Bogor, EKOIN.CO – Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) berhasil mencetak sejarah baru di dunia pendidikan tinggi nasional dengan meluncurkan satelit nano pertama milik perguruan tinggi di Indonesia, RIDU-SAT 1. Peluncuran dilakukan pada Jumat, 21 Juni 2024, pukul 14.35 waktu Jepang, dari Tanegashima Space Center milik Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA).
RIDU-SAT 1 Resmi Mengorbit
Satelit nano ini berhasil masuk orbit setelah mengudara melalui roket H-IIA milik Mitsubishi Heavy Industries. RIDU-SAT 1 kemudian dibawa oleh pesawat luar angkasa kargo tak berawak HTV-X1 menuju Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Proses peluncuran satelit ini menunjukkan kesiapan teknologi dan kompetensi SDM Indonesia di bidang antariksa. RIDU-SAT 1 dirancang dan dibangun oleh para taruna dan dosen dari Fakultas Teknologi Pertahanan Unhan RI.
Menurut Rektor Unhan RI, Laksamana Madya TNI Prof. Dr. Amarulla Octavian, keberhasilan ini merupakan bukti Unhan RI mampu menjadi pionir pendidikan pertahanan berbasis teknologi canggih. “Ini tonggak penting. Kami ingin taruna kami tidak hanya paham strategi, tetapi juga teknologi,” tegasnya seperti dikutip dari unhan.ac.id.
Kolaborasi Internasional Dorong Prestasi
Program satelit ini terlaksana berkat kerja sama erat antara Unhan RI dan JAXA, serta dukungan penuh dari Kementerian Pertahanan Republik Indonesia. Satelit RIDU-SAT 1 dirancang sebagai bagian dari misi pendidikan dan observasi berbasis teknologi nano.
Pengerjaan satelit melibatkan taruna dari berbagai program studi seperti Teknik Elektro, Teknik Informatika, hingga Aeronautika. Mereka aktif dalam proses desain, pengujian, hingga integrasi sistem satelit.
Misi peluncuran ini sekaligus membuktikan keberhasilan transformasi Unhan RI sebagai universitas berkelas dunia. Hal ini juga selaras dengan visi Indonesia Emas 2045 dalam pembangunan teknologi nasional.
Fase Orbit dan Pemanfaatan Satelit
Setelah berada di ISS, satelit RIDU-SAT 1 dijadwalkan akan dilepas ke orbit pada Juli 2024. Satelit ini akan mengorbit selama 6 hingga 12 bulan, tergantung kondisi atmosfer dan orbit.
RIDU-SAT 1 akan mengumpulkan data terkait kondisi atmosfer, suhu, serta pemantauan magnetosfer. Data tersebut akan digunakan sebagai bahan penelitian para taruna dan peneliti di bidang pertahanan dan teknologi ruang angkasa.
Pengumpulan data ini dilakukan dengan sistem pengendali di bumi yang terintegrasi dengan laboratorium teknologi luar angkasa milik Unhan RI.
Unhan RI Torehkan Rekor Baru
Unhan RI menjadi perguruan tinggi pertama di Indonesia yang mengoperasikan satelit nano secara mandiri. Hal ini menjadikan Unhan sebagai pionir dalam pengembangan teknologi pertahanan berbasis satelit.
Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan RI, Mayjen TNI Dadang Hendrayudha, menyampaikan apresiasi tinggi atas pencapaian ini. Ia menyebut Unhan RI telah membuka jalan baru bagi universitas lain dalam menciptakan inovasi strategis.
Peluncuran RIDU-SAT 1 juga mencerminkan sinergi nyata antara akademisi, pemerintah, dan industri strategis pertahanan.
Pendidikan Militer Bertemu Teknologi Antariksa
Pengembangan RIDU-SAT 1 menjadi bukti bahwa pendidikan militer tidak lagi terbatas pada pelatihan tempur semata. Kini, pendidikan pertahanan nasional merambah teknologi satelit dan sains luar angkasa.
Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya penguasaan teknologi tinggi di sektor pertahanan.
“Keamanan negara di masa depan ditentukan oleh teknologi, termasuk teknologi luar angkasa,” ujar Prabowo dalam berbagai kesempatan.
Mendukung Agenda Strategis Nasional
Proyek ini juga mendukung program nasional dalam penguasaan teknologi antariksa sebagai bagian dari kemandirian bangsa. RIDU-SAT 1 menjadi simbol kesiapan Indonesia dalam mengikuti era eksplorasi ruang angkasa.
Keterlibatan mahasiswa dalam proyek ini juga menjadi praktik nyata Merdeka Belajar di ranah teknologi militer dan antariksa. Taruna belajar langsung dari proyek nyata yang berdampak strategis.
Unhan RI Cetak Sejarah di Asia Tenggara
Selain menjadi pelopor di Indonesia, Unhan RI juga masuk dalam jajaran universitas di Asia Tenggara yang berhasil mengembangkan dan meluncurkan satelit nano. Hal ini membawa reputasi tinggi bagi Indonesia di mata dunia internasional.
Realisasi satelit ini menempatkan Indonesia dalam posisi sejajar dengan negara-negara maju yang telah memanfaatkan satelit untuk kebutuhan riset dan pertahanan.
Ke depan, Unhan RI berencana mengembangkan RIDU-SAT 2 yang akan memiliki fungsi komunikasi dan observasi bencana.
Keberhasilan peluncuran RIDU-SAT 1 harus dijadikan momentum oleh kampus lain untuk memperkuat riset dan pengembangan teknologi strategis. Perguruan tinggi dapat memperluas kemitraan internasional untuk mendukung program pendidikan berbasis teknologi tinggi.
Pemerintah diharapkan terus mendukung pengembangan teknologi luar angkasa nasional, baik melalui pendanaan, regulasi yang mendukung, maupun pemberdayaan SDM unggul di bidang sains dan teknologi.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) juga dapat menjadikan RIDU-SAT 1 sebagai proyek percontohan pendidikan berbasis riset inovatif.
Partisipasi aktif taruna dalam proyek satelit ini menjadi bukti bahwa pendidikan militer mampu bertransformasi mengikuti perkembangan zaman. Hal ini perlu diperluas ke semua matra dan institusi pendidikan serupa.
Penting bagi masyarakat umum untuk mulai mengenal dan memahami fungsi serta pentingnya teknologi satelit dalam kehidupan sehari-hari dan pertahanan nasional.
Kesimpulan:
Peluncuran RIDU-SAT 1 menandai lompatan besar bagi Unhan RI dalam teknologi luar angkasa. Pencapaian ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak lagi hanya menjadi konsumen teknologi, melainkan mampu mengembangkan dan mengoperasikan sistem luar angkasa sendiri.
Dengan keterlibatan penuh taruna dan dosen, proyek ini juga menjadi simbol dari keberhasilan pendidikan berbasis riset. Satelit RIDU-SAT 1 bukan sekadar proyek teknis, tetapi manifestasi dari visi strategis bangsa.
Pemerintah harus terus memperkuat kolaborasi antara institusi pendidikan, badan antariksa, dan industri strategis untuk menciptakan ekosistem inovasi yang berkelanjutan.
Ke depan, tantangan pengembangan satelit lebih kompleks, termasuk keamanan data, kemampuan komunikasi, dan integrasi dengan sistem pertahanan nasional. Namun, proyek ini membuktikan kesiapan Indonesia menjawab tantangan tersebut.
RIDU-SAT 1 membawa semangat optimisme dan kepercayaan bahwa Indonesia mampu menjadi pemain utama dalam teknologi strategis global.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v