Teheran, EKOIN.CO – Ketegangan antara Iran dan Israel kembali mencapai titik panas setelah serangan udara yang dilancarkan oleh Israel terhadap fasilitas nuklir Iran dalam beberapa waktu terakhir. Aksi ini segera dibalas oleh Iran dengan meluncurkan ratusan rudal dan drone ke wilayah Israel, memicu kekhawatiran akan meletusnya konflik besar di kawasan Timur Tengah.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Serangan balasan Iran disebut hanya sebagai “peringatan” awal. Seorang jenderal militer Iran menegaskan bahwa operasi hukuman yang lebih besar kemungkinan akan menyusul. Situasi ini menciptakan ketegangan baru yang tak hanya mengancam stabilitas regional tetapi juga memunculkan risiko konflik berskala global.
Dalam beberapa hari terakhir, suasana politik dan militer di Timur Tengah menjadi semakin tegang. Iran dan Israel tampaknya berada di jalur konfrontasi terbuka yang bisa melibatkan kekuatan besar lain, termasuk Amerika Serikat. Meski AS menyatakan tidak terlibat langsung, Teheran meyakini ada dukungan terselubung dari Washington kepada Israel.
Dilansir dari berbagai media internasional, ketegangan meningkat drastis pasca serangan udara Israel yang menyasar situs strategis Iran. Tak butuh waktu lama, Iran merespons dengan serangan besar-besaran menggunakan teknologi drone dan rudal presisi tinggi ke berbagai titik vital Israel.
Beberapa analis pertahanan menyebutkan bahwa ini merupakan balasan paling signifikan Iran terhadap Israel dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun sebagian besar serangan Iran berhasil dipatahkan sistem pertahanan Israel, dampaknya terhadap ketegangan politik tetap terasa.
Ancaman Meluasnya Konflik Regional
Konflik bilateral ini kini mengarah pada kekhawatiran akan meluasnya perang di kawasan. Negara-negara tetangga seperti Lebanon, Suriah, hingga Irak terancam terseret jika eskalasi berlanjut. Serangan terhadap kepentingan Amerika di Timur Tengah juga disebut-sebut sebagai salah satu kemungkinan besar.
Bahkan, muncul analisis mengenai lima skenario mengerikan jika perang Iran-Israel berlanjut. Pertama, kemungkinan terbentuknya koalisi militer regional yang bisa memperluas lingkup peperangan. Kedua, serangan terhadap armada dan pangkalan militer AS di kawasan.
Skenario ketiga adalah pembalasan terhadap kapal-kapal komersial di Teluk Persia, yang bisa mengganggu jalur perdagangan minyak dunia. Skenario keempat, meningkatnya aksi terorisme sebagai dampak lanjutan dari ketegangan tersebut. Terakhir, kemungkinan penggunaan senjata non-konvensional oleh salah satu pihak jika konflik mencapai puncaknya.
Pakar hubungan internasional menilai, konflik ini merupakan ancaman serius terhadap keamanan global. “Kalau terus berlanjut, ini bisa memicu keterlibatan negara-negara besar dan menciptakan kekacauan global,” kata seorang pengamat politik Timur Tengah dikutip dari Al Jazeera.
AS dan Kepentingannya di Timur Tengah
Iran menuduh Amerika Serikat memiliki peran terselubung dalam eskalasi konflik. Meski pemerintahan AS menyatakan tidak terlibat langsung dalam serangan Israel, berbagai laporan menyebutkan adanya dukungan logistik dan intelijen dari Washington.
Jika Iran menyerang fasilitas militer atau kepentingan AS di kawasan, bisa terjadi reaksi militer besar dari pihak Amerika. Ini bisa memicu perang besar yang jauh melampaui batasan konflik dua negara. Apalagi, AS memiliki pangkalan militer di Bahrain, Qatar, dan Kuwait.
Kekhawatiran serangan balasan ke pangkalan-pangkalan ini membuat pasukan AS dalam kondisi siaga tinggi. Beberapa unit militer telah dikerahkan lebih dekat ke kawasan Teluk guna mengantisipasi eskalasi lebih lanjut.
Sementara itu, Dewan Keamanan PBB dijadwalkan menggelar pertemuan darurat membahas perkembangan ini. Negara-negara anggota menyerukan penurunan tensi dan membuka jalur diplomasi, namun belum ada kesepakatan konkret mengenai langkah penyelesaian damai.
Negara-negara seperti Rusia dan China menyerukan agar semua pihak menahan diri. Rusia menyebut bahwa eskalasi militer hanya akan memperburuk keadaan, sementara China mendesak diadakannya perundingan segera.
Konflik ini juga berdampak terhadap pasar energi dunia. Harga minyak global melonjak drastis sejak serangan terjadi, karena kekhawatiran gangguan pasokan dari kawasan Teluk. Investor global pun mulai berhati-hati menghadapi ketidakpastian ini.
Sejumlah maskapai internasional bahkan sudah mulai menghindari jalur penerbangan yang melintasi kawasan tersebut. Lembaga pemantau penerbangan dunia menyarankan pengalihan rute untuk menghindari risiko keselamatan.
Konflik Iran dan Israel juga memunculkan gelombang kecaman dari organisasi-organisasi kemanusiaan internasional. Mereka menyerukan perlindungan terhadap warga sipil dan mendesak kedua belah pihak untuk segera mengakhiri aksi saling serang.
Sementara itu, warga sipil di kedua negara hidup dalam kekhawatiran. Sirene peringatan rudal terus terdengar di berbagai kota Israel, sementara Iran juga mengantisipasi kemungkinan serangan lanjutan.
Beberapa organisasi bantuan mulai bersiap untuk mengirim logistik ke daerah-daerah yang berpotensi terdampak, terutama di kawasan perbatasan. Kondisi ini memperlihatkan besarnya dampak kemanusiaan yang mungkin timbul jika konflik tak segera dihentikan.
Ketegangan antara Iran dan Israel ini menjadi pengingat betapa rapuhnya perdamaian di kawasan Timur Tengah. Dunia kini menunggu apakah diplomasi mampu mencegah krisis lebih lanjut atau justru akan menyaksikan pecahnya konflik berskala besar.
Diperlukan upaya nyata dari komunitas internasional untuk mencegah konflik ini membesar. Jalur dialog dan diplomasi harus dibuka kembali agar tidak terjadi pertumpahan darah lebih luas. Negosiasi damai menjadi satu-satunya jalan keluar yang rasional.
Jika situasi tidak segera dikendalikan, maka tidak hanya dua negara yang akan terkena dampaknya. Stabilitas kawasan bahkan dunia bisa ikut terguncang. Oleh karena itu, inisiatif internasional perlu segera digerakkan untuk meredakan ketegangan.
Dunia internasional juga harus memperkuat peran lembaga multilateral seperti PBB dalam menengahi konflik. Keterlibatan aktif negara-negara besar diperlukan untuk menekan kedua pihak agar menahan diri.
Kesadaran akan dampak kemanusiaan dari konflik ini perlu menjadi perhatian utama. Setiap tindakan militer berpotensi menciptakan penderitaan berkepanjangan bagi warga sipil yang tidak bersalah.
Dengan meningkatnya ketegangan ini, dibutuhkan kewaspadaan dari seluruh negara terhadap kemungkinan perluasan konflik. Sistem peringatan dini dan pengamanan kawasan harus diperkuat agar tidak menjadi bencana global yang tak terkendali.
(*)