MOSKOW EKOIN.CO – Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengumumkan bahwa produksi massal pertama sistem rudal hipersonik Oreshnik telah selesai dan siap digunakan oleh militer Rusia. Pernyataan tersebut disampaikan dalam pengarahan operasi militer Rusia di Ukraina pada Jumat, 1 Agustus 2025. Oreshnik sebelumnya telah diuji dalam serangan terhadap fasilitas militer Ukraina pada November 2024.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Putin mengungkapkan bahwa rudal Oreshnik memiliki kecepatan luar biasa, mencapai hingga Mach 10, dan dilengkapi hulu ledak ganda yang sulit dicegat oleh sistem pertahanan musuh. Ia menyatakan bahwa dalam bentuk konvensional, rudal ini memiliki daya rusak setara dengan senjata nuklir berdaya ledak rendah.
Menurut Putin, peluncuran massal sistem rudal ini dimungkinkan setelah serangkaian uji lapangan yang berhasil pada tahun lalu. Dengan rampungnya produksi perdana, rudal Oreshnik telah dikirim ke unit militer untuk siaga tempur. “Sistem ini memberi kita keunggulan signifikan dalam hal respons cepat dan kekuatan serangan,” kata Putin.
Produksi Massal Dimulai Setelah Uji Coba Sukses
Rudal hipersonik Oreshnik dikembangkan sebagai bagian dari upaya modernisasi militer Rusia yang terus berlanjut di tengah konflik bersenjata dengan Ukraina. Setelah uji coba pada akhir 2024, Putin menginstruksikan agar produksi rudal ini dipercepat guna memperkuat pertahanan dan ofensif Rusia.
Dikutip dari laporan RT, serangan pengujian terhadap pabrik militer Ukraina pada November lalu disebut berhasil sepenuhnya. Uji coba tersebut menandai debut operasional Oreshnik di medan tempur dan membuka jalan bagi penerapan skala besar sistem rudal ini oleh Angkatan Bersenjata Rusia.
Oreshnik diyakini memiliki potensi membawa hulu ledak nuklir, meskipun hingga kini versi yang digunakan adalah konvensional. Namun, kemampuan daya rusaknya telah disamakan oleh Putin dengan ledakan nuklir berkekuatan rendah, berkat kecepatan dan jumlah hulu ledak yang bisa diluncurkan sekaligus.
Putin menegaskan bahwa Oreshnik dirancang untuk mengatasi pertahanan udara modern dan beroperasi di berbagai kondisi pertempuran. “Kecepatan Mach 10 menjadikan sistem ini hampir mustahil untuk dicegat musuh,” ujarnya dalam pengarahan tersebut.
Reaksi NATO dan Dampak Strategis
Produksi dan penyebaran rudal Oreshnik telah memicu kekhawatiran di kalangan negara-negara NATO. Teknologi hipersonik dianggap sebagai salah satu lompatan besar dalam persenjataan global karena memberikan keuntungan taktis dan strategis yang signifikan dalam konflik bersenjata.
Sejumlah analis militer Barat, seperti dikutip dari Defense News, menyebut kemampuan rudal hipersonik Rusia ini sebagai ancaman langsung terhadap infrastruktur pertahanan NATO di kawasan Eropa Timur. Beberapa negara, termasuk Polandia dan Rumania, dilaporkan telah meningkatkan kesiapan militernya.
Selain itu, pengumuman Putin datang di tengah meningkatnya tensi geopolitik antara Rusia dan Barat. Penggunaan senjata hipersonik dalam konflik Ukraina telah memperlihatkan arah baru dalam taktik militer Rusia yang kini fokus pada serangan presisi jarak jauh.
Oreshnik sendiri masuk dalam kategori rudal taktis dan strategis. Sistem ini dapat digunakan baik dalam serangan mendadak maupun dalam operasi penindakan jangka panjang, menjadikannya elemen penting dalam strategi pertahanan nasional Rusia.
Saat ini, tidak ada informasi lebih lanjut mengenai jumlah rudal Oreshnik yang diproduksi atau lokasi spesifik penyebarannya. Namun, beberapa laporan menyebut bahwa sistem ini telah ditempatkan di beberapa wilayah barat Rusia untuk merespons ancaman dari NATO.
Sejumlah ahli memperkirakan bahwa keberhasilan pengembangan Oreshnik akan memicu perlombaan senjata hipersonik antara Rusia, Amerika Serikat, dan China. Ketiga negara tersebut telah berlomba mengembangkan senjata serupa dalam beberapa tahun terakhir.
Sementara itu, Ukraina belum memberikan tanggapan resmi atas pengumuman produksi massal rudal ini. Namun, pihak Barat diperkirakan akan memperketat sanksi militer terhadap Rusia terkait pengembangan senjata strategis tersebut.
Rusia juga disebut tengah mempertimbangkan untuk mengekspor sistem rudal hipersonik ke negara-negara sekutu sebagai bagian dari kerja sama militer. Belum ada konfirmasi resmi mengenai negara tujuan ekspor potensial ini.
Putin menutup pengarahan dengan menegaskan komitmen Rusia untuk terus meningkatkan kemampuan militernya demi menjaga keamanan nasional dan mempertahankan kepentingan strategis di kawasan Eurasia.
Dalam beberapa waktu ke depan, fokus perhatian dunia internasional diperkirakan akan tertuju pada pengembangan lebih lanjut sistem Oreshnik dan dampaknya terhadap dinamika keamanan global.
Sebagai rampungnya produksi rudal Oreshnik mencerminkan peningkatan signifikan kemampuan militer Rusia di tengah konflik yang masih berlangsung. Hal ini sekaligus menunjukkan orientasi Rusia pada sistem senjata berteknologi tinggi.
Dari sisi pertahanan, kehadiran Oreshnik akan memberikan keunggulan strategis yang dapat mengubah peta kekuatan di kawasan. Negara-negara Barat mungkin akan merespons dengan peningkatan sistem pertahanan anti-rudal canggih.
Dalam konteks geopolitik, langkah Rusia ini kemungkinan akan memperbesar jarak antara Moskow dan negara-negara anggota NATO. Eskalasi ini dikhawatirkan bisa memicu ketegangan yang lebih luas.
bagi negara-negara yang terlibat adalah meningkatkan komunikasi diplomatik guna mencegah kesalahpahaman strategis. Transparansi dalam penggunaan senjata baru dapat meredam kekhawatiran pihak lain.
Upaya pengendalian senjata dan perjanjian baru mungkin perlu dipertimbangkan kembali untuk menjaga stabilitas keamanan internasional di era senjata hipersonik. (*)