Jakarta, EKOIN.CO – Persaingan antar penyedia layanan ojek online (ojol) di Indonesia berdampak langsung pada pendapatan mitra driver.
Data terbaru dari berbagai sumber menunjukkan variasi signifikan pada penghasilan harian dan bulanan, bergantung pada platform dan strategi kerja yang dijalankan driver.
Pendapatan Harian dan Bulanan Gojek
Driver Gojek di wilayah Jabodetabek umumnya mengantongi pendapatan kotor harian antara Rp100.000 hingga Rp150.000, dengan potongan 20–25% dari tarif perjalanan
Secara bulanan, estimasi pendapatan berkisar Rp3 juta hingga Rp4,5 juta jika bekerja penuh waktu dan memanfaatkan bonus harian .
Posisi Grab dalam Persaingan
Mitra Grab melaporkan pendapatan harian antara Rp150.000 hingga Rp200.000, dengan potongan 20–30% per transaksi .
Di level bulanan, mereka bisa meraih sekitar Rp4,5 juta hingga Rp6 juta, tergantung jumlah order dan wilayah operasional.
Kelebihan Layanan Maxim
Driver Maxim diketahui memperoleh penghasilan harian tertinggi di antara tiga platform besar, berkisar Rp200.000 hingga Rp250.000 .
Pendapatan bulanan mereka diperkirakan antara Rp5 juta hingga Rp7,5 juta karena biaya administrasi yang lebih rendah.
Turunnya Rata‑Rata Harian Ojol
Survei IDEAS menyatakan pendapatan rata‑rata driver mencapai Rp174.805 per hari pada 2023, turun signifikan dari Rp304.688 per hari di 2018–2019 .
Penurunan itu terjadi meskipun jam kerja mencapai 11 jam per hari dengan 10 order dan jarak tempuh 42 km, sebelum potongan biaya operasional.
Platform Baru: Lalamove dan AirAsia Ride
Lalamove menawarkan potensi penghasilan hingga Rp700.000 per hari atau Rp21 juta per bulan bagi driver logistik .
Sementara AirAsia Ride menerapkan status karyawan bagi driver dengan gaji Rp19–20 juta per bulan.
Aplikasi Lokal: ACI dan Jogjakita
ACI dan Jogjakita memberi komisi hanya 10% kepada driver, menjanjikan penghasilan bersih lebih tinggi .
ACI juga menerapkan bonus pada jam sibuk dan tingkat penyelesaian tinggi, memberi keuntungan lebih di area cakupannya .
Persaingan dan Dampaknya
Saat ini, terdapat lebih dari 20 aplikasi transportasi online beroperasi di Indonesia .
Kompetisi yang ketat ini mendorong aplikator menurunkan tarif dan menaikkan insentif, namun pendapatan bersih driver tidak lagi setinggi masa awal kemunculan ojol .
Faktor Penentu Penghasilan
Jam kerja di jam sibuk, lokasi (kota besar), dan pemanfaatan bonus memainkan peran besar dalam total pendapatan driver .
Layanan tambahan seperti GrabFood, GoFood, dan pengiriman barang biasanya memberikan komisi lebih besar dibanding layanan transportasi biasa .
Kisaran Tarif Per Kilometer
Tarif dasar per km di zona Jabodetabek adalah Rp2.550–2.800, sementara di wilayah Jawa lainnya Rp2.000–2.500 per km .
Zona lain seperti Kalimantan dan Papua mengenakan tarif Rp2.300–2.750 per km.
Tantangan Biaya Operasional
Biaya bensin, perawatan motor, dan konsumsi harian memotong sekitar 30% dari pendapatan kotor driver .
Survei Kemenhub dan IDEAS menyebut banyak driver tidak mendapat bonus rutin dan tips kurang memadai.
Ringkasan Performa Platform
Platform | Harian (Rp) | Bulanan (Rp) |
---|---|---|
Gojek | 100–150 rb | 3–4,5 juta |
Grab | 150–200 rb | 4,5–6 juta |
Maxim | 200–250 rb | 5–7,5 juta |
Lalamove | ~700 rb | ~21 juta |
AirAsia Ride | — | 19–20 juta |
ACI, Jogjakita | — | Lebih tinggi (komisi 10%) |
Kutipan Para Driver
Seorang driver Maxim menyatakan, “Pendapatannya bisa mencapai Rp250.000 per hari” .
Driver Gojek juga menyebut, “Penghasilannya berada di atas Rp100.000 setiap hari”.
Variasi Regional
Driver di Jogja mengaku mendapatkan bersih Rp4–6 juta per bulan setelah dipotong biaya
Di Surabaya, jumlah kotor berkisar Rp2–4 juta per bulan
Perbandingan dengan Kurir Paket
Kurir logistik seperti Shopee atau Ninja rata-rata mendapat Rp160.000 per hari sebelum biaya bensin dan konsumsi .
Beberapa kurir mobil meraup Rp367.000 per hari, termasuk insentif dan tunjangan bensin .
Performa GrabCar
Pengemudi Grabcar dengan rental meni ngatakan pendapatannya sekitar UMR Jakarta (~Rp7 juta per bulan) .
Dampak Merger dan Integrasi
GoTo (Gojek-Tokopedia) memperkuat posisi Gojek sebagai super-app, tetapi tidak otomatis menguntungkan semua driver .
Tren Masa Depan
Platform baru seperti AirAsia dan Lalamove mengubah model kemitraan dengan skema karyawan, menawarkan gaji tetap tinggi.
Sementara model komisi rendah di ACI atau Jogjakita menjadi favorit bagi driver yang ingin memaksimalkan pendapatan bersih.
Kesimpulan
Secara umum, Maxim memimpin dari sisi pendapatan harian, diikuti Grab dan Gojek.
Namun platform logistik seperti Lalamove dan AirAsia menawarkan potensi pendapatan terbesar secara nominal dengan struktur berbeda.
Driver perlu mempertimbangkan biaya operasional dan kebijakan bonus saat memilih platform.
Dalam kondisi persaingan ketat, strategi seperti pemilihan jam kerja dan platform dengan insentif menguntungkan sangat penting.
Pengemudi juga dapat mempertimbangkan layanan pengiriman barang dan makanan sebagai tambahan untuk meningkatkan total penghasilan.
Saran dan kesimpulan:
Mitra driver disarankan membandingkan struktur tarif dan insentif tiap platform untuk memilih sesuai gaya kerja dan wilayah.
Memanfaatkan layanan tambahan seperti pengiriman barang atau makanan dapat meningkatkan pendapatan harian.
Driver juga perlu memperhitungkan biaya operasional penting seperti bensin dan perawatan kendaraan.
Platform dengan komisi rendah atau model karyawan bisa lebih menguntungkan dalam jangka panjang.
Evaluasi rutin terhadap performa dan pola order akan membantu menjaga kestabilan pendapatan.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v