Nicosia, EKOIN.CO – Pemerintah Siprus menolak investasi Israel dalam pengembangan lapangan gas Aphrodite, memicu ketegangan sekaligus pertanyaan strategis mengenai kerjasama energi kedua negara. Penolakan ini disampaikan secara resmi pada 27 Agustus 2023, tetapi dampaknya terasa hingga bulan Juni 2025, saat laporan terbaru kembali menyoroti frozen investment Israel di sektor properti dan energi di Siprus.
Sumber Penolakan dan Landasan Resmi
Siprus menolak rencana kemitraan Chevron–Shell–NewMed Energy (yang dikendalikan Yitzhak Tshuva) untuk membangun pipeline bawah laut dari ladang gas Aphrodite ke Mesir Pemerintah menilai rencana tersebut akan memperumit aspek teknis dan komersial tanpa memberikan manfaat seperti yang diklaim pihak pengembang .
Implikasi pada Hubungan Energi Dua Negara
Penolakan ini menimbulkan bayangan gelap dalam hubungan Nicosia–Jerusalem terkait energi. Padahal, ladang Aphrodite dan Yishai dimiliki bersama—sekitar 10% dari total cadangan berada di wilayah lepas pantai Israel Gejolak ini menambah ketidakpastian setelah pertemuan pejabat kedua negara pada Juni 2023
Dampak Terhadap Sektor Properti dan Investasi Israel
Pada 18 Juni 2025, laporan DOM LiVE menerangkan bahwa meski investasi Israel di properti Siprus masih tinggi, proses pengambilan keputusan kini membeku karena konflik regional terbaru Di kota Larnaca, harga apartemen naik antara 10–17%, sementara di Paphos harga perumahan juga meroket Namun karena konflik yang berlarut, para investor Israel menahan diri hingga situasi stabil kembali
Kekhawatiran atas Kerangka Hukum dan Arbitase Internasional
Pada Oktober 2016, sebuah konsorsium investor Israel menuntut Siprus melalui jalur arbitase internasional atas penolakan hak eksplorasi blok gas, memicu protes yang menyebut pemerintah Siprus bertindak tidak adil Potensi sengketa ini menunjukkan risiko hukum yang membayangi kerjasama kedua negara.
Respons Pemerintah Siprus dan Rencana Masa Depan
Siprus secara resmi menyatakan tidak ada tawaran baru dari Israel terkait impor gas, tetapi menegaskan pembangunan terminal impor di Vasiliko sebagai opsi paling realistis saat ini Menteri Energi Siprus menegaskan pentingnya cepat menuntaskan proyek itu untuk menekan harga listrik .
Negosiasi Bilateral dan Energi Regional
Sejak 2024, terjadi negosiasi tingkat menteri antara Siprus dan Israel untuk menyelesaikan perselisihan Aphrodite–Yishai, namun belum ada kesepakatan definitif Kerisauan mengenai transparansi, pembiayaan dan tenggat waktu terus menghambat prospek, termasuk perkiraan biaya pengembangan hingga €4 miliar .
Analisis Sumber Media dan Pandangan Publik
Media lokal seperti DOM LiVE mencatat, walau minat Israel tinggi, pasokan terbatas dan situasi politik internal mempengaruhi keputusan pribadi investor Sementara itu, publik Israel menghadapi tekanan pajak karena fasilitas tax haven di Siprus .
Situs Globes melaporkan bahwa NewMed Energy, bagian dari konsorsium, tidak menyertakan milestone komersial jelas dalam laporan mereka ke bursa Tel Aviv, yang membingungkan pihak Siprus dan meningkatkan tensi
Dampak Strategis dan Regional
Penolakan ini sekaligus menyoroti ketegangan geopolitik. Siprus memilih jalur kemandirian infrastruktur energi melalui terminal Vasiliko, daripada bergantung pada import gas dari Israel Sementara itu, Israel memfokuskan energi pada ekspor ke Mesir dan Yordania sebelumnya .
Situasi ini memperlihatkan bahwa kerjasama energi bilateral memerlukan komitmen politis dan structural yang jelas. Siprus dan Israel perlu menyepakati mekanisme pembagian cadangan, transparansi laporan, dan tenggat waktu yang realistis. Di samping itu, kerja sama atas infrastruktur dan arbitrase yang profesional dapat meredam gesekan administratif dan politik.
Investor Israel sebaiknya mempertimbangkan kondisi geopolitik dan regulasi setempat sebelum menanamkan modal. Diversifikasi investasi di sektor lain seperti pariwisata, teknologi, dan kesehatan bisa menjadi alternatif saat sektor gas masih kabur.
Rekomendasi lain, pemerintah Siprus dan Israel perlu membentuk forum ketahanan energi yang melibatkan pemangku kepentingan kedua negara untuk merumuskan roadmap kerjasama. Langkah ini akan memperkuat kepercayaan pasar dan publik.
Terakhir, penyelesaian sengketa melalui arbitrase internasional, sesuai ketentuan investasi, sangat penting untuk menjamin hak dan kepastian hukum para pihak. Hanya dengan cara ini, prospek kolaborasi gas dan properti bisa berjalan lancar dan saling menguntungkan. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v