Jakarta, EKOIN.CO – Sebuah survei terbaru dari LendingTree mengungkapkan bahwa 67% pasangan pengantin baru di Amerika Serikat terpaksa berutang untuk membiayai pesta pernikahan mereka. Survei yang dilakukan pada Maret 2025 terhadap lebih dari 1.000 responden ini menyoroti tren finansial yang juga mulai terlihat di Indonesia, meski dengan pola yang berbeda.
Menurut Matt Schulz, analis keuangan LendingTree, “Utang bisa menjadi investasi jika memberikan nilai tambah, meski bukan dalam bentuk uang.” Pernyataan ini dikutip dari CNBC Make It sebagai respons atas fenomena pengantin yang memprioritaskan pesta mewah meski harus meminjam. Di AS, wedding loan menjadi produk populer, sementara di Indonesia pasangan lebih sering mengandalkan Kredit Tanpa Agunan (KTA) atau kartu kredit.
Pinjaman online (pinjol) juga marak digunakan, meski Lauren Nowacki dari Bankrate memperingatkan: “Cash is king. Jangan meminjam kalau belum benar-benar terdesak.” Beberapa opsi yang lebih aman termasuk:
1.Kartu kredit promo bunga 0% Bisa dimanfaatkan untuk cicilan vendor pernikahan, asalkan lunas sebelum masa promo berakhir.
2.KTA bank Bunga lebih rendah daripada kartu kredit, dengan tenor fleksibel.
Schulz menekankan, “Pernikahan hanya satu hari, tetapi kehidupan pernikahan berlanjut setelahnya.” Tanpa perencanaan matang, utang bisa mengganggu tujuan jangka panjang seperti membeli rumah atau mempersiapkan dana pendidikan anak.