Tel Aviv EKOIN.CO – Serangan rudal balistik kembali mengguncang wilayah pendudukan Israel pada Selasa malam, 29 Juli 2025. Angkatan Bersenjata Yaman meluncurkan rudal hipersonik yang menyasar langsung ke Bandara Ben Gurion, jantung transportasi Israel. Serangan ini membuat warga Palestina bersorak di bawah dentuman roket yang beterbangan di langit.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Tentara Israel mengonfirmasi deteksi rudal balistik dari arah Yaman yang mengarah ke wilayah Palestina yang diduduki. Sirene peringatan serangan udara pun langsung meraung di beberapa kota besar seperti Tel Aviv, Yerusalem, serta daerah sekitar Ashdod. Warga sipil segera dievakuasi menuju tempat perlindungan.
Serangan rudal hipersonik hentikan penerbangan
Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat sejumlah rudal meluncur di udara menuju wilayah Israel. Warga Palestina di Jalur Gaza bersorak menyambut serangan tersebut. Teriakan anak-anak terdengar mendominasi suasana, menunjukkan bagaimana momen itu disaksikan langsung oleh masyarakat.
Serangan ini memicu penghentian semua aktivitas penerbangan di Bandara Ben Gurion. Maskapai dan otoritas bandara terpaksa menghentikan semua jadwal keberangkatan dan kedatangan sebagai langkah antisipasi atas kemungkinan serangan lanjutan.
Juru bicara militer Israel (IDF) menyatakan bahwa sistem pertahanan udara Israel, termasuk Arrow, serta sistem THAAD milik Amerika Serikat berhasil mencegat sebagian rudal tersebut. Namun demikian, IDF tidak memberikan informasi mengenai kerusakan atau korban akibat serangan itu.
Yaman akui serangan, gunakan rudal “Palestine 2”
Brigadir Jenderal Yahya Saree, juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, menyampaikan pernyataan resminya melalui siaran televisi. Ia mengonfirmasi bahwa Yaman bertanggung jawab atas serangan ini. Saree juga mengungkapkan bahwa dalam serangan tersebut, militer Yaman menggunakan rudal balistik hipersonik jenis terbaru bernama “Palestine 2”.
Menurut Saree, rudal tersebut berhasil mencapai sasaran yang ditetapkan dan menyebabkan gangguan besar di jantung Israel. “Serangan ini berhasil membuat jutaan pemukim Israel mengungsi ke tempat penampungan,” ujarnya.
Rudal hipersonik “Palestine 2” diyakini memiliki kecepatan yang jauh lebih tinggi dibanding rudal balistik konvensional, sehingga sulit dicegat oleh sistem pertahanan udara biasa. Keberhasilan peluncuran ini menunjukkan peningkatan kapabilitas militer Yaman di tengah konflik regional yang kian memanas.
Saree menegaskan bahwa serangan ini merupakan bentuk dukungan militer Yaman terhadap rakyat Palestina yang terus mengalami agresi. Ia juga memperingatkan bahwa serangan berikutnya bisa lebih dahsyat bila agresi Israel tidak dihentikan.
Militer Israel belum memberikan respons terhadap klaim keberhasilan rudal tersebut mengenai sasaran. Sementara itu, suasana siaga masih berlangsung di wilayah pendudukan. Pemerintah Israel mengimbau warganya untuk tetap berada di tempat perlindungan hingga situasi dipastikan aman.
Serangan ini merupakan bagian dari rangkaian eskalasi militer yang terus berlanjut antara kelompok Houthi Yaman dan Israel sejak beberapa bulan terakhir. Sebelumnya, serangan drone dan rudal juga pernah dilaporkan terjadi di wilayah Laut Merah dan sekitarnya.
Otoritas keamanan Israel hingga kini belum merilis data kerusakan ataupun korban akibat serangan rudal hipersonik dari Yaman. Namun, berbagai sumber lokal menyebut adanya kepanikan dan evakuasi massal di beberapa kota besar Israel.
Pihak Amerika Serikat melalui komando CENTCOM dilaporkan terus memantau situasi di wilayah tersebut. THAAD yang dikerahkan sebagai bagian dari perjanjian pertahanan bersama, menurut sumber militer, telah berfungsi secara maksimal dalam insiden ini.
Serangan ini juga menunjukkan meningkatnya risiko bagi penerbangan sipil dan militer di kawasan Timur Tengah. Otoritas penerbangan sipil Israel telah memperpanjang larangan terbang hingga situasi dinyatakan sepenuhnya aman.
Sejumlah analis keamanan memperkirakan bahwa serangan ini bisa memicu respons militer lanjutan dari pihak Israel. Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada tanda-tanda serangan balasan secara langsung terhadap Yaman.
Warga Palestina, khususnya di Gaza dan Tepi Barat, dikabarkan masih dalam kondisi siaga sambil menyambut serangan tersebut sebagai “balasan” atas eskalasi militer Israel di wilayah mereka. Kegembiraan tampak dalam video yang tersebar, meskipun ketegangan tetap terasa.
Situasi di Tel Aviv dan Yerusalem pasca-serangan dilaporkan mulai kondusif, meski aparat keamanan masih memperketat penjagaan di fasilitas vital. Bandara Ben Gurion tetap dalam status siaga tinggi, dan penerbangan belum dilanjutkan.
Sementara itu, media internasional terus memantau perkembangan situasi ini. Keberhasilan Yaman meluncurkan rudal hipersonik ke jantung Israel menjadi peringatan bagi negara-negara di kawasan terkait potensi konflik yang semakin meluas.
Masyarakat internasional menyerukan agar semua pihak menahan diri dan menghindari tindakan yang dapat memperkeruh konflik. Namun, belum ada pernyataan resmi dari Dewan Keamanan PBB mengenai serangan tersebut.
dari serangan ini menunjukkan bahwa dinamika konflik di Timur Tengah masih sangat kompleks dan tidak mudah diprediksi. Meningkatnya kemampuan militer pihak-pihak non-negara, seperti Houthi di Yaman, memberikan tantangan baru dalam menjaga stabilitas kawasan. Serangan ini juga memperlihatkan betapa rapuhnya keamanan udara di wilayah tersebut.
Perlu adanya diplomasi yang lebih serius di tingkat internasional untuk mencegah eskalasi lanjutan. Serangan balasan dari Israel berpotensi memperluas konflik, bahkan bisa mengganggu keamanan global, terutama terkait rute perdagangan dan penerbangan internasional di sekitar kawasan Laut Merah.
Bagi warga sipil, baik di Israel maupun Palestina, serangan ini menambah penderitaan dan ketakutan. Keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas utama, di tengah kepentingan politik dan militer dari masing-masing pihak.
Penting bagi negara-negara besar untuk menahan diri dalam memberi dukungan militer kepada pihak yang bertikai, agar konflik tidak semakin melebar dan berdampak luas. Keberhasilan rudal Yaman bisa menjadi preseden berbahaya jika tidak segera ditangani dengan bijak.
Langkah terbaik saat ini adalah mendorong proses damai dan penurunan ketegangan di seluruh wilayah Timur Tengah, demi keselamatan dan masa depan masyarakat di kawasan tersebut. (*)