Teheran, EKOIN.CO – Iran menunjukkan ketangguhan luar biasa dalam sektor pertahanan udara setelah serangan besar-besaran dari Israel pada Juni lalu. Dalam waktu singkat, seluruh sistem pertahanan yang rusak telah diganti dan dipulihkan menggunakan teknologi buatan dalam negeri tanpa bantuan luar.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Pernyataan ini disampaikan oleh Deputi Kepala Operasi Angkatan Bersenjata Iran, Mahmoud Mousavi, yang menegaskan bahwa semua unit pertahanan udara kini kembali aktif dan siap menjaga wilayah udara negara tersebut. Mousavi mengakui adanya kerusakan, namun menyoroti keberhasilan perbaikan cepat berkat kesiapan dalam negeri.
“Beberapa sistem pertahanan udara kami rusak, ini bukan sesuatu yang bisa kami sembunyikan. Namun rekan-rekan kami telah menggunakan sumber daya dalam negeri dan menggantinya dengan sistem yang telah disiapkan sebelumnya,” ujar Mousavi seperti dikutip dari kantor berita Defah Press, Senin (21/7/2025).
Kemandirian sistem pertahanan hasil teknologi lokal
Seluruh sistem yang digunakan untuk menggantikan yang rusak dikembangkan di dalam negeri. Iran mengandalkan teknologi dan logistik nasional yang telah disiapkan sebelumnya. Mousavi menambahkan, semua sistem pengganti merupakan hasil rekayasa industri pertahanan lokal dan disimpan di berbagai titik strategis.
Menurutnya, penggantian dilakukan dalam waktu singkat karena Iran telah memperkirakan skenario semacam itu dan menyiapkan unit cadangan. Strategi penyimpanan ini disebut menjadi faktor kunci keberhasilan pemulihan.
Berbeda dengan banyak negara yang masih bergantung pada suplai asing, Iran kini tampil dengan sistem pertahanan mandiri. Hal ini menunjukkan kemajuan signifikan industri militer mereka dalam beberapa tahun terakhir.
Keberhasilan ini sekaligus menjadi bukti bahwa Iran memiliki ketahanan militer yang tidak mudah dilumpuhkan hanya dengan satu gelombang serangan. Kemandirian ini menjadi strategi utama Iran menghadapi ketegangan yang terus meningkat di Timur Tengah.
Dalam 12 hari konflik udara yang terjadi bulan Juni, sistem pertahanan udara Iran mengalami kerusakan parah akibat serangan udara Israel yang intens. Instalasi penting seperti radar dan peluncur rudal menjadi sasaran utama dalam operasi tersebut.
Bavar-373 sebagai andalan pertahanan nasional
Meski dihantam secara masif, Iran tetap mampu meluncurkan serangan balasan melalui rudal jarak jauh dan drone ke wilayah Israel. Balasan ini menunjukkan kapasitas ofensif Iran tetap aktif meski dalam tekanan berat.
Salah satu sistem utama yang kini diandalkan adalah Bavar-373, sistem pertahanan udara jarak jauh buatan dalam negeri yang dikembangkan sebagai alternatif dari S-300 buatan Rusia. Bavar-373 disebut-sebut mampu mendeteksi dan menyerang beberapa target secara bersamaan.
Dalam beberapa minggu terakhir, tidak ada laporan mengenai pengadaan sistem pertahanan baru dari luar negeri. Hal ini memperkuat pernyataan Iran bahwa pemulihan sepenuhnya dilakukan secara lokal.
Walau Iran masih mengoperasikan sistem asing seperti S-300, namun fokus utama mereka kini beralih ke penguatan kemampuan produksi dalam negeri. Strategi ini dianggap penting dalam menghadapi embargo senjata dan tekanan politik internasional.
Dengan langkah-langkah ini, Iran memperlihatkan sinyal bahwa mereka siap untuk konfrontasi lebih lanjut jika eskalasi kembali meningkat. Kemampuan mengganti sistem dalam waktu singkat menjadi poin strategis dalam doktrin militer mereka.
Mahmoud Mousavi menyatakan bahwa setiap ancaman terhadap wilayah udara Iran akan dihadapi dengan kesiapan penuh. Ia menegaskan bahwa tidak ada titik lemah dalam sistem pertahanan saat ini.
Kesiapan tersebut mencerminkan transformasi besar dalam pendekatan militer Iran yang selama ini terus memperkuat sektor pertahanannya secara mandiri. Ini juga menjadi pesan bagi pihak-pihak yang berniat melemahkan posisi Iran di kawasan.
Dari segi geopolitik, kemampuan Iran mempertahankan wilayah udaranya secara otonom menjadi tantangan tersendiri bagi lawan-lawannya. Hal ini memberi Iran posisi tawar lebih tinggi dalam konflik regional.
Kepemilikan teknologi pertahanan sendiri juga memperkecil potensi tekanan internasional yang dapat menghentikan suplai senjata. Iran tidak lagi mudah ditekan lewat embargo atau isolasi militer.
Kemampuan industri militer Iran yang terus tumbuh menunjukkan bahwa negara tersebut tak hanya bertahan, namun juga berkembang di bawah sanksi dan tekanan. Sebuah pencapaian signifikan dalam strategi pertahanan nasional jangka panjang.
Ke depan, Iran kemungkinan besar akan terus mengembangkan berbagai sistem militer otonom lainnya. Langkah ini akan memperkuat daya tahan nasional dan menurunkan ketergantungan terhadap pihak luar.
Kesiapan Iran memulihkan infrastruktur pertahanan secara mandiri juga menjadi bukti bahwa negara tersebut mampu mengantisipasi skenario terburuk dan segera bangkit dari kehancuran sistemik.
Pernyataan Mousavi memperlihatkan bagaimana Iran tidak hanya berbicara soal kemandirian, namun benar-benar menjalankannya di lapangan. Ini menjadi contoh implementasi strategi militer nasional secara menyeluruh dan terukur.
Di tengah situasi geopolitik yang tidak menentu, pendekatan Iran yang fokus pada teknologi dalam negeri menjadi alternatif yang semakin relevan. Banyak negara lain kini mulai mempertimbangkan strategi serupa dalam sistem pertahanan mereka.
Pemulihan pasca serangan Israel ini menunjukkan Iran tidak hanya fokus pada serangan balik, tetapi juga ketahanan jangka panjang. Fokus utama mereka saat ini tampaknya adalah mempertahankan integritas wilayah dan sistem militer dengan sumber daya nasional.
dari perkembangan ini adalah bahwa Iran telah membuktikan kemampuan mandirinya di sektor pertahanan. Dalam waktu yang relatif singkat, mereka mampu memulihkan kekuatan udara strategis yang sempat dilumpuhkan lawan. Keberhasilan ini memperkuat posisi Iran dalam percaturan politik dan militer kawasan.
Tantangan dari Israel tidak menyurutkan kesiapan Iran. Sebaliknya, justru menjadi momentum untuk menegaskan kekuatan pertahanan nasional mereka. Dengan tidak bergantung pada bantuan luar, Iran menunjukkan bahwa mereka siap berdiri sendiri menghadapi dinamika keamanan regional.
Di tengah tekanan geopolitik yang kompleks, ketahanan sistem pertahanan lokal menjadi aset penting bagi Iran. Pengalaman dari konflik sebelumnya tampaknya telah mendorong Iran untuk lebih serius dalam strategi jangka panjang berbasis teknologi lokal.
Kemampuan mengganti dan mengoperasikan sistem dalam negeri menunjukkan bahwa Iran bukan lagi negara yang rentan pada titik-titik tekanan asing. Mereka kini memiliki infrastruktur dan cadangan teknologi yang mendukung strategi militer berkelanjutan.
Ke depan, penting bagi Iran untuk terus memperkuat sistem pelatihan, riset militer, serta diplomasi pertahanan agar kemandirian ini tidak hanya berlangsung sesaat, tetapi menjadi pilar pertahanan yang kokoh dan berkelanjutan. ( * )