Washington, EKOIN.CO – Dokter Kepresidenan Amerika Serikat, Sean Barbabella, mengungkapkan secara terbuka kondisi kesehatan terkini mantan Presiden Donald Trump. Pernyataan resmi tersebut dibacakan oleh Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, kepada para jurnalis pada Kamis, 17 Juli 2025, di Gedung Putih waktu setempat atau Jumat waktu Indonesia.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Surat dokter itu mengonfirmasi bahwa Donald Trump mengalami insufisiensi vena kronis (chronic venous insufficiency/CVI), sebuah kondisi umum yang menyerang pembuluh darah vena, khususnya pada individu berusia lanjut. Gangguan ini muncul akibat lemahnya katup vena yang menyebabkan aliran darah ke jantung terganggu.
CVI memiliki berbagai gejala khas seperti pembengkakan di kaki, nyeri, perubahan warna kulit, varises, hingga luka terbuka. Namun, Gedung Putih menyatakan kondisi yang dialami Trump bukan sesuatu yang mengkhawatirkan. Leavitt menyampaikan bahwa hasil pemeriksaan menyimpulkan kondisi ini bersifat jinak.
Sebelumnya, publik berspekulasi mengenai kondisi kesehatan Trump usai rekaman wawancara yang memperlihatkan lengannya tampak bengkak viral di media sosial. Spekulasi makin berkembang karena perubahan warna kulit di tangan kanan Trump dinilai tidak wajar oleh banyak netizen.
Klarifikasi Gedung Putih atas Spekulasi Publik
Karoline Leavitt menjelaskan bahwa memar dan perubahan warna kulit di tangan kanan Trump disebabkan oleh iritasi jaringan. Hal tersebut dikarenakan Trump sering berjabat tangan dan juga mengonsumsi aspirin sebagai bagian dari terapi pencegahan kardiovaskularnya.
“Aspirin dikonsumsi untuk mengurangi risiko serangan jantung dan stroke, dan itu adalah bagian dari perawatan kardiovaskular standar,” ujar Leavitt di hadapan para wartawan. Ia menekankan bahwa tidak ada bahaya yang ditimbulkan dari konsumsi aspirin tersebut bagi Trump.
Gedung Putih juga menegaskan bahwa perubahan warna kulit yang tampak tidak lain merupakan efek ringan dari kebiasaan berjabat tangan dalam berbagai pertemuan publik yang dijalani Trump.
Leavitt mengungkapkan bahwa Trump sempat merasakan pembengkakan ringan di bagian bawah kakinya beberapa minggu terakhir. Atas dasar itulah, tim medis kepresidenan memutuskan untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh.
Pemeriksaan Medis Rutin dan Diagnosis Lengkap
Dalam proses tersebut, Trump menjalani serangkaian pemeriksaan termasuk ultrasonografi vaskular dan evaluasi ekstremitas bawah. Pemeriksaan itu bertujuan memastikan kondisi sistem peredaran darahnya tetap terpantau.
“Hasil ultrasonografi menunjukkan adanya insufisiensi vena kronis. Ini merupakan kondisi yang jinak dan umum, terutama pada orang yang berusia lebih dari 70 tahun,” jelas Leavitt.
Trump saat ini berusia 79 tahun, dan dengan usia tersebut, risiko terhadap gangguan vena memang cenderung meningkat. Namun, Leavitt memastikan kondisi tersebut tidak akan mengganggu aktivitas politik atau keseharian Trump.
Leavitt juga menambahkan bahwa terapi dan pemantauan terus dilakukan sebagai bagian dari protokol kesehatan rutin bagi mantan presiden. Penanganan dilakukan dengan langkah konservatif dan non-invasif.
Gedung Putih tidak menyebutkan apakah Trump memerlukan pengobatan tambahan selain pemantauan rutin dan konsumsi aspirin yang selama ini sudah dijalankan.
Tidak dijelaskan pula apakah Trump akan membatasi kegiatannya dalam waktu dekat. Namun, Gedung Putih menyatakan Trump tetap aktif menjalankan berbagai aktivitas, termasuk menghadiri acara dan pertemuan politik.
Kesehatan fisik pemimpin Amerika Serikat, terlebih menjelang tahun pemilu, menjadi sorotan penting bagi publik dan media. Karenanya, transparansi yang disampaikan Gedung Putih kali ini dinilai sebagai bentuk klarifikasi resmi atas spekulasi yang beredar.
Sejauh ini, tidak ada keterangan lanjutan mengenai tindak lanjut pengobatan atau kunjungan medis tambahan. Leavitt menyebut seluruh langkah medis sudah sesuai dengan standar dan tidak memerlukan tindakan ekstra.
Trump sendiri belum memberikan komentar langsung kepada media terkait pengumuman ini. Namun, ia tetap tampil dalam beberapa agenda kampanye terbuka baru-baru ini.
Pengumuman dari dokter kepresidenan ini sekaligus menjadi jawaban atas pertanyaan publik seputar penampilan fisik Trump yang berubah belakangan ini. Pemeriksaan dilakukan semata-mata sebagai tindakan antisipatif dan bukan karena keluhan serius.
CVI sendiri merupakan salah satu kondisi vaskular yang paling sering terjadi pada lansia. Penanganannya meliputi peningkatan aktivitas fisik, kompresi elastis, serta pemantauan berkala terhadap gejala yang timbul.
Kesimpulan dari pemeriksaan menunjukkan tidak ada alasan medis yang mengharuskan Trump berhenti dari kegiatan publiknya. Ia tetap dalam pengawasan tim medis secara berkala seperti biasa.
Klarifikasi Gedung Putih ini diharapkan dapat meredam kekhawatiran dan spekulasi publik mengenai kondisi fisik Trump, terutama jelang pemilihan presiden yang akan datang.
Meskipun demikian, publik tetap akan memperhatikan kondisi kesehatannya karena perannya yang sentral dalam dinamika politik nasional Amerika Serikat.
Sebagai langkah antisipatif, pemantauan terhadap penyakit vaskular pada usia lanjut seperti CVI memang penting. Hal ini berguna untuk mencegah komplikasi serius yang mungkin terjadi.
Kesehatan pemimpin negara seperti Trump akan terus menjadi perhatian publik, baik dari aspek medis maupun politik. Pemaparan terbuka dari Gedung Putih bisa menjadi contoh keterbukaan informasi yang baik.
Kehadiran tim dokter yang profesional dan sistem perawatan yang komprehensif menjadi kunci utama dalam menjaga kondisi kesehatan pejabat tinggi negara.
Dengan pengawasan dan pemeriksaan rutin, kondisi Trump dinyatakan stabil dan dalam kontrol penuh. Evaluasi lanjutan akan dilakukan jika ditemukan gejala tambahan.
Penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa kondisi seperti CVI adalah bagian dari proses penuaan yang umum, dan bukan hal yang otomatis mengganggu fungsi kepemimpinan.
berdasarkan pernyataan resmi Gedung Putih, Donald Trump mengalami insufisiensi vena kronis yang merupakan kondisi umum pada usia lanjut. Pemeriksaan lengkap sudah dilakukan dan hasilnya menunjukkan tidak ada risiko kesehatan yang membahayakan. Kondisi ini tidak akan menghambat aktivitasnya dalam waktu dekat. Pemeriksaan yang dilakukan bersifat rutin dan menjadi bagian dari pemantauan berkala. Sejauh ini, kondisi Trump tetap dalam pengawasan tanpa perlu tindakan medis tambahan.
Sebagai penting bagi setiap individu, terutama usia lanjut, untuk melakukan pemeriksaan medis secara rutin. Deteksi dini terhadap kondisi vaskular seperti CVI sangat membantu dalam mencegah komplikasi. Konsumsi obat seperti aspirin harus tetap di bawah pengawasan dokter agar manfaatnya maksimal. Pemerintah sebaiknya terus menerapkan transparansi informasi kesehatan pemimpinnya. Dengan begitu, kepercayaan publik terhadap institusi negara dapat terjaga dengan baik. (*)