Kupang, Ekoin.co – Kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) mengundang perhatian luas setelah ayahnya, Sersan Mayor Christian Namo, meluapkan emosi di depan mobil ambulans yang membawa jenazah putranya, Kamis (7/8/2025). Peristiwa ini terjadi di halaman kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Kupang, Nusa Tenggara Timur, dan diduga terkait penganiayaan oleh senior di kesatuan tempat korban bertugas.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Christian, yang berdinas di Komando Distrik Militer (Kodim) 1627 Rote Ndao, terlihat berdiri tegap sambil menengadahkan tangan kanannya dan berteriak mempertanyakan kehadiran negara dalam kasus kematian Prada Lucky. Ia berulang kali menuntut keadilan atas peristiwa tragis yang dialami anak sulungnya.
Menurut keterangan yang dihimpun, korban adalah prajurit Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere Nagekeo. Dugaan sementara menyebutkan, kematian Prada Lucky terjadi akibat penganiayaan oleh sejumlah seniornya. Hal inilah yang memicu kemarahan Christian di hadapan rekan-rekannya.
Kekecewaan ayah korban semakin memuncak karena rencana otopsi jenazah di Rumah Sakit Wira Sakti Kupang dan Rumah Sakit Bhayangkara Kupang gagal terlaksana. Di RS Wira Sakti, tidak ada dokter yang siap melakukan prosedur, sedangkan di RS Bhayangkara, dokter meminta surat pengantar dari pihak kepolisian.
Christian mengungkapkan keinginannya untuk mengetahui penyebab pasti kematian putranya. “Saya hanya ingin membuktikan penyebab meninggal sang buah hati melalui otopsi. Saya meminta negara harus hadir untuk membantuku, termasuk mengungkap pelaku pembunuh anak saya,” ujarnya dengan suara lantang.
Setelah melalui upaya persuasif dari rekan sejawat, komandan, dan anggota keluarga, Christian akhirnya melunak. Ia meminta sopir ambulans membawa jenazah ke rumah duka di Rumah Dinas TNI Angkatan Darat Kodim 1617 Rote Ndao, Kuanino, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang.
Ratusan pelayat telah menunggu di rumah duka. Tangisan pecah saat peti jenazah Prada Lucky diturunkan dari ambulans. Suasana duka menyelimuti keluarga besar korban dan rekan-rekan sesama prajurit yang hadir untuk memberikan penghormatan terakhir.
Dugaan Penganiayaan dalam Kematian Prada Lucky
Seperti diberitakan sebelumnya, Prada Lucky meninggal dunia pada Rabu (6/8/2025) setelah sempat menjalani perawatan intensif di ICU RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo, NTT. Dugaan penganiayaan muncul dari hasil keterangan sejumlah saksi dan kondisi fisik korban saat tiba di rumah sakit.
Komandan Brigade Infanteri (Brigif) 21/Komodo, Letkol Inf Agus Ariyanto, membenarkan bahwa salah satu prajurit di Batalion Teritorial Pembangunan 834 meninggal dunia. Namun, ia belum memberikan pernyataan resmi terkait penyebab pasti kematian korban.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Korem 161 Wira Sakti Kupang dan Kodam Udayana belum merespons permintaan konfirmasi. Penyelidikan internal TNI diduga masih berlangsung untuk memastikan kronologi dan pihak yang bertanggung jawab.
Beberapa rekan korban menyebut bahwa Prada Lucky dikenal sebagai prajurit yang disiplin dan jarang terlibat masalah. Kabar mengenai dugaan penganiayaan pun mengejutkan mereka. Hal ini menambah keprihatinan di kalangan sesama anggota.
Kasus kematian Prada Lucky kini menjadi sorotan publik, terutama karena terjadi di lingkungan militer yang dikenal memiliki disiplin ketat. Tuntutan agar negara hadir dan memberikan keadilan semakin menguat dari keluarga maupun masyarakat.
Proses Penyelidikan dan Tuntutan Keadilan
Menurut informasi yang beredar, tim investigasi dari pihak militer telah dibentuk untuk memeriksa seluruh prajurit yang berada di lokasi saat insiden terjadi. Langkah ini dilakukan guna mengumpulkan keterangan yang dapat mengungkap kebenaran.
Keluarga korban menegaskan bahwa mereka menginginkan proses hukum yang transparan dan adil. Mereka berharap tidak ada intervensi yang dapat menghambat penegakan hukum atas kematian Prada Lucky.
Sementara itu, dukungan kepada keluarga terus mengalir dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun melalui media sosial. Banyak yang menyampaikan belasungkawa dan doa agar kasus ini segera menemukan titik terang.Pihak rumah sakit yang sempat merawat korban juga dimintai keterangan terkait kondisi medis Prada Lucky saat terakhir kali dirawat. Hasil pemeriksaan medis akan menjadi salah satu bahan penting dalam proses penyelidikan.
Kematian Prada Lucky menjadi pengingat akan pentingnya sistem perlindungan dan pengawasan di lingkungan militer. Kejadian ini diharapkan menjadi momentum untuk mencegah peristiwa serupa terulang di masa depan.
Keluarga korban kini fokus pada proses pemakaman yang direncanakan berlangsung secara militer. Upacara penghormatan terakhir dijadwalkan dilakukan dengan prosesi resmi sebagai bentuk penghargaan atas pengabdian Prada Lucky kepada negara.
Meski duka masih mendalam, keluarga menyatakan akan terus mengikuti perkembangan penyelidikan. Mereka menegaskan bahwa keadilan adalah tujuan utama yang ingin dicapai dari proses hukum ini.
Di tengah kesedihan, dukungan moral menjadi kekuatan tersendiri bagi keluarga. Kehadiran rekan sejawat dan warga sekitar memberikan penguatan dalam menghadapi situasi sulit ini.










