Jakarta, EKOIN.CO – Kota Los Angeles masih dilanda ketegangan saat aturan jam malam diperpanjang menyusul aksi protes imigrasi yang memasuki hari kesembilan. Wali Kota Karen Bass mengumumkan kebijakan ini dalam wawancara dengan stasiun televisi lokal KTLA pada Minggu (15/5).
“Jam malam akan berlaku setidaknya selama beberapa hari lagi,” tegas Bass, seperti dikutip AFP. Ia mengaku kesulitan memprediksi berapa lama tepatnya aturan ini akan berlaku, mengingat situasi yang masih dinamis. “Kami tidak tahu berapa banyak penggerebekan yang akan terjadi dan dampaknya terhadap kemarahan warga,” tambahnya.
Kerusuhan bermula sejak 6 Juni lalu setelah pemerintahan Presiden Donald Trump melancarkan operasi besar-besaran oleh Badan Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai (ICE). Los Angeles yang menjadi kota dengan populasi imigran Latin terbesar di California langsung bergolak.
Meski sebagian besar aksi berlangsung damai, insiden kekerasan sporadis tetap terjadi. Trump merespon dengan mengerahkan 4.000 personel Garda Nasional dan 700 marinir. “Situasi benar-benar memanas setelah pengiriman pasukan ini,” ujar seorang aktivis lokal yang enggan disebutkan namanya.
Wali Kota Bass sebenarnya telah memberlakukan jam malam sejak 10 Juni untuk mengantisipasi vandalisme dan penjarahan. “Orang-orang takut keluar rumah,” katanya prihatin. Ia juga menyayangkan operasi ICE yang dinilai “tidak pandang bulu”, bahkan menangkap warga yang sedang beraktivitas biasa.
Di media sosial, Trump membela kebijakannya: “Agen ICE menghadapi kekerasan dan ancaman. Saya perintahkan mereka menggunakan segala cara untuk deportasi massal.” Pernyataan ini justru memicu gelombang protes baru.