Yogyakarta, EKOIN.CO – PT PAL Indonesia tengah menyusun rencana pembangunan kapal induk—a checkpoint penting dalam upaya memperkuat pertahanan maritim—yang ditargetkan masuk dalam agenda pemerintah berikutnya.
Rencana itu diungkap oleh Direktur Utama PT PAL, Kaharuddin Djenod, dalam acara “PAL Goes to Campus” di Universitas Gadjah Mada, Sleman,
. Ia menyatakan bahwa pemerintahan mendatang menjadikan kapal induk sebagai salah satu target strategis untuk pengembangan industri nasional .
Menurut Kaharuddin, pemerintah mendorong empat klaster utama: energi, material maju, transportasi, dan pertahanan. “Empat klaster ini memang didorong oleh pemerintahan yang baru nanti untuk menghasilkan national champion,” ujarnya .
Fokus Pemerintah dan PT PAL
Pembangunan kapal induk menjadi bagian dari visi jangka panjang pemerintah untuk memperkuat alutsista domestik. Selain kapal induk, PT PAL juga aktif dalam proyek lain seperti frigate Merah Putih dan kapal selam—bekerja sama dengan pihak Prancis—yang pelat baja pertamanya ditargetkan 2025 .
Hingga kini, progres desain frigate Merah Putih sudah mencapai penyusunan 110 dari 161 blok, sementara untuk pembangunan fisiknya telah memasuki tahap blok ke-58 .
Kapasitas dan Kemandirian Teknologi
Sumber dari IndoAviation menjelaskan, PT PAL kini mengembangkan sistem tempur laut terpadu mulai dari combat management system hingga kapal induk .
Hal ini menunjukkan PT PAL tidak sekadar menyiapkan infrastruktur, melainkan juga sistem kontrol dan integrasi sensor-senjata.
Namun, menurut Kompas, dari segi geografis Indonesia belum “membutuhkan” kapal induk secara operasional; prioritas lebih ke arah simbol kemampuan industri .
Kaharuddin pun menegaskan bahwa kapal induk penting untuk menunjukkan kapabilitas PT PAL, meski bukan kebutuhan defensif utama .
Waktu Realisasi
Pembangunan kapal selam mendapat prioritas pelat baja pada 2025, namun untuk kapal induk, belum disebutkan jadwal pasti selain fiturnya akan menjadi salah satu target pemerintahan baru .
Dengan pengalaman membangun frigate dan kapal selam, diperkirakan fase awal desain dan perencanaan akan berlangsung mengikuti timeline nasional.
Reaksi dan Kontroversi
Terungkap bahwa media asing sempat menyatakan Indonesia sebenarnya tak sangat membutuhkan kapal induk . Namun, PT PAL menegaskan bahwa proyek ini bersifat strategis simbolis dan industri, bukan sekadar kebutuhan operasional.
Tantangan Industri Pertahanan
Menurut IndoAviation, keterbatasan baja nasional dapat mengancam rencana ini—PT PAL dan Pindad menunjukkan ketergantungan tinggi terhadap bahan baku impor . Ini menjadi tantangan bagi kemandirian industri pertahanan.
Kolaborasi & Ekosistem
Dalam laporan Kompas, PT PAL menggandeng berbagai industri, termasuk Pindad, untuk membangun ship lift dan sistem internal, pada desain kapal lainnya yang menyasar penghematan, efisiensi, dan transfer teknologi .
Kepercayaan & Transformasi PT PAL
Direktur Kaharuddin menyatakan transformasi mindset dan penumbuhan kepercayaan internal menjadi fondasi. Hal itu terlihat dari transformasi digital melalui IM 4.0, perangkat dan benchmarking hingga sistem reward untuk pegawai .
Pandangan Pengamat
Meskipun kritik menyebut kapasitas geografis Indonesia belum memerlukan kapal induk, PT PAL menilai kapal induk sebagai simbol kedaulatan dan pencapaian teknologi. Fokus ke empat klaster turut memperkuat argumen tersebut .
Ringkasan Inti Berita
Kapal induk menjadi prioritas pemerintahan baru melalui PT PAL. Progress proyek frigate Merah Putih dan kapal selam sudah maju, serta inisiatif sistem tempur laut terpadu sedang dibangun.
Saran dan Kesimpulan
Pengembangan kapal induk oleh PT PAL merupakan langkah strategis yang menunjukkan kemajuan industri pertahanan tanah air. Meski kebutuhan geografis masih diperdebatkan, nilai simbolis dan kemandirian teknologi menjadi fondasi kuat.
Pemerintah perlu memastikan ketersediaan bahan baku, misalnya baja, agar program ini tidak tersendat. Penguatan rantai pasok domestik bisa menjadi prioritas agar proyek kapal induk tak tergantung impor.
Kolaborasi antar-BUMN seperti PT PAL dan Pindad sudah mulai terbentuk. Untuk mendukung ekosistem, sinergi dengan industri swasta dan akademisi juga perlu diperluas.
Digitalisasi lewat IM 4.0 dan transformasi internal PT PAL memberi contoh bagaimana birokrasi BUMN bisa modern. Ini layak dipertahankan dan ditingkatkan di era alutsista canggih.
Secara keseluruhan, kapal induk bukan sekadar alat, tetapi manifestasi aspirasi Indonesia untuk mandiri dan diakui di kancah pertahanan global. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v