Teheran, EKOIN.CO – Pertempuran udara dan rudal kembali berkecamuk antara Israel dan Iran dalam perang yang sudah berjalan sejak 13 Juni 2025. Serangan terbaru terjadi pada 20–21 Juni, dengan serangkaian ofensif udara dari kedua negara, yang mengakibatkan jatuhnya korban serta kerusakan infrastruktur signifikan.
Perpecahan regional makin melebar dengan serangan udara Israel menarget situs nuklir, rudal, dan pangkalan militer Iran, termasuk Natanz, Isfahan, Arak, bahkan markas drone IRGC di Qom dan Khorramabad
Serangan balasan dari Iran menembakkan ratusan rudal balistik Sejjil dan drone Shahed ke wilayah Israel, khususnya ke Haifa, Beersheba, dan Tel Aviv Rangkaian tembakan ini menyebabkan kerusakan di Soroka Medical Center di Beersheba dan sentra perumahan
Intensitas Serangan Israel
Pada 20 Juni, militer Israel melancarkan gelombang serangan dengan lebih dari 60 jet tempur dan hingga 120 bom presisi menyerang fasilitas nuklir Natanz, Isfahan, Arak, serta markas drone dan peluncur rudal IDF mengklaim berhasil menunda program nuklir Iran hingga 2–3 tahun
Dalam operasi “Rising Lion”, Israel juga menewaskan sejumlah tokoh militer tinggi Iran, termasuk Amin for Judkhi, komandan UAV IRGC, serta beberapa perwira senior lainnya.
Balasan Iran
Iran merespons dengan peluncuran lebih dari 150 rudal balistik dan 100 drone sejak 13 Juni, dalam operasi “True Promise 3” . Dalam serangan gelombang terbaru, setidaknya 31 orang terluka di Haifa, dan 17 orang di distrik Dan menurut laporan resmi Israel
Soroka Medical Center di Beersheba terkena langsung rudal Sejjil pada 19 Juni. sebagian besar pasien dievakuasi, namun sekitar 50–80 orang terluka akibat reruntuhan dan kebocoran bahan kimia
Dampak Warga Sipil
Menurut sumber AP dan Human Rights Activists News Agency, setidaknya 657 warga Iran tewas dan lebih dari 2.000 luka-luka oleh serangan udara Israel Di sisi Israel, tercatat 24–25 orang tewas dan ratusan luka-luka, termasuk puluhan warga di Beersheba dan Haifa .
Penyebab & Konteks
Operasi Rising Lion digagas sejak April dan dilancarkan pada 13 Juni setelah batas waktu diplomatik Amerika berakhir . Mossad juga dilaporkan menanam basis drone di dalam Iran, mendukung efektifitas serangan udara awal
Sikap Pemerintah Israel
PM Netanyahu menyatakan akan terus menyerang hingga ancaman nuklir dan rudal Iran dieliminasi. Menhan Israel Israel Katz memperingatkan bahwa “Teheran akan terbakar” jika Iran terus menyerang
Tanggapan Iran
Meskipun belum mengonfirmasi korban kepemimpinan tinggi, Iran mengutuk agresi Israel dan menyebut Amerika turut mengkhianati diplomasi . Menlu Araghchi mengatakan upaya diplomasi hanya akan dilakukan jika Israel menghentikan serangan
Diplomasi Global
Perundingan diplomatik berlangsung di Jenewa antara Eropa dan Iran, tetapi masih mandek . PBB, AS, UK, Perancis, Cina, Rusia, serta Liga Arab menyerukan de-eskalasi, namun perkembangan masih belum menggembirakan .
Posisi Amerika Serikat
Presiden Trump belum memutuskan apakah AS akan ikut campur dalam serangan selama dua minggu ke depan, mempertimbangkan serangan ke fasilitas Fordow dengan bom bunker-buster . Ia menyulitkan tekanan agar Israel menghentikan serangan .
Subjudul Tambahan
Kerusakan Infrastruktur Nuklir & Energi
Fasilitas nuklir Natanz dan Isfahan hancur, listrik terganggu, sementara kilang gas dan penyimpanan minyak di pinggiran Teheran ikut kena sasaran
Peningkatan Tahanan Rudal dan Drone
Israel mengklaim berhasil menghancurkan dua pertiga dari peluncur rudal Iran sejak awal konflik
Kriminalisasi Serangan Rumah Sakit
Serangan ke Soroka dinyatakan sebagai “kriminal, pelanggaran hukum perang” oleh Menteri Kesehatan Israel dan juru bicara IDF
Ancaman Regime Change
Israel saat ini menginginkan perubahan rezim di Iran, meski belum menjadi tujuan resmi perang
Risiko Radiasi dan Bahan Kimia
Serangan ke reaktor berat, dan kebocoran bahan kimia di rumah sakit menambah kekhawatiran terhadap keselamatan masyarakat
Konflik Israel–Iran memasuki babak baru yang sangat intens, dengan kerugian besar pada sisi nuklir dan infrastruktur pertahanan. Kekerasan ini berpotensi menyebar lebih luas jika tidak ada penghentian segera. Diplomasi harus ditingkatkan melalui jalur internasional untuk mencegah eskalasi lebih jauh. Perlindungan warga sipil menjadi prioritas utama, termasuk penghentian penargetan fasilitas medis. Keterlibatan militer AS harus dikelola hati-hati agar tidak memperparah situasi. Terakhir, upaya perdamaian harus menjadi jalan akhir untuk menyelamatkan generasi mendatang dari penderitaan perang.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v”