Jakarta ,EKOIN.CO – Modus penipuan baru kembali marak terjadi di tengah masyarakat, khususnya pengguna layanan e-commerce. Kali ini, skema penipuan ‘salah kirim paket’ yang mengatasnamakan Shopee mulai memakan banyak korban di berbagai daerah di Indonesia. Kejadian ini terpantau meningkat sejak awal Juli 2025 dan menjadi sorotan karena menargetkan pengguna yang tidak waspada.
Penipuan ini dilakukan oleh pelaku yang berpura-pura sebagai kurir atau penjual. Mereka menghubungi pembeli melalui aplikasi pesan pribadi di luar platform Shopee. Tujuannya adalah untuk meyakinkan korban bahwa terjadi kesalahan pengiriman paket dan memohon agar paket dikembalikan.
Dalam beberapa kasus, pelaku bahkan datang langsung ke rumah korban. Ia mengaku sebagai kurir resmi dari Shopee yang ditugaskan mengambil kembali barang yang “salah kirim”. Korban yang kaget dan tidak siap, sering kali menyerahkan paket begitu saja tanpa melakukan verifikasi lebih lanjut.
Modus Baru Penipuan Paket Salah Kirim
Penipuan ini memanfaatkan reaksi emosional dari korban, seperti rasa panik dan bingung, agar mereka cepat menuruti permintaan pelaku. Dengan pendekatan persuasif, pelaku berhasil mengambil barang tanpa proses yang sah.
Shopee telah merespons kejadian ini dengan memberikan imbauan resmi kepada pengguna. Mereka menegaskan bahwa seluruh proses pengembalian barang seharusnya dilakukan hanya melalui fitur resmi dalam aplikasi Shopee, bukan melalui pesan pribadi atau tatap muka langsung yang tidak terverifikasi.
“Jika ada permintaan penukaran atau pengembalian, pastikan selalu melakukan konfirmasi lewat aplikasi resmi Shopee, bukan melalui platform lain,” demikian pernyataan tertulis Shopee, dikutip dari laman resminya.
Shopee juga menambahkan bahwa tidak ada kebijakan pengambilan langsung oleh kurir tanpa notifikasi resmi melalui sistem mereka. Oleh karena itu, masyarakat diminta lebih berhati-hati dalam menyikapi permintaan tak terduga terkait pengiriman barang.
Shopee Imbau Gunakan Fitur Resmi Aplikasi
Untuk meminimalkan risiko, Shopee menyarankan pengguna untuk menerapkan metode 3C. Langkah pertama adalah Cek Pengirimnya, yaitu memastikan bahwa identitas kurir atau penjual yang menghubungi benar-benar berasal dari Shopee.
Langkah kedua adalah Cek Customer Service Shopee. Bila terdapat keraguan atau perbedaan informasi, segera hubungi layanan pelanggan resmi Shopee melalui aplikasi untuk verifikasi.
Langkah terakhir adalah Cari Tahu Modusnya. Shopee mendorong pengguna untuk aktif mencari informasi dan memahami pola-pola penipuan yang sedang marak agar lebih siap menghadapi potensi penipuan serupa.
Sebagai tambahan perlindungan, Shopee menyediakan fitur Cek Fakta yang tersedia di dalam aplikasi. Fitur ini dapat diakses melalui menu Saya > Chat dengan Shopee > Cek Fakta, memungkinkan pengguna memverifikasi informasi mencurigakan secara cepat dan akurat.
Sejumlah pengguna mengaku telah menjadi korban dari modus ini. Mereka berharap Shopee dapat meningkatkan keamanan dan melakukan kampanye edukasi lebih luas agar kasus serupa tidak kembali terjadi.
Hingga saat ini, belum ada laporan resmi mengenai jumlah korban atau kerugian material yang ditimbulkan. Namun, pihak Shopee menegaskan bahwa mereka sedang menelusuri lebih jauh terkait laporan yang masuk.
Pihak kepolisian juga mengimbau masyarakat agar segera melaporkan bila menemukan indikasi penipuan serupa. Pengawasan terhadap penipuan digital kini menjadi prioritas aparat, mengingat meningkatnya kejahatan siber selama setahun terakhir.
Kecepatan laporan pengguna dinilai sangat penting dalam upaya penelusuran jaringan pelaku. Dengan bukti komunikasi dan kronologi kejadian, aparat dapat mengidentifikasi modus serta pelaku secara lebih cepat.
Shopee mengklaim telah meningkatkan sistem keamanan dan menyarankan pengguna mengaktifkan verifikasi dua langkah untuk menjaga akun tetap aman dari akses pihak ketiga yang tidak sah.
Modus ini dinilai sangat berbahaya karena menyasar pengguna yang telah melakukan transaksi sah. Barang yang diserahkan korban adalah produk yang memang dibeli secara resmi, namun kemudian dirampas dengan dalih ‘penukaran’.
Shopee berjanji akan terus bekerja sama dengan pihak berwajib dan berkomitmen menjaga keamanan pengguna dengan memperketat sistem verifikasi dan edukasi digital yang berkelanjutan.
Dalam beberapa unggahan media sosial, pengguna membagikan pengalaman mereka menjadi korban dan berharap agar lebih banyak orang mengetahui modus ini. Mereka menyayangkan kurangnya edukasi umum tentang penipuan jenis ini.
Sebagai upaya pencegahan jangka panjang, pakar keamanan siber menyarankan masyarakat agar lebih selektif dalam membagikan informasi pribadi, termasuk alamat rumah dan nomor kontak, terutama di platform jual beli.
Modus seperti ini diprediksi akan terus berkembang dan beradaptasi dengan sistem yang ada. Oleh karena itu, edukasi dan kewaspadaan menjadi kunci utama menghadapi kejahatan siber yang makin canggih.
Shopee menyatakan akan terus memantau tren penipuan dan memperbarui fitur keamanan mereka agar mampu mendeteksi serta mencegah praktik serupa di masa depan. Sosialisasi pun akan terus digencarkan di berbagai kanal.
Penting bagi pengguna untuk memahami bahwa setiap komunikasi dan proses transaksi yang sah hanya dilakukan dalam aplikasi resmi Shopee. Tindakan keluar dari aplikasi untuk berkomunikasi dengan pihak ketiga dapat membuka celah keamanan.
Dengan meningkatnya kasus penipuan berbasis teknologi, pemerintah diharapkan dapat memperkuat regulasi dan pengawasan terhadap platform digital guna melindungi konsumen dari risiko kejahatan daring.
Sebagai bagian dari langkah perlindungan konsumen, edukasi melalui media, sekolah, dan komunitas menjadi penting untuk membangun budaya waspada digital di tengah masyarakat.
Shopee menutup pernyataannya dengan kembali menegaskan bahwa tidak pernah meminta pengguna mengembalikan paket melalui kurir tak dikenal dan menekankan pentingnya konfirmasi di aplikasi.
Shopee juga membuka kanal pengaduan resmi bagi pengguna yang merasa menjadi korban penipuan agar segera mendapatkan bantuan dan investigasi dari tim keamanan mereka.
Pengguna disarankan untuk selalu menjaga komunikasi dalam platform resmi dan tidak mudah panik ketika menghadapi situasi mendadak seperti salah kirim barang. Tetap tenang dan lakukan verifikasi adalah langkah pertama yang penting.
Langkah perlindungan juga bisa ditingkatkan dengan tidak membagikan informasi pribadi kepada pihak tak dikenal yang menghubungi di luar aplikasi. Data seperti alamat lengkap dan nomor kontak sangat sensitif bila jatuh ke tangan yang salah.
Penting juga bagi masyarakat untuk mengenali modus-modus baru penipuan yang sering berganti bentuk, sehingga tidak mudah terperdaya oleh pelaku yang semakin lihai.
Penggunaan fitur keamanan yang telah disediakan oleh Shopee, seperti verifikasi dan Cek Fakta, perlu dimaksimalkan agar informasi yang diterima bisa langsung dibuktikan kebenarannya.
kerja sama antara pengguna, platform e-commerce, dan aparat penegak hukum menjadi hal vital untuk memutus rantai kejahatan siber. Masyarakat perlu lebih aktif dalam melindungi diri dari upaya penipuan yang kini semakin beragam.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v