Tel aviv, EKOIN.CO – Iran pada Minggu, 22 Juni 2025, langsung membalas dengan meluncurkan puluhan rudal ke wilayah Israel setelah serangan udara Amerika Serikat (AS) menghantam tiga situs nuklirnya. Operasi itu dijuluki “True Promise 3” dan berlangsung dalam dua gelombang.
Gelombang Serangan Rudal Iran
Iran menembakkan 30 rudal—kombinasi bahan bakar cair dan padat—dengan tujuan melumpuhkan infrastruktur vital Israel, termasuk Bandara Internasional Ben Gurion dan fasilitas militer.
Militer Iran menyebut ini sebagai “Gelombang ke-20 Operasi True Promise 3”.
Serangan ke Bandara Ben Gurion
Bandara Ben Gurion menjadi salah satu target utama. Rudal menghantam wilayah hangar dan landasan pacu, memicu sirene udara serius di Tel Aviv dan Yerusalem.
Pihak militer Israel segera mengaktifkan sistem pertahanan udara dan melaporkan pihaknya siap mencegat dan menghancurkan rudal musuh.
Dampak Awal pada Publik dan Infrastruktur
Sedikitnya 16 orang di Israel dilaporkan mengalami luka ringan akibat serpihan dan ledakan. Beberapa bangunan sipil di sekitar bandara menunjukkan kerusakan ringan.
Warga Tel Aviv merasakan kekhawatiran saat sirene meraung, diikuti ledakan keras yang bergema hingga Yerusalem.
Serangan Udara AS ke Situs Nuklir Iran
Sebelumnya, Sabtu (21/6/2025), AS melancarkan serangan udara ke tiga situs nuklir di Natanz, Isfahan, dan Fordow. Presiden Donald Trump mengklaim fasilitas itu hancur, termasuk depot bunker Fordow.
Trump menyatakan: “Fordo sudah lenyap,” dan menyebut enam bom penghancur bunker serta 30 rudal Tomahawk digunakan.
Pesawat pembom B‑2 AS juga dilaporkan ikut dalam serangan tersebut, terbang melintasi Samudra Pasifik.
Respons Iran terhadap Serangan Nuklir
Iran menegaskan bahwa situs nuklir mereka telah dievakuasi dan uranium telah dipindahkan sebelum serangan AS, sehingga risiko radiasi hingga dapat dikendalikan.
Wakil Kepala Politik Penyiaran Nasional Iran, Hassan Abedini, menyatakan bahwa tidak ada bahan berbahaya yang tertinggal di fasilitas tersebut.
Pernyataan Diplomat Iran
Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi menyebut serangan AS sebagai “keterlaluan”, “melanggar hukum”, dan memicu “konsekuensi kekal”, dengan hak Iran untuk membalas demi kedaulatan nasional.
Kemlu Iran menuduh AS memulai “perang berbahaya” melawan Iran, serta meminta agar PBB dan IAEA menindaklanjuti serangan tersebut.
Pernyataan Israel
Militer Israel melaporkan dua gelombang serangan rudal dan cepat mengambil tindakan pencegahan. Kementerian Pertahanan meningkatkan status siaga, membatalkan kegiatan publik, dan memerintahkan warga tetap waspada.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memuji tindakan Trump dan menyebut AS sebagai sekutu strategis dalam menghadapi ancaman Iran.
Eskalasi dan Risiko Perluasan Konflik
Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) menyatakan keadaan telah mencapai tingkat perang terbuka, bukan sekadar serangan balasan.
Ketegangan semakin meningkat karena kehadiran militer AS di wilayah dan potensi serangan lanjutan dari kedua belah pihak.
Potensi Dampak Regional
Serangan ini meningkatkan kekhawatiran terjadinya konflik lebih luas di Timur Tengah. Negara-negara tetangga seperti Saudi dan Turki disebut-sebut tengah memantau dan mengingatkan agar tidak terjadi perang besar. Beberapa pakar menilai risiko meluasnya pertempuran sangat tinggi.
Subjudul Ringkasan Sumber
- Kombat Iran: 30 rudal, dua gelombang, bandara dan fasilitas militer.
- Respons Militer Israel: Sirene meraung, pencegatan rudal aktif.
- AS Serang Situs Nuklir: Bom bunker dan Tomahawk, dipimpin Trump.
- Diplomat Iran: Menuduh pelanggaran hukum internasional, meminta PBB dan IAEA bersidang.
- Pemerintah Israel: Siaga tinggi, perdana menteri beri apresiasi AS.
Menjaga komunikasi lintas negara penting untuk meredam ketegangan.
Organisasi internasional seperti PBB dan IAEA perlu memfasilitasi dialog cepat.
Evakuasi penduduk di zona konflik sebaiknya diprioritaskan oleh otoritas setempat.
Masyarakat internasional hendaknya mendukung gencatan senjata dan solusi diplomatik.
Media perlu menyajikan fakta berdasarkan sumber resmi untuk menghindari disinformasi.Serangan udara AS dan balasan rudal Iran menandai eskalasi ketegangan serius di Timur Tengah.
Terbuka risiko konflik meluas jika tidak segera ditangani via jalur diplomatik.
Klaim evakuasi situs nuklir Iran memperlihatkan dimensi strategis kedua belah pihak.
Seruan Iran agar PBB dan IAEA turun tangan menunjukkan perlunya mekanisme internasional.
Perdamaian hanya dapat tercapai melalui dialog dan penghormatan hukum internasional. (*)Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Awal Mula Kasus Mutilasi di Padang Pariaman Serta Kronologi Motif dan Sanksi
Padang Pariaman, EKOIN.CO - Satria Johanda alias Wanda (25), pelaku mutilasi di Batang Anai, ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan tiga perempuan...