New york, EKOIN.CO – Gelombang demonstrasi dan kerusuhan menyikapi operasi penegakan imigrasi oleh ICE dan kebijakan keras pemerintahan Presiden Trump mengguncang berbagai kota di Amerika Serikat. Sejak 6 Juni 2025, aksi protes besar telah meluas dari Los Angeles hingga New York dan Seattle.
Pada hari itu, ICE menggerebek lokasi-lokasi di distrik Fashion Los Angeles, termasuk sebuah Home Depot dan toko pakaian grosir, menangkap lebih dari 100 orang, memicu konflik fisik antara petugas dan massa protes .
Demonstran melempar pecahan beton, saat LAPD balas menembakkan gas air mata, meriam air, dan flash-bang grenade sekitar pukul 19.51 waktu setempat .
Ketegangan memuncak pada 7 Juni, saat kerumunan berhadapan dengan aparat gabungan ICE, FBI, HSI, ATF, hingga LAPD di Paramount dan Compton, mengakibatkan banyak penangkapan selain bentrokan sporadis.
Presiden Trump merespons eskalasi ini dengan memobilisasi 2.000 personel National Guard dan 700 Marinir, bahkan tanpa persetujuan Gubernur Gavin Newsom, yang kemudian mencap tindakan itu prematur dan politis .
Gubernur Newsom menyatakan akan menggugat ke pengadilan atas keputusan federal yang dianggap melanggar kedaulatan negara bagian .
Kurang dari tiga hari setelah kerusuhan pecah, lebih dari 411 demonstran telah ditangkap, tercatat sedikitnya enam petugas terluka dan tujuh jurnalis cedera saat meliput .
Pada 9 Juni, Marinir tampil nyata di lapangan, memperkuat kehadiran pasukan federal yang sebelumnya didominasi oleh National Guard.
Dallas, Seattle, Atlanta, Chicago, dan New York secara paralel menyaksikan aksi solidaritas yang awalnya damai namun cepat merembet ke kekerasan, seperti pelemparan botol dan kerusakan barang publik .
Di New York City, unjuk rasa yang dimulai damai di sekitar Pengadilan Imigrasi berubah tegang – botol dilempar, petugas distresser, dan 86 orang ditahan .
Boston dan Minneapolis juga melangsungkan demonstrasi pada 9–10 Juni menuntut penurunan deportasi serta penolakan terhadap intervensi militer federal .
Ribuan secara damai berunjuk rasa di pusat kota Boston, sebagian besar tanpa insiden besar, meskipun kepolisian berhasil menertibkan demonstran yang menghalangi ruas Beacon Street .
Secara khusus, di L.A. telah berlaku jam malam sejak pukul 20.00 hingga 06.00 PDT, sementara Gubernur Newsom menyatakan darurat di seluruh Los Angeles County .
Kepolisian memakai kuda untuk membubarkan kerumunan, prosedur ini memicu kepanikan massa serta penangkapan cepat, sementara tembakan peluru karet dan gas air mata digunakan .
Sebanyak 400 demonstran ditangkap di L.A., sebagian besar karena melanggar jam malam atau tidak membubarkan diri, beberapa dijerat tuduhan berat termasuk penyerangan petugas .
Aparat federal menyatakan ICE menetapkan sedikitnya 330 imigran gelap dengan catatan kriminal berat, termasuk pembunuh, pemerkosa anak, dan pengguna bom molotov, tertangkap saat aksi berlangsung .
Emiliano Garduno-Galvez, tersangka penyerangan menggunakan Molotov, diklaim sudah pernah dideportasi namun kembali lewat “sanctuary state” California .
Tiga jurnalis mengalami cedera akibat bentrokan dengan polisi; salah satu kasus mencuat saat Lauren Tomasi, dari 9 News Australia, terkena peluru karet saat siaran langsung di 8 Juni
LAPD dan Sheriff Dept. menjelaskan tindakan mereka hanya untuk menjaga keamanan publik, menegaskan mereka tidak terlibat dalam operasi ICE.
“Kami harus menyeimbangkan keselamatan umum dengan hak mengungkap pendapat,” kata Kapolda Jim McDonnell.
Walikota Karen Bass dan Gubernur Newsom mengecam keras pendekatan keras Trump, menyebutnya provokatif dan merugikan masyarakat pekerja biasa.
Lebih jauh, Wakil Presiden politik ini menimbulkan ketegangan antara pihak federal dan otoritas lokal soal koordinasi penanganan unjuk rasa .
Sementara itu, kerusuhan di pusat kota LA mengakibatkan kerugian estimasi Rp1,5 triliun, merusak kendaraan otonom dan fasilitas publik .
Di Glendale, dewan kota mencabut perjanjian kerja sama dengan ICE untuk mempertahankan kepercayaan komunitas lokal.
Protes ini juga memicu spekulasi nasional tentang kenaikan nasionalisme, penggunaan kekuatan negara bagian, dan akumulasi ketidakpuasan imigran dan aktivis hak sipil .
Sejumlah pihak menyebut skenario ini sebagai “perang sipil kecil” dalam istilah netizen Amerika, menyoroti eskalasi penumpukan kekuatan militer dan polisi .
Analisis politik menyoroti ini sebagai peringatan keras menuju kebijakan imigrasi Trump yang semakin otoriter, serta tantangan hubungan federal–daerah .
Aksi ini dikecam sejumlah warga sebagai bentuk lawlessness; di LA, ada yang membakar bendera AS dan mengibarkan bendera Meksiko, memicu kontroversi nasional .
Sikap media berbeda; sebagian besar melaporkan sedikitnya ketidakamanan, sementara surat kabar konservatif mengecam “militarisme berlebihan” dalam deklarasi “lawless protests” .
Walau banyak dianggap rusuh, sebagian besar pakar hukum dan hak sipil menekankan demonstrasi itu masih dilindungi Undang‑Undang Kebebasan Berpendapat AS.
Namun kekerasan yang terus berulang mendorong pembatasan publik dan penangkapan cepat oleh pihak berwajib di berbagai negara bagian.
Akibatnya kebijakan jam malam dan operasi pasukan gabungan menyebar ke kota-kota lain, menciptakan pola baru demonstrasi dan penjagaan aparat federal.
Aktivis kini bergeser strategi, fokus pada aksi damai dan litigasi hukum atas penyalahgunaan kekuatan aparat oleh pemerintah federal.
Eksponen hak sipil menyarankan dialog lebih serius antara federal dan negara bagian soal imigrasi, penggunaan Garda Nasional, serta hak sipil dasar.
Saran dan Kesimpulan
Masyarakat diharapkan mendukung dialog damai antara pejabat lokal dan federal untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan menghindari kekerasan. Menjaga hak berekspresi sambil menghormati hukum harus jadi prioritas agar spiralisme konflik dapat dijinakkan. Aparat kepolisian dan militer sebaiknya memprioritaskan de‑escalation dan mengendalikan emosi massa. Media berperan penting dalam menyajikan informasi objektif agar publik memahami konteks kompleks ini. Akhirnya, penyelesaian jangka panjang hanya akan tercapai jika ada reformasi sistem imigrasi nasional. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v