Jakarta, EKOIN.CO – Pertamina melalui PT Pertamina Lubricants meluncurkan program Pertamina Sahabat Nelayan guna memberdayakan masyarakat pesisir, khususnya para nelayan di wilayah operasional perusahaan. Inisiatif ini difokuskan pada pelatihan mekanik perawatan mesin kapal dan kewirausahaan.
Program tersebut bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) dan menyediakan bantuan modal kerja bagi para nelayan. Tujuannya untuk mendorong berdirinya bengkel mandiri yang ramah lingkungan dan meningkatkan pendapatan nelayan di luar hasil melaut.
Pemberdayaan ini mencakup pelatihan keterampilan teknis serta edukasi pengelolaan limbah berbahaya seperti oli bekas dan bahan beracun. Bengkel yang dibentuk juga dilengkapi fasilitas penunjang seperti alat pemadam api ringan (APAR), tempat penyimpanan limbah, dan perlengkapan P3K.
Keberhasilan program ini tak lepas dari keterlibatan tokoh lokal, seperti Paino, Ketua Rukun Nelayan Tambakreja, Cilacap Selatan. Dalam dua periode kepemimpinannya, Paino menjadi penggerak utama kemitraan antara nelayan dan Pertamina.
“Sebagai nelayan, kami butuh sumber penghasilan tambahan untuk keluarga. Karena itu, saya berinisiatif mencari solusi,” ujar Paino saat ditemui di Cilacap, Rabu (16/7/2025).
Kolaborasi Meningkatkan Kesejahteraan
Menurut Paino, perubahan besar terjadi sejak dirinya bertemu dengan akademisi Universitas Diponegoro pada 2019. Pertemuan tersebut menjadi jembatan awal kerja sama dengan Pertamina Lubricants dan memulai transformasi komunitas nelayan Tambakreja.
“Saat itu kami mulai memahami pentingnya keterampilan tambahan dan perawatan mesin kapal. Kemudian, melalui Pertamina, program ini semakin terarah dan terstruktur,” lanjut Paino.
Salah satu terobosan adalah pembentukan bengkel nelayan berbasis ramah lingkungan. Nelayan kini lebih sadar akan pengelolaan limbah dan menjaga keselamatan kerja selama memperbaiki kapal.
“Dari bengkel ini, penghasilan tambahan yang kami peroleh bisa mencapai Rp750.000 sampai Rp1.200.000 per bulan. Ini sangat membantu,” ungkap Paino.
Hingga pertengahan 2025, lebih dari 858 nelayan di Cilacap telah menerima manfaat dari program ini. Jumlah nelayan yang terlatih dalam bidang mekanik meningkat dari 15 menjadi 145 orang.
Dampak Berkelanjutan bagi Ekonomi Lokal
Program ini mulai direplikasi ke daerah pesisir lainnya di Indonesia. Pendampingan dari Pertamina dilakukan secara berkala untuk menjaga keberlanjutan dan efektivitas program di tiap wilayah sasaran.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso menyampaikan, “Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis, tetapi juga mendorong kemandirian ekonomi nelayan melalui usaha bengkel mandiri yang ramah lingkungan.”
Fadjar menambahkan, program ini merupakan implementasi nyata dari prinsip Creating Shared Value yang diusung Pertamina. Konsep ini menyeimbangkan penciptaan nilai sosial dan ekonomi jangka panjang secara bersamaan.
“Melalui Pertamina Sahabat Nelayan, kami ingin perusahaan turut ambil bagian dalam menciptakan nilai tambah bagi masyarakat di sekitar wilayah operasi,” kata Fadjar dalam pernyataan resminya, Kamis (17/7/2025).
Inisiatif ini juga selaras dengan agenda transisi energi dan keberlanjutan yang menjadi arah strategis Pertamina ke depan.
Program Pertamina Sahabat Nelayan berhasil menjadi model pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir melalui pendekatan edukatif dan lingkungan. Program ini tidak hanya memberikan pelatihan mekanik, tetapi juga membangun jejaring antar nelayan dan membuka peluang usaha baru yang relevan dengan keseharian mereka.
Dampak ekonomi yang dihasilkan sangat nyata, seperti tambahan penghasilan yang cukup signifikan dan peningkatan jumlah nelayan terampil. Dengan semangat kolaboratif dan keberlanjutan, Pertamina membuktikan bahwa perusahaan energi juga dapat menjadi agen perubahan sosial di wilayah pesisir.
Melalui replikasi program ke daerah lain, Pertamina berharap kontribusinya dapat menjangkau lebih banyak komunitas nelayan di Indonesia. Dengan demikian, inklusi ekonomi dan pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab dapat berjalan beriringan secara berkelanjutan.(*)