Khan Younis, Jalur Gaza, EKOIN.CO – Lebih dari 103 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza dalam 24 jam terakhir. Serangan ini semakin memperparah jumlah korban setelah 19 bulan pemboman tanpa henti. Tragedi ini terjadi bertepatan dengan peringatan ke-77 Nakba, atau “malapetaka”, ketika ratusan ribu warga Palestina diusir paksa dari tanah mereka pada 1948.
Korban Berjatuhan di Khan Younis dan Jabalia
Menurut pejabat kesehatan setempat, setidaknya 59 orang tewas dalam serangan malam hingga Kamis (15/5/2025) di Khan Younis, Gaza selatan. Staf medis di Nasser Medical Complex melaporkan banyak korban adalah anak-anak. Sementara itu, di utara, serangan juga terjadi di Kota Gaza dan kamp pengungsi Jabalia.
Tareq Abu Azzoum, koresponden Al Jazeera di Deir el-Balah, melaporkan bahwa serangan Israel semakin intensif di wilayah permukiman. “Pesawat tempur Israel langsung menargetkan sembilan rumah tanpa peringatan di Khan Younis,” katanya. “Seluruh keluarga musnah sepenuhnya.”
Ia menggambarkan situasi di lapangan sebagai kekacauan, dengan warga sipil berusaha menyelamatkan diri dari perintah evakuasi paksa. “Militer Israel menargetkan warga sipil saat mereka tidur,” ujarnya, merujuk pada 13 serangan udara di Jabalia. Tim penyelamat kewalahan akibat kurangnya peralatan untuk mengevakuasi korban yang terperangkap di reruntuhan.
Gelombang Pengungsian Baru
Serangan terbaru memicu eksodus massal. Ribuan warga mengungsi dari Kota Gaza setelah Israel mengeluarkan perintah evakuasi mendadak pada Rabu (14/5/2025). “Kami melihat keluarga-keluarga membawa barang seadanya, tidak tahu harus pergi ke mana. Tidak ada tempat aman—bahkan tempat perlindungan sudah hancur,” kata Mahmoud, seorang pengungsi.
Abu Azzoum menambahkan, warga Gaza khawatir Israel akan memperluas operasi darat. “Mereka takut dipaksa mengungsi lagi ke daerah yang lebih buruk,” ujarnya.
Upaya Diplomasi Internasional
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengakhiri kunjungannya di Qatar, di mana Emir Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani mendesaknya untuk mendorong gencatan senjata. “Kami berupaya keras menghentikan pertumpahan darah, terutama terhadap warga sipil tak bersalah,” kata Al Thani dalam pidato pada Rabu (14/5/2025).
Namun, Trump justru mengusulkan ide kontroversial. “Saya punya konsep untuk Gaza—biarkan AS mengontrolnya dan jadikan zona kebebasan,” katanya pada Kamis (15/5/2025).
Eskalasi di Tepi Barat
Di Tepi Barat, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menyerukan penghancuran desa-desa Palestina. “Seperti kami ratakan Gaza, kami harus lakukan hal sama di Tepi Barat,” ujarnya. Pasukan Israel telah menyerbu Tubas, Nablus, dan kamp pengungsi, disertai penangkapan dan dugaan penyiksaan.
Dengan Gaza dan Tepi Barat diserang bersamaan, warga Palestina semakin mempertanyakan masa depan tanah air mereka.( Gambar diambil dari Al Jazeera ).