Jakarta, EKOIN.CO – Menteri Agama Nasaruddin Umar menerima kunjungan Duta Besar Afghanistan untuk Indonesia, Saadyllah Baloch, pada Selasa, 22 Juli 2025. Pertemuan berlangsung di kantor pusat Kementerian Agama, Jakarta Pusat.
Kunjungan ini menjadi yang pertama kali dilakukan oleh perwakilan Kedutaan Besar Afghanistan ke Kementerian Agama. Menag menyambut hangat dan menyampaikan apresiasi atas kehadiran Dubes Saadyllah Baloch.
Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak membahas potensi kerja sama pendidikan keagamaan. Fokus diskusi tertuju pada pembangunan madrasah besar di Kabul serta kemungkinan pengembangan pesantren Indonesia di luar negeri.
Dubes Saadyllah Baloch menyampaikan bahwa dirinya sudah berada di Indonesia sejak awal Ramadan 1446 H. Ia menyebut Indonesia sebagai negara yang menarik dalam konteks pendidikan Islam.
“Indonesia merupakan negara yang sangat menarik, khususnya dari sisi pendidikan Islam,” ungkap Dubes Saadyllah Baloch saat berdialog dengan Menag.
Rencana Madrasah di Kabul dan Pesantren di Luar Negeri
Menag menyambut baik rencana pembangunan madrasah di Kabul. Ia mengungkapkan bahwa madrasah Indonesia sudah hadir di Yordania dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat setempat.
“Indonesia memiliki banyak lembaga pendidikan Islam seperti madrasah dan pesantren. Lebih dari 45 ribu pondok pesantren tersebar di seluruh Indonesia, dengan jumlah santri lebih dari 1 juta orang,” jelas Menag.
Ia menambahkan bahwa para santri Indonesia tidak hanya belajar kitab kuning, tetapi juga banyak yang fasih dalam berbahasa Arab dan Inggris. Para pengajarnya juga berasal dari berbagai negara.
Dubes Afghanistan juga menyinggung rencana pengembangan pesantren Indonesia di Washington, Amerika Serikat, yang disambut positif oleh Kementerian Agama.
Menag melihat peluang kerja sama ini sebagai bentuk diplomasi pendidikan yang membawa manfaat kedua negara dalam jangka panjang.
Partisipasi Afghanistan dalam Ajang Keilmuan Islam
Menag juga mengundang Kedutaan Besar Afghanistan untuk berpartisipasi dalam ajang Musabaqah Qiraatil Kutub Internasional (MQKI), sebuah kompetisi keilmuan Islam klasik.
“Kami siap berpartisipasi,” jawab Dubes Afghanistan. Ia menambahkan bahwa pihaknya telah beberapa kali mengikuti kegiatan musabaqah di berbagai negara.
Menag menyampaikan bahwa MQKI merupakan bagian dari upaya penguatan literasi kitab kuning dan peningkatan kualitas pendidikan keagamaan.
Pada akhir pertemuan, Menag menawarkan penyusunan nota kesepahaman (MoU) sebagai dasar kerja sama konkret antar kedua pihak.
“Semoga silaturahmi ini membawa keberkahan dan kolaborasi yang lebih baik ke depan,” ucap Menag Nasaruddin Umar saat menutup pertemuan.
Pertemuan antara Menag Nasaruddin Umar dan Dubes Afghanistan Saadyllah Baloch membuka ruang kerja sama yang strategis di bidang pendidikan keagamaan. Rencana pembangunan madrasah besar di Kabul dan pengembangan pesantren Indonesia di luar negeri menjadi agenda utama yang disepakati bersama.
Selain memperkuat hubungan bilateral, kolaborasi ini juga menunjukkan potensi besar Indonesia dalam diplomasi pendidikan Islam. Menag optimis bahwa lembaga-lembaga keagamaan Indonesia mampu berkontribusi secara global dengan nilai-nilai toleransi dan moderasi.
Kesiapan Afghanistan mengikuti Musabaqah Qiraatil Kutub Internasional turut mempererat relasi antar negara Muslim. Kementerian Agama menyatakan komitmennya untuk terus menjalin kerja sama melalui pendekatan pendidikan, dakwah, dan kebudayaan Islam yang inklusif.(*)