Jakarta Selatan, EKOIN.CO – Kebakaran besar melanda kawasan padat penduduk di RT 12 dan RT 13 RW 12, Juraganan, Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pada Minggu siang, 20 Juli 2025. Puluhan rumah warga dilaporkan hangus terbakar dalam peristiwa yang diduga dipicu korsleting listrik atau kebocoran gas kompor.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Belum ada keterangan resmi dari pihak berwenang mengenai sumber pasti api yang melalap 57 rumah tersebut. Ketua RW 12, Irfan, menyampaikan bahwa penyebab utama kebakaran masih dalam penyelidikan. “Kami belum bisa menyimpulkannya penyebabnya. Ada yang bilang dari korsleting listrik, ada juga yang bilang dari kompor gas,” ujar Irfan di lokasi kejadian.
Kesaksian Warga Terkait Awal Mula Api
Seorang warga bernama Rifki (26) mengaku melihat langsung awal kemunculan api dari salah satu rumah di kawasan tersebut. Ia menduga api berasal dari kebocoran kompor gas yang sedang digunakan untuk memasak. “Kemungkinan besar sih dari (orang) masak ya, karena saya lihat pas itu apinya langsung besar keluarnya,” ungkap Rifki, dikutip dari Kompas.com.
Namun, pendapat berbeda disampaikan oleh Bambang (47), warga lainnya. Ia meragukan kebakaran disebabkan oleh aktivitas memasak, sebab tidak ada bau masakan gosong atau gas yang tercium sebelum api muncul. “Di sini, orang bakar kertas saja bisa kecium baunya, apalagi kalau masakan gosong, jadi enggak mungkin karena masak apinya,” jelasnya.
Bambang juga mengaku tidak mengetahui penyebab pasti kebakaran. Menurut kesaksiannya, api menjalar sangat cepat hingga melahap rumah-rumah di sekitar lokasi dalam hitungan menit. Kondisi pemukiman yang padat dan bahan bangunan yang mudah terbakar memperparah penyebaran api.
Upaya Warga dan Dampak Kebakaran
Warga sempat berusaha memadamkan api dengan alat pemadam api ringan (APAR), namun upaya tersebut gagal karena api sudah terlalu besar. Dalam kondisi panik, warga berlarian menyelamatkan diri tanpa sempat membawa barang berharga atau dokumen penting.
Bambang menjadi salah satu korban yang kehilangan seluruh harta bendanya. Ia menyampaikan bahwa rumah dan seluruh isinya hangus terbakar, termasuk perlengkapan sekolah anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar. “Semua perlengkapan sekolah anak saya hangus. Seragam, tas, buku, enggak ada yang sempat dibawa,” katanya.
Banyak anak-anak terdampak kebakaran yang kehilangan perlengkapan belajar. Para orang tua berharap agar pemerintah dapat memberikan bantuan khusus bagi anak-anak tersebut, terutama kebutuhan untuk melanjutkan sekolah mereka.
Selain itu, warga juga sangat membutuhkan bantuan logistik seperti makanan, pakaian, dan tempat penampungan sementara. Sebagian besar dari mereka saat ini mengungsi di tenda-tenda darurat yang didirikan di sekitar lokasi kejadian.
Menurut data sementara dari pengurus RT setempat, kebakaran ini menghanguskan 57 rumah dan menyebabkan puluhan keluarga kehilangan tempat tinggal. Belum ada laporan korban jiwa, namun beberapa warga mengalami luka ringan akibat terbakar atau terinjak saat menyelamatkan diri.
Petugas pemadam kebakaran dari Sudin Gulkarmat Jakarta Selatan tiba sekitar 15 menit setelah laporan masuk dan langsung berupaya memadamkan api. Butuh waktu lebih dari satu jam untuk menjinakkan kobaran yang terus meluas.
Hingga sore hari, sejumlah titik masih mengeluarkan asap. Petugas gabungan dari Dinas Sosial dan PMI juga terlihat di lokasi membantu evakuasi dan mendistribusikan bantuan awal. Sejumlah tenda darurat telah disiapkan untuk menampung warga terdampak.
Pemerintah Kota Jakarta Selatan menyatakan telah menginstruksikan agar bantuan segera dikirimkan. Camat Kebayoran Lama disebut sudah meninjau lokasi dan berjanji akan memprioritaskan penanganan bagi korban.
Sejumlah relawan juga mulai berdatangan memberikan bantuan seperti makanan cepat saji, air minum, dan selimut. Aksi solidaritas warga sekitar pun tampak di tengah bencana ini dengan saling membantu satu sama lain.
Warga kini menanti kepastian soal penyebab kebakaran agar kejadian serupa tidak kembali terulang. Beberapa keluarga terlihat masih mencoba mencari barang-barang yang mungkin tersisa di balik puing-puing bangunan yang hangus.
Hingga malam hari, suasana di lokasi masih dipenuhi rasa cemas dan duka. Listrik di kawasan tersebut sempat dipadamkan untuk mencegah korsleting susulan. Polisi masih melakukan penjagaan di sekitar area bekas kebakaran.
dari penyebab kebakaran baru akan diumumkan setelah hasil investigasi dari pihak terkait rampung. Masyarakat diimbau untuk lebih waspada terhadap potensi kebakaran di lingkungan padat penduduk.
Pemerintah juga diminta untuk meningkatkan edukasi kepada masyarakat mengenai penanganan awal kebakaran dan pentingnya kesiapan menghadapi bencana kebakaran di pemukiman padat.
Kejadian ini menyoroti perlunya sistem pendeteksi dini dan pemadam api yang mudah diakses di wilayah padat penduduk. Selain itu, penting adanya pemeriksaan rutin terhadap instalasi listrik dan alat masak warga.
Dari peristiwa ini terlihat bahwa masyarakat masih kesulitan dalam penanganan awal kebakaran. Diperlukan pelatihan dan penyediaan sarana pemadam kebakaran yang lebih efektif di tingkat RT atau RW.
Kebakaran di Kebayoran Lama menjadi peringatan bahwa kewaspadaan dan kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana harus lebih ditingkatkan. Warga berharap pemerintah dan berbagai pihak segera turun tangan untuk membantu pemulihan.
Sebagai bentuk pemulihan, penting agar anak-anak terdampak tidak sampai putus sekolah akibat kehilangan perlengkapan belajar. Bantuan yang menyasar kebutuhan pendidikan harus menjadi prioritas.
Selain itu, proses pendataan korban dan kerugian harus dilakukan secara cepat dan transparan agar bantuan dapat tersalurkan secara tepat sasaran. Partisipasi aktif warga dalam proses ini sangat penting.
Masyarakat juga diimbau untuk menjaga lingkungan tempat tinggal tetap aman dari potensi kebakaran, misalnya dengan tidak menumpuk kabel listrik atau meninggalkan kompor menyala tanpa pengawasan.
Kejadian ini juga menunjukkan pentingnya solidaritas antarwarga. Dalam kondisi darurat, gotong royong menjadi kekuatan utama yang mampu meringankan beban para korban kebakaran.
Diharapkan penanganan dari pemerintah setempat berjalan cepat dan menyeluruh. Warga yang kehilangan tempat tinggal harus segera mendapat solusi jangka pendek maupun jangka panjang untuk pemulihan kehidupan mereka. (*)