Moskwa, EKOIN.CO – Presiden Rusia Vladimir Putin melontarkan pernyataan keras menyusul memanasnya situasi antara Amerika Serikat dan Iran. Ia menyebut serangan militer yang dilakukan AS terhadap fasilitas nuklir Iran sebagai tindakan berbahaya yang berpotensi menyeret dunia ke dalam jurang perang global.
Dalam forum diskusi strategis yang digelar di Moskwa pada akhir pekan lalu, Putin mengecam keras langkah Washington yang ia anggap agresif dan tak berdasar. Ia menilai aksi militer itu bukan hanya merusak kestabilan regional, namun bisa menimbulkan efek domino terhadap perdamaian global.
“Agresi Amerika terhadap Iran mutlak tidak beralasan, tidak memiliki dasar,” tegas Putin dalam pernyataannya. Ia menambahkan, Rusia siap memberikan dukungan kepada Iran bila diperlukan, mengingat eskalasi ini bisa berdampak lebih luas.
Putin juga menyampaikan kekhawatiran bahwa tindakan sepihak Amerika dapat memicu keterlibatan negara-negara besar lainnya. Dalam pandangannya, situasi ini menciptakan ancaman nyata terhadap keamanan internasional.
Ia menyebut bahwa konflik yang terus meluas di berbagai kawasan seperti Ukraina, Palestina, hingga Iran bisa berubah menjadi perang berskala besar. “Dunia sedang bergerak menuju bahaya,” katanya.
Lebih lanjut, Putin tidak menutup kemungkinan bahwa Rusia akan terlibat langsung apabila Amerika Serikat terus menekan Iran. Dukungan ini, menurutnya, didasarkan atas prinsip solidaritas dan keseimbangan kekuatan dunia.
Pernyataan ini diperkuat oleh analisis dari Isal Mawardi, pengamat hubungan internasional dari Universitas Gadjah Mada (UGM), yang menyebut keterlibatan Rusia dan Tiongkok sangat mungkin terjadi bila konfrontasi AS-Iran terus bereskalasi.
“Rusia dan China punya kepentingan strategis di kawasan tersebut. Jika AS terus menyerang Iran, keterlibatan keduanya sangat mungkin terjadi,” ujar Isal dikutip dari Kompas.com.
Sementara itu, dari pihak Amerika Serikat, Menteri Pertahanan Pete Hegseth menjelaskan bahwa AS tidak bermaksud memulai perang, meskipun mengakui bahwa mereka telah melakukan serangan terbatas terhadap instalasi nuklir Iran.
Hegseth menambahkan bahwa tujuan serangan tersebut adalah untuk mencegah pengembangan senjata nuklir oleh Iran. Namun, ia tidak menyampaikan detail lebih lanjut mengenai keterlibatan pasukan AS di wilayah tersebut.
Sebaliknya, Rusia menganggap langkah AS itu sebagai tindakan provokatif dan berisiko tinggi. Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut bahwa langkah Washington adalah bentuk pelanggaran terhadap prinsip-prinsip hukum internasional.
Putin juga menyoroti situasi krisis di Ukraina dan kawasan Timur Tengah sebagai konteks tambahan dari kekacauan global yang tengah berlangsung. Ia menyebutkan bahwa ketegangan di berbagai wilayah dapat saling terhubung dan memperparah situasi.
Rusia pun mengklaim telah menghubungi sejumlah negara, termasuk Iran dan Israel, dalam upaya membangun komunikasi diplomatik. Namun, pihak Kremlin menyatakan bahwa mereka tidak dalam posisi sebagai mediator langsung.
Melainkan, Rusia mengaku sedang berupaya merumuskan alternatif penyelesaian agar konflik tidak berkembang lebih jauh. Inisiatif ini, menurut Putin, adalah bagian dari tanggung jawab global untuk mencegah perang skala besar.
Di sisi lain, kekhawatiran akan munculnya Perang Dunia III kembali mencuat ke permukaan. Komentar Putin tentang dunia yang sedang mengarah ke bahaya menjadi perhatian serius komunitas internasional.
Analis keamanan menyebut bahwa pernyataan Putin bukan hanya retorika politik, melainkan cerminan dari dinamika global yang semakin tidak menentu. Ketegangan antara negara adidaya dinilai bisa membawa dampak signifikan bagi perdamaian dunia.
Situasi ini juga memunculkan diskusi di kalangan lembaga internasional mengenai urgensi penataan ulang kebijakan luar negeri antarnegara. Isu keseimbangan kekuatan global kembali menjadi topik hangat di berbagai forum diplomatik.
Putin menekankan bahwa Rusia tidak ingin melihat konflik besar terjadi, tetapi akan mengambil tindakan jika situasi memaksanya. Ia menuding Amerika sebagai pihak yang sering kali bertindak tanpa mempertimbangkan konsekuensi global.
Lebih lanjut, Rusia mengingatkan bahwa serangan terhadap Iran bukan hanya menyerang negara itu saja, tetapi juga bisa dianggap sebagai serangan terhadap stabilitas kawasan secara keseluruhan.
Menurut Putin, hanya dialog dan pendekatan politik yang dapat meredam ketegangan saat ini. Ia menyerukan kepada seluruh negara untuk segera mengambil langkah pencegahan sebelum situasi semakin memburuk.
Sementara itu, China belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai kemungkinan keterlibatannya, namun sejumlah diplomat menyebut bahwa Beijing juga tengah memantau situasi dengan sangat serius.
Konflik berkepanjangan di Ukraina, yang turut menyeret keterlibatan Rusia dan NATO, menjadi latar penting dari pandangan Putin mengenai potensi ancaman global yang tengah dihadapi dunia saat ini.
Putin menekankan bahwa dunia tidak boleh membiarkan sejarah terulang dalam bentuk perang dunia yang menghancurkan. Ia menyebut bahwa pelajaran dari Perang Dunia II seharusnya menjadi pengingat keras bagi seluruh bangsa.
Dalam kesempatan yang sama, Rusia juga mengkritik kebijakan luar negeri AS yang kerap mendikte negara lain. Putin menilai bahwa kebijakan seperti itu berpotensi menimbulkan instabilitas dan konflik berkepanjangan.
Rusia saat ini menggalang dukungan dari beberapa negara di Asia dan Timur Tengah guna memperkuat diplomasi alternatif yang mereka usung. Putin menyebut langkah ini sebagai bagian dari strategi untuk mengimbangi dominasi Barat.
Putin mengajak semua pihak untuk membangun arsitektur keamanan baru yang lebih seimbang dan tidak bergantung pada kekuatan militer semata. Ia percaya bahwa kerja sama multilateral bisa menjadi solusi atas krisis saat ini.
Sebagai penutup pernyataannya, Putin kembali menegaskan bahwa Rusia akan bertindak bila konflik semakin berkembang. Ia meminta dunia internasional untuk tidak meremehkan dampak dari ketegangan yang terjadi.
Putin juga mengatakan bahwa saat ini bukan waktunya untuk memperluas perang, melainkan mencari jalan keluar melalui diplomasi yang konstruktif dan menghormati kedaulatan setiap negara.
Ia mengingatkan bahwa pertarungan antarnegara besar akan menimbulkan kehancuran yang tak bisa dibayangkan, dan oleh karena itu perlu ada langkah bersama untuk mencegahnya sejak dini.
Kondisi geopolitik yang semakin kompleks menuntut keterlibatan aktif lembaga internasional, termasuk PBB, dalam upaya mediasi dan penyelesaian damai. Putin menyebut PBB harus memainkan peran yang lebih tegas.
Ia juga mengajak negara-negara non-blok untuk bersatu membentuk kekuatan penyeimbang baru agar konflik-konflik besar tidak lagi dimonopoli oleh negara-negara besar saja.
Dunia kini dihadapkan pada dilema serius: memilih jalan damai atau memelihara konflik yang bisa berujung pada kehancuran global. Putin berharap, para pemimpin dunia bisa mengambil keputusan bijak sebelum terlambat.
Krisis yang berkembang antara Amerika dan Iran, serta potensi keterlibatan Rusia, menggambarkan pentingnya membangun sistem internasional yang lebih adil dan tidak memihak kekuatan tertentu.
Perlu ada kesadaran bersama bahwa keamanan global adalah tanggung jawab kolektif. Ketika satu kawasan terguncang, dampaknya bisa merambat ke berbagai belahan dunia lainnya.
Menghadapi situasi saat ini, masyarakat internasional perlu lebih kritis terhadap setiap langkah militer sepihak. Evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan luar negeri negara besar menjadi hal yang mendesak.
Upaya pencegahan perlu dilakukan melalui jalur diplomasi, bukan ekspansi militer. Penguatan kerja sama antarnegara dalam kerangka damai harus menjadi prioritas bersama demi masa depan umat manusia.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v