Jakarta, EKOIN.CO – Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan kekhawatiran atas dampak konflik AS-Iran terhadap stabilitas ekonomi global. Managing Director IMF Kristalina Georgieva menekankan perlunya pemantauan ketat terhadap harga energi pasca serangan AS ke fasilitas nuklir Iran.
“Kami akan mengawasi bagaimana hal itu berdampak pada premi risiko minyak dan gas, serta kemungkinan gangguan pasokan energi,” ujar Georgieva, dikutip dari Bloomberg dan Arab News, Selasa (24/6/2025).
Pasar minyak sempat mengalami kenaikan tajam akhir pekan lalu, dengan harga Brent mencapai level tertinggi lima bulan. Namun, harga kemudian anjlok lebih dari 7% menyusul pengumuman gencatan senjata oleh Presiden AS Donald Trump.
“Risk premium yang sempat membuat harga melonjak pekan lalu kini benar-benar menguap,” jelas Tony Sycamore, analis IG Group.
Hingga Selasa siang WIB, harga minyak Brent kontrak Agustus 2025 tercatat US$69,71 per barel, turun 2,48%. Sementara WTI merosot 2,63% ke US$66,71 per barel.
Pengumuman Trump tentang gencatan senjata antara Israel dan Iran langsung dibantah oleh Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi. Melalui media sosial, Araghchi menegaskan, “Sampai saat ini, TIDAK ADA kesepakatan tentang gencatan senjata.”
IMF mencatat Selat Hormuz sebagai titik krusial, di mana 20% pasokan minyak dunia melintas. Gangguan di kawasan ini berpotensi mempengaruhi ekonomi China dan Eropa yang bergantung pada minyak Iran.