Paris, EKOIN.CO – Presiden Prancis Emmanuel Macron mengkritik keras keputusan pemerintah Amerika Serikat yang akan memberlakukan tarif sebesar 30 persen terhadap produk-produk ekspor dari Uni Eropa. Pernyataan itu ia sampaikan melalui akun X resminya pada Sabtu, 12 Juli 2025.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Langkah Amerika Serikat, yang diputuskan Presiden Donald Trump, rencananya mulai berlaku pada 1 Agustus mendatang dan akan mencakup barang-barang dari Uni Eropa dan Meksiko. Keputusan sepihak ini disebut Macron berpotensi merusak hubungan dagang transatlantik yang telah terjalin erat selama beberapa dekade.
Dalam pernyataannya, Macron menyebut bahwa Prancis, bersama dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, berdiri teguh menentang kebijakan tarif horizontal tersebut. Ia menilai tindakan AS ini tidak adil dan bertentangan dengan prinsip perdagangan global yang setara.
“Eropa harus memanfaatkan seluruh instrumen yang ada, termasuk mekanisme anti-koersi, sebagai bagian dari upaya mempertahankan prinsip perdagangan adil dan setara,” ujar Macron. Pernyataan ini mengisyaratkan kesiapan Uni Eropa untuk menggunakan langkah balasan yang setimpal.
UE Didesak Bertindak Tegas
Macron juga menyerukan kepada Komisi Eropa untuk segera menyusun tanggapan yang konkret dan kredibel. Menurutnya, Uni Eropa tidak bisa hanya menunggu hasil negosiasi tanpa rencana alternatif yang kuat.
Ia menambahkan bahwa negosiasi dengan Amerika Serikat harus dipercepat guna mencapai titik temu yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Namun, jika tidak tercapai kesepakatan sebelum 1 Agustus, maka langkah balasan perlu segera diaktifkan.
Kritik Macron terhadap kebijakan AS ini memperlihatkan meningkatnya ketegangan dagang antara dua sekutu lama. Uni Eropa kini menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan posisi tawarnya di tengah kebijakan proteksionis yang kembali menguat dari pihak Washington.
Sementara itu, dalam platform Truth Social, Presiden Trump mempublikasikan surat resmi yang ia tujukan kepada Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen serta Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum. Surat tersebut menjelaskan secara rinci mengenai tarif yang akan diberlakukan dalam waktu dekat.
Surat dari Presiden AS itu juga menegaskan bahwa kebijakan tarif dimaksudkan untuk “melindungi industri dan pekerja Amerika,” meskipun dampaknya diprediksi akan meluas pada mitra dagang utama seperti negara-negara Eropa.
Komisi Eropa Siap Hadapi Tarif
Menanggapi kebijakan tersebut, Ursula von der Leyen menegaskan bahwa Uni Eropa siap berdialog lebih lanjut dengan Amerika Serikat. Ia menyebut bahwa pembicaraan intensif akan terus dilakukan dalam beberapa hari ke depan.
Namun von der Leyen juga tidak menutup kemungkinan bahwa Uni Eropa akan mengambil tindakan balasan jika dialog tidak membuahkan hasil. “Kami siap menggunakan semua langkah yang diperlukan untuk membela kepentingan industri Eropa,” ujarnya.
Von der Leyen menambahkan bahwa Uni Eropa masih menjunjung tinggi prinsip kerja sama transatlantik, tetapi tidak akan diam jika kebijakan sepihak terus diterapkan oleh Washington.
Dalam situasi ini, Eropa diharapkan dapat memperkuat solidaritas internal guna menyikapi tekanan eksternal. Negara-negara anggota diminta untuk bersatu dalam menyusun strategi tanggapan yang tidak hanya bersifat reaktif, tetapi juga jangka panjang.
Meski demikian, beberapa analis memperkirakan bahwa pembicaraan antara Uni Eropa dan AS akan mengalami hambatan besar, terutama bila kedua belah pihak terus bertahan pada posisinya masing-masing tanpa kompromi.
Ketegangan tarif ini juga diperkirakan akan berdampak pada sektor industri strategis seperti otomotif, baja, dan produk agrikultur yang selama ini menjadi komoditas unggulan dalam perdagangan lintas Atlantik.
Hingga kini, belum ada sinyal dari pihak Washington untuk menunda atau meninjau ulang rencana tarif tersebut. Sebaliknya, Presiden Trump tampak semakin mantap dengan keputusan yang ia anggap akan menguntungkan ekonomi domestik AS.
Situasi ini menambah daftar panjang persoalan dalam hubungan dagang global, terutama menyangkut peran WTO dan sistem multilateral yang semakin banyak dipertanyakan efektivitasnya.
Uni Eropa kini berada di persimpangan antara menjaga hubungan strategis dengan AS dan mempertahankan kedaulatan ekonominya di tengah tekanan tarif yang meningkat.
Kondisi ini menuntut peran aktif dari seluruh pemimpin Uni Eropa agar menghasilkan kebijakan yang tidak hanya defensif, tetapi juga memberi kepercayaan pada pelaku usaha dan masyarakat Eropa.
Langkah Macron yang mendesak reaksi cepat dari Komisi Eropa mencerminkan urgensi dari situasi saat ini. Dengan waktu yang semakin sempit, keputusan bersama di tingkat Eropa akan sangat menentukan arah kebijakan perdagangan ke depan.
Kesepakatan ideal antara Uni Eropa dan Amerika Serikat diharapkan dapat segera tercapai demi menghindari konsekuensi ekonomi yang lebih luas dan panjang.
ketegangan dagang ini menjadi ujian penting bagi solidaritas internal Uni Eropa. Jika tidak ditangani dengan cermat dan cepat, kebijakan tarif sepihak dari AS berpotensi mengganggu stabilitas perdagangan global.
Eropa dituntut untuk tidak hanya bersikap reaktif, tetapi juga membangun kekuatan diplomasi yang mampu menyeimbangkan tekanan dari luar. Macron memberikan sinyal kuat bahwa Uni Eropa tidak akan mundur dalam mempertahankan prinsip dagangnya.
Momen ini seharusnya menjadi pengingat bagi negara-negara anggota akan pentingnya posisi tawar bersama dan kebijakan luar negeri yang terkoordinasi. Mengandalkan negosiasi bilateral semata dinilai tidak lagi memadai dalam situasi kompleks seperti sekarang.
Dialog yang adil dan terbuka tetap menjadi harapan terbaik, namun Uni Eropa perlu mempersiapkan semua opsi yang mungkin agar tidak berada di posisi merugi. Instrumen seperti anti-koersi dan tarif balasan harus dirancang secara hati-hati, berdasarkan analisis dampak dan kesepakatan bersama.
Diperlukan pendekatan strategis dan inklusif untuk menjaga keseimbangan kepentingan ekonomi, politik, dan diplomatik Uni Eropa dalam menyikapi kebijakan proteksionis dari Amerika Serikat.(*)
Kata Kunci Penting:
Macron, tarif, Uni Eropa, Amerika Serikat, perdagangan, Trump