Doha, EKOIN.CO – Iran melakukan serangan rudal ke Pangkalan Udara Al Udeid, Qatar, pada Senin, 23 Juni 2025, sekitar pukul 19.39 waktu setempat. Serangan ini diklaim sebagai balasan terhadap serangan udara Amerika Serikat yang menargetkan fasilitas nuklir Iran pada Minggu (22/6/2025) malam .
Militer Qatar melaporkan telah mencegat hampir seluruh rudal yang diluncurkan oleh Iran—19 peluru kendali dijatuhkan, dan 18 di antaranya berhasil dieliminasi di udara. Satu rudal berhasil masuk dan jatuh di kawasan dalam pangkalan, namun tidak menimbulkan korban maupun kerusakan berarti
Menurut Mayor Jenderal Shayeq bin Misfir Al Hajri, Wakil Kepala Staf Operasi Gabungan Angkatan Bersenjata Qatar, “Semua rudal yang diluncurkan ke arah kami berhasil ditembak jatuh, kecuali satu yang jatuh di Pangkalan Udara Al Udeid … Tidak ada kerugian di sana”
Pihak militer Iran menyatakan serangan tersebut setimpal dengan jumlah rudal yang diterima fasilitas nuklirnya dalam operasi militer AS-Israel, dan dilancarkan pada saat yang sama dengan serangan tersebut sebagai bentuk pesan simbolis, bukan tindakan eskalasi penuh
Presiden AS Donald Trump menanggapi dengan menyebut serangan Iran sebagai “respons yang sangat lemah”, namun menyampaikan apresiasi karena Iran memberi peringatan dini, sehingga tidak ada korban jiwa. Ia juga menyerukan agar situasi ini menjadi momentum menuju perdamaian
Dewan Keamanan Nasional Iran menyatakan serangan dilakukan sebagai reaksi atas “tindakan agresif dan kurang ajar AS” terhadap situs nuklirnya, dan menegaskan tidak menargetkan Qatar. Pernyataan ini dikutip oleh AFP
Sementara itu, pemerintah Qatar mengecam tindakan Iran sebagai pelanggaran kedaulatan dan menegaskan haknya untuk merespons secara proporsional
Sejumlah negara Teluk, termasuk Bahrain, Uni Emirat Arab, Kuwait, Mesir, Yordania, dan Arab Saudi mengecam keras serangan tersebut. Qatar bersama Arab League dan PBB mengutuk serangan Iran dan menyerukan de-eskalasi segera .
Sebelumnya, Amerika Serikat dan Israel melancarkan pengeboman berat terhadap tiga fasilitas nuklir Iran—di Fordo, Natans, dan Isfahan—menggunakan bom bunker‑buster dan rudal Tomahawk
Iran menamakan operasi balasan ini sebagai “Operation Glad Tidings of Victory” atau dalam Bahasa Farsi: “Operation Herald of Victory”
Di salah satu pernyataannya, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menegaskan, “Kami tidak melukai siapa pun, dan tidak akan menerima agresi apa pun; ini adalah logika bangsa Iran,” sesuai unggahan di platform X
Pemerintah Qatar menutup jalur udara sejak dini hari Senin dan mengalihkan sejumlah penerbangan internasional sebagai upaya antisipasi keamanan .
Serangan ini memicu suara ledakan keras di wilayah ibu kota Doha, hingga terdengar dari beberapa tempat jauh dari pangkalan
Militer AS di Al Udeid, yang juga menjadi markas Command Pusat (CENTCOM) dan markas utama operasi udara di Timur Tengah, sudah melakukan evakuasi dan menempatkan pasukan dalam status siaga atas informasi serangan tersebut
Pejabat Pentagon menyatakan sistem pertahanan AS bekerja sama dengan Qatar berhasil mengantisipasi rudal balistik jarak pendek dan menengah yang diluncurkan dari Iran, dan hingga saat ini tidak ditemukan luka maupun korban
Saat ini, otoritas keamanan Qatar dan AS terus menyelidiki jalur peluncuran rudal, jenis sistem pertahanan udara, serta efektivitas operasi antidilasi .
Sementara itu, Amerika menyatakan tidak berencana menanggapi secara militer atas serangan rudal Iran, tetapi memperingatkan jika ada agresi lanjutan akan diberi tindakan tegas .
Analisis strategi menyebut serangan ini memiliki tujuan simbolis, untuk menunjukkan kemampuan rudal Iran dan memperingatkan Barat, sembari menghindari eskalasi langsung karena diperingatkan lebih awal .
Penutupan udara oleh Qatar dan beberapa negara Teluk, seperti Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Kuwait menyebabkan gangguan lalu-lintas penerbangan internasional dan berdampak terhadap penerbangan sipil selama beberapa jam .
Sementara itu, kedutaan besar India di Doha menerbitkan imbauan kepada warga negaranya untuk tetap waspada dan menghindari lokasi pangkalan militer selama masa krisis .
PBB dan Uni Eropa menyerukan agar seluruh pihak segera menahan diri dan kembali ke jalur diplomasi, menghindari tindakan yang memicu ketegangan lebih lanjut .
ISIS dan kelompok ekstremis lainnya disebut berpotensi memanfaatkan kekacauan regional ini untuk melakukan aksi, sehingga kewaspadaan pasukan anti-teror di kawasan ditingkatkan .
Harga minyak dunia sempat naik tajam setelah berita serangan terlontar, kemudian mereda setelah pemerintah AS dan negara kawasan menunjukkan kontrol ketat atas situasi .
Diplomat Barat optimistis insiden ini bisa menjadi titik balik menuju dialog lebih terbuka, asalkan kedua belah pihak menahan diri dan dibarengi peran aktif mediator internasional .
Serangan ini memperlihatkan eskalasi simetris antara kekuatan Iran dan AS, meski skala dampaknya masih terbatas.
Pertahanan udara Qatar menjadi sorotan utama dalam menghalau ancaman tanpa mengorbankan nyawa sipil.
Diplomasi multilateral menjadi kunci meredam ketegangan di kawasan Teluk.
Kehati-hatian bersama sangat dibutuhkan untuk mencegah konflik terbuka.
Peran mediator internasional harus diperkuat demi tercapainya gencatan senjata yang langgeng. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v