hingga kartel bisnis yang menghambat kemajuan bangsa.
Prabowo menegaskan sikapnya selaras dengan janji kampanye, yaitu menghapus korupsi dari akar-akarnya demi menciptakan pemerintahan bersih dan adil.
Susi Pudjiastuti Balas dengan Tantangan Terbuka
Tak butuh waktu lama, Susi Pudjiastuti merespons melalui akun X miliknya, @susipudjiastuti. Ia menyatakan dukungan, namun menambahkan tantangan yang memicu diskusi luas.
“Kami dukung Bapak, bila mereka tidak berubah; Bapak sebutkan namanya/ dan tunjukan orangnya,” tulis Susi, menutup cuitannya dengan emoji bola lampu dan memoji khas dirinya. (Baca Juga : Susi Dukung Prabowo)
Respons ini segera mendapat ribuan like dan retweet. Banyak netizen menganggap Susi mewakili suara rakyat yang menuntut transparansi dalam pemberantasan korupsi.
Beberapa pengamat menilai interaksi tersebut sebagai momen penting, menandakan adanya dorongan publik agar pemerintah tidak hanya berhenti pada retorika.
Percakapan di media sosial terus bergulir, dengan warganet membagikan pendapat, meme, hingga analisis singkat mengenai arah kebijakan Presiden dalam memerangi korupsi.
Sementara itu, sebagian pihak mengingatkan bahwa menyebut nama secara langsung berpotensi memunculkan konsekuensi hukum, sehingga langkah tersebut harus diiringi bukti yang kuat.
Di sisi lain, dukungan terhadap langkah Presiden terlihat masif. Banyak tokoh masyarakat menyuarakan keyakinan bahwa komitmen politik yang tegas adalah kunci memutus rantai korupsi.
Wacana ini semakin relevan mengingat korupsi selama ini menjadi hambatan utama pembangunan dan penyebab kesenjangan sosial di Indonesia.
Publik kini menunggu tindak lanjut nyata dari pemerintah, terutama langkah hukum konkret terhadap pihak-pihak yang diduga merugikan negara.
Diskusi pun merambah ke berbagai platform, dari forum daring hingga talkshow televisi, menandakan isu ini telah menjadi perhatian nasional.
Banyak yang berharap agar momentum ini menjadi titik awal reformasi besar dalam penegakan hukum dan tata kelola pemerintahan.
Tekanan publik diyakini akan semakin kuat seiring meningkatnya keterlibatan masyarakat dalam mengawasi potensi korupsi.
Jika langkah nyata diambil, interaksi singkat antara Prabowo dan Susi bisa menjadi momen bersejarah dalam upaya Indonesia memerangi korupsi.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v