Phnom Penh, EKOIN.CO – Perdana Menteri Kamboja Hun Manet menyerukan kepada seluruh warganya agar tidak melakukan serangan atau aksi anarkis terhadap Kedutaan Besar Thailand dan kepentingan Thailand lainnya yang berada di wilayah Kamboja. Seruan tersebut disampaikan melalui sebuah unggahan di akun Facebook resminya pada Kamis, 24 Juli 2025.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Hun Manet meminta warga untuk tetap menjunjung tinggi nilai moral dan martabat bangsa Kamboja dengan menghindari tindakan yang dapat mencoreng citra negara. Ia menegaskan pentingnya menjaga stabilitas di tengah meningkatnya ketegangan antara Kamboja dan Thailand.
Dalam pernyataannya, Hun Manet menyampaikan secara khusus agar tidak ada pihak yang menyerang atau merusak fasilitas diplomatik seperti Kedubes Thailand, perusahaan milik Thailand, maupun warga negara Thailand yang tinggal atau beraktivitas di Kamboja.
Selain itu, Hun Manet juga memberikan perhatian kepada warganya yang saat ini berada di Thailand. Ia mengimbau agar mereka tetap waspada terhadap kemungkinan meningkatnya tekanan atau diskriminasi di negara tersebut akibat memburuknya hubungan kedua negara.
Meskipun mengingatkan untuk berhati-hati, Hun Manet tidak mengeluarkan instruksi agar warga Kamboja meninggalkan Thailand. Namun, ia menyatakan bahwa mereka yang merasa terancam dan ingin kembali ke tanah air dipersilakan pulang.
“Bagi warga Kamboja yang tinggal, bekerja, atau belajar di Thailand dan mungkin menghadapi tekanan akibat diskriminasi dan ingin kembali ke Kamboja, silakan pulang,” ujar Hun Manet dalam unggahan tersebut.
Ia juga menambahkan bahwa pemerintah Kamboja siap membantu warganya yang memerlukan bantuan kepulangan. Warga dapat menghubungi Kedutaan Besar Kamboja di Bangkok atau Konsulat Jenderal Kamboja di Provinsi Sa Kaeo, Thailand.
Langkah ini diambil sebagai bentuk proteksi terhadap warga Kamboja yang berpotensi menjadi sasaran ketegangan bilateral. Pemerintah Kamboja tampaknya berupaya meredam potensi konflik horizontal yang bisa meluas ke tingkat masyarakat.
Peringatan ini disampaikan setelah muncul kabar adanya sentimen anti-Kamboja di beberapa wilayah Thailand, yang dikhawatirkan memicu aksi balasan dari warga Kamboja di dalam negeri.
Menurut laporan media setempat, hingga saat ini belum ada laporan resmi mengenai tindakan kekerasan atau serangan terhadap kepentingan Thailand di Kamboja. Namun, pemerintah tetap bersiaga mengantisipasi segala kemungkinan.
Pihak keamanan Kamboja dikabarkan telah diperintahkan untuk meningkatkan patroli di sekitar Kedutaan Besar Thailand di Phnom Penh serta area-area strategis lainnya yang menjadi pusat kegiatan warga asing.
Kementerian Luar Negeri Kamboja juga disebutkan sedang melakukan koordinasi intensif dengan pihak Thailand guna memastikan situasi tetap terkendali dan tidak terjadi salah paham antar kedua belah pihak.
Langkah preventif juga dilakukan dengan memantau media sosial untuk mencegah penyebaran informasi yang dapat memperkeruh suasana. Pemerintah mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang belum terbukti kebenarannya.
Sementara itu, perwakilan dari Kedubes Thailand di Phnom Penh belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait imbauan dari Hun Manet tersebut. Namun situasi di sekitar kantor Kedubes tampak aman dan terkendali.
Beberapa analis politik menilai bahwa imbauan ini merupakan bentuk diplomasi lunak yang bertujuan meredakan ketegangan sekaligus menunjukkan komitmen Kamboja dalam menjaga hubungan bilateral dengan Thailand.
Belum diketahui apakah langkah ini akan direspons oleh pemerintah Thailand dengan pernyataan serupa atau tindakan diplomatik tertentu, mengingat eskalasi konflik belum mencapai tahap serius.
Saat ini, hubungan kedua negara memang mengalami peningkatan ketegangan akibat sejumlah isu perbatasan yang masih menjadi sengketa. Meski demikian, belum ada tindakan resmi dari kedua belah pihak yang mengarah ke konflik terbuka.
dari situasi ini menunjukkan bahwa pemerintah Kamboja berusaha mengedepankan penyelesaian damai dan mencegah konflik merambah ke masyarakat sipil. Langkah Hun Manet dianggap sebagai upaya proaktif menjaga ketertiban di dalam negeri.
Dalam kondisi seperti ini, komunikasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci utama. Warga diharapkan tetap tenang dan mengikuti arahan resmi agar tidak terseret dalam konflik yang lebih besar.
Kamboja juga memperlihatkan keseriusannya dalam melindungi kepentingan diplomatik dengan meningkatkan keamanan di titik-titik vital. Ini menjadi sinyal kepada dunia internasional bahwa Kamboja menghormati hukum internasional.
Saran kepada pemerintah Kamboja adalah untuk terus menjalin komunikasi terbuka dengan Thailand demi meredam ketegangan. Selain itu, informasi resmi harus disampaikan secara berkala kepada masyarakat untuk mencegah penyebaran kabar palsu.
Warga Kamboja, baik di dalam maupun luar negeri, diharapkan dapat menjaga diri dan tidak mudah terprovokasi. Pemerintah perlu memastikan bahwa layanan perlindungan WNI di Thailand berjalan optimal.
Diplomasi bilateral harus ditingkatkan untuk menyelesaikan isu perbatasan yang menjadi pemicu ketegangan. Dialog dan kerjasama harus diutamakan sebagai jalan keluar dari ketegangan yang terjadi saat ini.
Aparat keamanan kedua negara sebaiknya membentuk forum komunikasi bersama untuk menjaga stabilitas di kawasan perbatasan serta mencegah tindakan kekerasan lintas negara.
Penting bagi masyarakat untuk berpikir jernih dan menjunjung tinggi prinsip hidup berdampingan secara damai. Menyerang warga asing bukanlah solusi, melainkan justru memperburuk citra negara di mata dunia.
(*)