BOGOR, EKOIN.CO- Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul melakukan kunjungan ke Sentra Terpadu Inten Soeweno (STIS) di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Minggu, 13 Juli 2025.
Kunjungan tersebut bertujuan untuk mengecek langsung kesiapan Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 10 STIS Cibinong jelang pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Gus Ipul didampingi oleh Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono dalam inspeksi fasilitas yang akan digunakan dalam kegiatan MPLS mulai Senin, 14 Juli 2025.
Sebelum meninjau fasilitas, Gus Ipul dan Agus Jabo berdialog bersama Kepala Sekolah serta jajaran guru yang akan mendampingi para siswa baru.
Dalam dialog tersebut, Gus Ipul memberikan arahan agar semua tenaga pendidik merangkul siswa yang berasal dari latar belakang sosial yang beragam.
MPLS Dimulai Tiga Bulan untuk Matrikulasi
Gus Ipul menyampaikan bahwa siswa yang diterima tidak melalui tes akademik, sehingga membutuhkan waktu untuk beradaptasi dan memahami pelajaran.
“Karena tidak memakai tes akademik, maka akan memerlukan waktu untuk konsolidasi agar mereka bisa memahami pelajaran,” ujar Gus Ipul.
Ia menyarankan bahwa proses orientasi dan matrikulasi selama MPLS dapat berlangsung hingga tiga bulan.
Langkah ini dianggap penting demi menyamakan pemahaman antar siswa sebelum proses belajar mengajar reguler dimulai.
Tujuannya adalah memastikan seluruh siswa dapat belajar di titik awal yang relatif setara.
100 Siswa Baru Siap Masuk SRMP 10
Untuk tahun ajaran baru 2025, sebanyak 100 siswa akan mulai menuntut ilmu di SRMP 10 STIS Cibinong.
Seluruh siswa tersebut akan mengikuti pendidikan tingkat Sekolah Menengah Pertama dalam sistem empat rombongan belajar (rombel).
Fasilitas sekolah seperti ruang kelas, asrama, dan sarana penunjang lain telah disiapkan secara bertahap.
Tim pengajar dan pendamping juga telah dibekali dengan pendekatan khusus untuk menjawab kebutuhan siswa dari beragam kondisi sosial.
Gus Ipul menekankan pentingnya kesetaraan dan perlindungan dalam proses pendidikan di lingkungan sekolah.
Tiga Ancaman yang Harus Dihindari
Dalam kunjungannya, Gus Ipul menyampaikan peringatan tegas kepada seluruh pihak yang terlibat di sekolah.
Ia menyebutkan tiga hal utama yang harus dicegah agar sekolah menjadi tempat yang aman dan nyaman.
“Ada tiga hal yang harus dihindari atau dimitigasi. Yang pertama bullying atau perundungan. Kedua, jangan sampai ada pelecehan seksual. Yang ketiga, tidak boleh ada intoleransi,” tegasnya.
Gus Ipul meminta para guru dan wali asuh untuk siaga dan proaktif mengawasi serta mendampingi siswa selama proses belajar.
Ia menekankan bahwa keselamatan dan kenyamanan siswa adalah prioritas utama.
Kepala Sekolah Optimistis Hadapi Tantangan
Kepala SRMP 10 STIS Cibinong, Fitri Puspitasari, menyadari tantangan besar dalam mengelola 100 siswa dengan latar belakang berbeda.
Namun demikian, ia yakin bahwa kerja sama antar elemen sekolah dan lembaga sosial dapat menjadi kunci keberhasilan.
“Saya yakin dengan kolaborasi bersama. Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan,” tegas Fitri dalam sesi diskusi bersama Mensos.
Ia juga mengapresiasi dukungan dari Kementerian Sosial yang hadir langsung meninjau dan memberi arahan.
Langkah ini menurutnya menjadi suntikan semangat bagi para pendidik untuk menjalankan tugas mereka secara maksimal
Menyiapkan Generasi Tangguh dari Berbagai Daerah
Program Sekolah Rakyat ini menyasar anak-anak dari berbagai wilayah Indonesia dengan akses pendidikan yang terbatas.
Mereka dikumpulkan untuk belajar di satuan pendidikan formal yang berbasis pada pendekatan sosial dan kemanusiaan.
Dalam perjalanannya, SRMP 10 menjadi salah satu ujung tombak dalam mencetak generasi penerus yang memiliki empati sosial tinggi.
Kementerian Sosial juga turut mendampingi siswa dari sisi kebutuhan non-akademik seperti pemenuhan nutrisi dan layanan kesehatan dasar.
Kegiatan orientasi pun tidak hanya berisi perkenalan sekolah, tetapi juga penguatan karakter dan nilai-nilai kebangsaan.
MPLS Diharapkan Jadi Ruang Adaptasi yang Aman
MPLS yang dirancang selama tiga bulan ini diharapkan bisa menjadi ruang aman bagi siswa dalam mengenal lingkungan barunya.
Gus Ipul menyatakan bahwa pendekatan ini bukan hanya administratif, tetapi juga menyentuh aspek psikologis siswa.
Dengan durasi yang cukup, siswa diharapkan mampu memahami budaya belajar baru dan beradaptasi secara sosial.
Pendampingan intensif akan dilakukan oleh guru dan wali asuh, terutama pada minggu-minggu awal masa sekolah.
Seluruh proses ini diharapkan mempermudah transisi siswa dari lingkungan sebelumnya ke dunia pendidikan formal.
Pemerintah Dorong Kolaborasi Lintas Lembaga
Kementerian Sosial tidak bekerja sendiri dalam menjalankan Sekolah Rakyat, melainkan melibatkan banyak pemangku kepentingan.
Kerja sama dengan organisasi sosial, dunia usaha, dan instansi pendidikan terus diperkuat untuk mendukung operasional sekolah.
Wakil Menteri Sosial Agus Jabo menambahkan bahwa pendekatan kolaboratif adalah kekuatan utama dari program ini.
Ia mengatakan bahwa semua pihak perlu menjaga komitmen agar anak-anak yang disekolahkan mendapat hak yang sama dengan siswa lain.
“Ini adalah program sosial sekaligus pendidikan. Harus kita rawat bersama,” ujar Agus Jabo.(*)
Berlangganan gratis WANEWS EKOIN lewat saluran WhatsUp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v