Teheran, EKOIN.CO – Serangan udara besar-besaran antara Israel dan Iran memuncak pada tengah pekan ini. Berikut laporan terperinci sesuai prinsip piramida terbalik:
Ledakan dan Serangan Balasan
Israel melancarkan serangan udara intensif sejak Jumat dini hari (13 Juni 2025), menargetkan lebih dari 100 lokasi penting termasuk fasilitas nuklir, infrastruktur militer, dan ladang minyak serta gas di Iran.
Teheran dibombardir Teluk penuh, menyebabkan kebakaran besar di kilang minyak dan gas seperti South Pars, plus fasilitas pertahanan utama. Menurut saksi mata dan badan hukum Iran, sejak awal konflik hingga hari keempat, sekurang-kurangnya 224 orang tewas, 90% di antaranya warga sipil, dan lebih dari 1 200 luka-luka .
Sebaliknya, Iran membalas dengan lebih dari 370 rudal dan ratusan drone ke wilayah Israel, menewaskan sedikitnya 23 warga sipil, 100-an pekerja rumah tangga dan membuat ratusan lainnya terluka.
Evakuasi dan Pengaruh Sipil
Pemerintah Israel menginstruksikan evakuasi 330.000 warga di Tehran bagian utara, guna meminimalkan korban sipil sebelum gelombang serangan berikutnya.
Televisi nasional Iran sempat berhenti siar langsung saat studio diguncang ledakan; penyiar lari terbirit-birit saat debu memenuhi ruangan .
Di seberang, sirene udara menggema di Tel Aviv, Haifa, Bat Yam, dan Rehovot. Sebuah rudal menghantam tangki minyak di Haifa, menewaskan tiga pekerja. Juga terjadi hantaman di bangunan apartemen dan fasilitas ilmiah seperti Weizmann Institute ..
Klaim dan Pernyataan Kedua Pihak
PM Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa operasi menghancurkan “ambisi nuklir Iran” telah berlangsung “sangat lama” terhenti dan kini Israel menguasai langit Tehran Demikian pula IDF mengklaim telah menghancurkan lebih dari 120 peluncur rudal dan fasilitas Quds Force, termasuk pesawat tempur Iran .
Di pihak Iran, Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mengancam balasan keras dan menyebut Israel akan menghadapi “konsekuensi pahit” atas serangannya—dilansir di akun Instagram Eye.on.Palestine
Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyampaikan potensi dialog dengan AS jika Israel menghentikan serangannya
Dampak Regional dan Internasional
Konflik ini memperluas dimensi global. Banyak negara menutup atau mengurangi penerbangan di Timur Tengah, memicu gangguan ekonomi; misalnya mata uang Mesir melemah .
Yordania berhasil menembak jatuh beberapa rudal dan drone yang meleset dari tujuan mereka, menggambarkan ketegangan regional yang meluas (ekoin.co)
Inggris, Jerman, dan G7 menyerukan de‑eskalasi. Presiden Trump mengancam intervensi jika serangan menyasar kepentingan AS, sekaligus mendesak Iran untuk menghentikan potensi nuklir .
Korban dan Kondisi Kemanusiaan
Dalam konflik tiga hari pertama, data dari Human Rights Activists mencatat 224 tewas dan lebih dari 1.200 luka di Iran, termasuk 197 warga sipil
Sementara di Israel, sedikitnya 14–23 warga sipil tewas, antara lain anak‑anak, lanjut usia, dan pekerja rumah tangga. Rumah, infrastruktur sipil seperti apartemen dan pabrik mengalami kerusakan signifikan .
Teknologi dan Strategi Militer
Israel disebut telah menguasai “langit Tehran” dan menghancurkan jet tempur Iran serta peluncur rudal .
Iran mengerahkan rudal balistik dan hipersonik seperti Fattah‑1 serta drone swarm untuk menjangkau Israel; IDF mengaku mencegat 80–90% rudal tersebut
Reaksi dan Diplomasi Global
G7 serta negara seperti Turki, Rusia, dan negara Arab bersikap waspada. Erdogan dan Trump sepakat pentingnya perdamaian dan menghentikan eskalasi .
AS memperkuat posisi pertahanan tanpa ambil bagian langsung, memindahkan tanker udara dan mempersiapkan kemampuan respons kilat .
Ancaman Jangka Panjang
Iran mengancam akan keluar dari NPT (Perjanjian Non‑Proliferasi Nuklir), tetapi Presiden Masoud Pezeshkian menyatakan Iran tetap menolak senjata nuklir, hanya akan gunakan nuklir untuk energi dan penelitian
Kepala IAEA Rafael Grossi menyampaikan bahwa fasilitas Natanz rusak parah, meski Fordow relatif tidak terpengaruh
Demi mencegah eskalasi mengerikan, sangat dibutuhkan penghentian serangan dan jalur diplomasi terbuka antara Israel, Iran, dan mediator seperti PBB dan kekuatan global.
Penempatan zona aman dan fasilitator netral seperti PBB dan Turki menjadi kunci meredam ketegangan dan mengurangi korban sipil.
Bantuan kemanusiaan dan jaminan terhadap warga sipil, khususnya di Tehran dan kawasan terdampak Israel, menjadi prioritas mutlak.
Pembukaan jalur komunikasi langsung antara Israel dan Iran berpotensi mencegah salah persepsi dan memperkecil risiko salah hitung strategis.
Dukungan negara-negara besar seperti AS, Inggris, Jerman, dan G7 sangat krusial untuk mengawasi jika Iran keluar dari perjanjian non-proliferasi dan memastikan komitmen damai.
Konflik Israel-Iran kini telah berubah menjadi perang terbuka berskala besar, menjalar ke ranah nuklir dan regional luas.
Kedua negara saling serang dengan teknologi canggih, menyebabkan korban warga sipil dan kerusakan infrastruktur berat.
Potensi konflik lebih luas menciptakan krisis kemanusiaan dan ketidakstabilan ekonomi global.
Diplomasi, penghentian serangan, serta mediasi internasional menjadi sangat penting untuk meredam situasi.
Tanpa langkah bersama dan hati-hati, perang ini dapat menghancurkan lebih banyak nyawa dan memperluas konflik ke seluruh Timur Tengah.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v