Teheran, EKOIN.CO – Amerika Serikat melancarkan serangan udara ke tiga fasilitas nuklir Iran pada hari Minggu, 22 Juni 2025, yang menimbulkan kepanikan luas di dalam negeri dan gejolak global. Serangan tersebut dilaporkan menargetkan situs nuklir Fordow, Natanz, dan Isfahan dan segera diikuti peningkatan ketegangan di Timur Tengah .
Serangan mendadak memicu kepanikan massal
Pada pukul 04.00 waktu setempat, warga Teheran dikejutkan oleh ledakan bom bunker buster seberat 13.500 kg. Mahasiswi Universitas Teheran, Asal (22), mengatakan, “We weren’t expecting it yet… We are dead worried. You know, sleep doesn’t come so easy…” . Banyak keluarga langsung bersembunyi, sementara gelombang pengungsian di ibu kota pecah kembali.
Rangkaian respon Iran dan AS
Setelah serangan AS, IRGC menyatakan siap menghadapi pembalasan dalam 48 jam ke depan dan memperingatkan AS akan menghadapi “regrettable responses” . Sementara Gedung Putih menyebut operasi sudah berhasil dan membenarkan ketiga fasilitas rusak cukup parah .
Reaksi militer balasan Iran ke Israel
Tak lama kemudian, Iran meluncurkan dua gelombang serangan rudal ke wilayah Israel, menewaskan puluhan warga dan melukai 86 orang, termasuk kasus panik massal yang dirawat medis.
Dampak ekonomi global meluas
Harga Bitcoin anjlok ke 99.822 USD saat reaksi pasar kripto global terdampak setelah pengumuman Trump melalui Truth Social Pasar minyak dan saham juga volatile, dengan saham bergejolak dan yield obligasi meningkat .
Ancaman penutupan Selat Hormuz
Iran mengancam akan menutup Selat Hormuz, tempat transit 20% ekspor minyak dunia, yang dapat berimbas pada lonjakan harga minyak hingga 150 USD per barel
Desakan diplomasi mendesak
Uni Eropa—melalui Kaja Kallas dan Ursula von der Leyen—serta PBB mengimbau agar semua pihak menahan diri dan kembali ke meja perundingan . Benito Guterres menegaskan, “tidak ada solusi militer, satu-satunya jalan adalah diplomasi”
Analisa ahli dari Indonesia
Prof. Hikmahanto Juwana (UI) menyatakan, serangan AS sangat berbahaya dan dapat membuka risiko Perang Dunia III jika Iran membalas besar-besaran terhadap aset AS maupun sekutunya
Perubahan wajah konflik menjadi terbuka
Khairul Fahmi (ISESS) menegaskan, keterlibatan langsung AS mengubah sifat konflik dari proxy war menjadi konflik terbuka antarnegara langsung
Kemungkinan respons selanjutnya
Beberapa analis mengungkap dua skenario: Iran membalas terbatas lewat proxy atau melancarkan serangan langsung ke markas AS, memicu spiral eskalasi regional
Gangguan informasi dan internet
Iran dilaporkan memblokir akses internet hampir total, sebagai upaya kontrol informasi nasional .
Situasi pengungsian dan kondisi sipil
Gelombang warga mengungsi dari Teheran menuju provinsi utara Mazandaran, Gilan, dan Alborz. Antrian panjang terjadi di SPBU, kelangkaan bahan pokok muncul di toko lokal, dan layanan kesehatan darurat disiapkan
Reaksi global mendesak deeskalasi
Pemerintah Pakistan mengecam serangan AS dan mengingatkan bahwa aksi tersebut “melanggar norma hukum internasional” . Rusia juga mengecam keras dan menganggap tindakan AS sebagai eskalasi berbahaya .
Langkah-langkah militer AS
Pentagon meningkatkan kehadiran militer di wilayah Timur Tengah, termasuk pengerahan kapal induk dan jet tempur, untuk melindungi aset dan warga AS .
Ancaman siber dan ekonomi global
IRGC juga menyiapkan opsi serangan siber dan gangguan pasokan minyak secara global sebagai bentuk balasan . Para analis memperingatkan dampak ekonomi jangka panjang jika konflik melebar .
Fokus pada jalur diplomasi terbuka
Uni Eropa dan PBB sepenuhnya menekankan bahwa diplomasi harus diprioritaskan untuk mencegah kerusakan lebih besar.
Kondisi geopolitik saat ini sangat tidak stabil dan dapat menetapkan preseden bahaya konflik terbuka jika eskalasi tidak dihentikan.
Penting bagi masyarakat global untuk mendukung langkah diplomatik dan menghindari retorika militer yang memicu kekhawatiran luas.
Sektor keuangan perlu bersiap menghadapi fluktuasi pasar akibat ketegangan regional, terutama dalam energi dan aset volatil.
Masyarakat sipil di wilayah terdampak harus dibantu, dengan akses informasi, layanan medis, dan perlindungan dasar yang memadai.
Akhirnya, vaccine damai hanya bisa lahir lewat dialog yang inklusif antara Iran, AS, dan mediator internasional, bukan lewat kekuatan senjata.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v