Jakarta, EKOIN.CO – Universitas Indonesia (UI) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) kembali memperkuat sinergi melalui program Kolaborasi Bantuan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Penandatanganan kerja sama dilangsungkan pada Senin, 21 Juli 2025, di Gedung Science Techno Park UI, Depok.
Kerja sama ini difokuskan pada pemberdayaan konservasi keanekaragaman hayati di dua koridor kereta api, yakni Gombong–Kebumen dan Bogor–Sukabumi. Kedua pihak berkomitmen menghadirkan dampak nyata bagi lingkungan dan masyarakat sekitar jalur kereta.
Direktur Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Sosial UI, Dr. L.G. Saraswati Putri, menjelaskan bahwa kolaborasi ini menunjukkan bentuk nyata kerja multipihak. “Kami berupaya menghadirkan program pengabdian masyarakat yang unggul dan impactful,” ujarnya di hadapan peserta acara.
Ia menambahkan bahwa bentuk tanggung jawab sosial dari PT KAI ini menjadi contoh pendekatan CSR berkelanjutan. Menurutnya, pengabdian masyarakat harus menyatu dengan kemitraan strategis dan kerja kolaboratif lintas sektor.
Pada tahap awal, Tim Pengabdi UI fokus pada pengembangan potensi ekowisata di sekitar Geopark Koridor Kereta Api Gombong–Kebumen. Mereka menggelar pelatihan industri kreatif dan menyusun peta destinasi wisata untuk diletakkan di stasiun-stasiun setempat.
Konservasi Elang Jawa di Jalur Kereta
Sementara itu, di Koridor Rel Bogor–Sukabumi, perhatian tertuju pada pelestarian elang jawa. Burung langka tersebut diperkirakan hanya berjumlah 300 hingga 500 ekor di Jawa dan Bali.
Tim UI akan melakukan pemetaan spasial dan edukasi masyarakat sekitar rel untuk meningkatkan kesadaran konservasi. Program ini dirancang untuk mendekatkan masyarakat pada pentingnya menjaga keberlangsungan keanekaragaman hayati.
Konservasi ini juga menekankan pada pentingnya intervensi yang terstruktur dan berkelanjutan. Melalui program edukatif dan pelatihan, UI ingin mendorong keterlibatan aktif masyarakat dalam pelestarian satwa liar endemik tersebut.
Vice President of Corporate Social Responsibility PT KAI, Sandra Pridaswara, menyampaikan dukungan penuh terhadap inisiatif ini. Ia menyebutnya sebagai contoh kolaborasi BUMN dan perguruan tinggi dalam menjawab tantangan sosial dan ekologis.
“Semoga ini bukan kolaborasi terakhir, tetapi tahun berikut dan seterusnya kita dapat terus berkolaborasi bersama,” ujar Sandra dalam sambutannya seusai penandatanganan dokumen kerja sama.
Sinergi Lintas Sektor untuk Dampak Nyata
Kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi model baru pengabdian masyarakat berbasis riset, data, dan penguatan kapasitas lokal. Selain menjaga alam, program ini juga memperkuat perekonomian warga sekitar.
Dengan mobilisasi yang memadai melalui jalur kereta api, kegiatan konservasi dan ekonomi kreatif dapat saling mendukung. UI menargetkan keterlibatan warga dalam pengembangan produk lokal berbasis potensi alam dan budaya setempat.
Pengabdian masyarakat yang dilakukan pun tidak sebatas seremoni, tetapi terukur secara ilmiah dan memiliki keberlanjutan program. Ini selaras dengan semangat inovasi sosial yang selama ini diusung oleh Universitas Indonesia.
Melalui kerja sama ini, PT KAI memperluas kontribusinya dalam mendukung target pembangunan berkelanjutan. Penempatan peta wisata di stasiun merupakan salah satu bentuk nyata pemanfaatan jalur kereta sebagai sarana edukatif.
Di masa mendatang, kedua institusi akan terus mengevaluasi dan mengembangkan kolaborasi serupa di berbagai wilayah operasional kereta api yang memiliki potensi lingkungan dan sosial tinggi.
Kolaborasi antara UI dan PT KAI menjadi langkah konkret dalam menyatukan kekuatan akademik dan korporasi untuk menjawab tantangan lingkungan serta sosial di sekitar jalur kereta api. Pelibatan masyarakat lokal juga menjamin bahwa manfaat program tidak berhenti pada level institusi, tetapi menjalar hingga ke komunitas akar rumput.
Dengan konservasi elang jawa dan pemberdayaan masyarakat di kawasan Geopark, inisiatif ini menunjukkan bahwa keberlanjutan dapat dicapai melalui kerja sama lintas sektor. UI dan PT KAI membuktikan bahwa tanggung jawab sosial korporat dan pengabdian masyarakat dapat menyatu dalam strategi yang terintegrasi.
Keberlanjutan kolaborasi ini menjadi harapan utama semua pihak, dengan agenda jangka panjang untuk mereplikasi model kerja sama serupa di jalur-jalur kereta lain yang memiliki potensi ekologis dan sosial yang tinggi.(*)