Jakarta, EKOIN.CO – Sebuah sistem roket berpemandu bernama Fatah-I dan Fatah-II yang dikembangkan oleh Pakistan mendapatkan sorotan setelah digunakan dalam konflik baru-baru ini antara Pakistan dan India, menunjukkan kemampuan ofensif dan pertahanan yang signifikan.
Latar Belakang dan Pengembangan
- Sistem roket keluarga Fatah dikembangkan oleh Global Industrial Defence Solutions (GIDS) Pakistan sejak 2015–2016 .
- Fatah-I memulai debut uji tembak pada 7 Januari 2021 dan memiliki jangkauan hingga 140 km.
- Varian lanjutan, Fatah-II, diuji coba pada 27 Desember 2023 dengan jangkauan mencapai 400 km .
- Peluncuran ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan navigasi presisi tinggi melalui kombinasi INS dan GNSS .
- Fatah-II memiliki CEP (circular error probable) di bawah 50 m, bahkan hingga di bawah 10 m pada jarak tertentu .
Spesifikasi dan Teknologi
- Roket Fatah-II dipasang pada kendaraan penggerak 8×8 berbasis Taian TAS5450 dari China .
- Tenaga dorong diperoleh dari motor padat satu tahap ganda, disertai sistem proteksi termal .
- Sistem mendukung mode tembakan salvo maupun tunggal, dengan auto-alignment dan guidance terintegrasi .
- Roket mampu membawa hulu ledak fragmen atau high-explosive unit seberat 365 kg .
- Jangkauan presisi Fatah-II mencapai efisiensi optimal pada 100–290 km .
Penggunaan Operasional
- Fatah telah digunakan dalam latihan dan konflik 2025 antara Pakistan dan India .
- Laporan menyebut penggunaan Fatah-I dalam operasi serangan terhadap infrastruktur pertahanan India .
- Indian S-400, sistem pertahanan udara mobile, menjadi salah satu target penting Fatah .
- Fatah-I menggunakan sistem navigasi modern dengan akurasi sekitar 15 m .
- Fatah-II dengan jangkauan 400 km memungkinkan serangan strategis hingga ke kedalaman wilayah musuh
- Strategi dan Signifikansi Militer
- Fatah-II dirancang untuk menjalankan misi suppression of enemy air defenses (SEAD) .
- Dengan biaya jauh lebih rendah dibanding rudal balistik, Fatah menjadi pilihan efisien untuk tekanan militer .
- Sensor-to-shooter Fatah menawarkan respon cepat dalam menghadapi ancaman pasukan darat .
- Sistem ini dimasukkan ke dalam artileri militer Pakistan, meningkatkan potensi strike konvensional berpresisi tinggi.
- Fatah memperkaya taktik konvensional Pakistan dalam menghadapi doktrin perang terbatas India (Cold Start Doctrine) .
Pencapaian dan Pengakuan
- Uji lapangan Fatah-II pada 19 Agustus 2024 mendapat sambutan positif dari Presiden Zardari dan PM Sharif.
- Pengembangan dan peluncurannya menunjukkan ambisi Pakistan untuk bersaing di industri pertahanan global
- Latihan militer seperti “Ex‑Indus” menunjukkan kesiapan tempur sistem ini .
- Fatah-I dan Fatah-II menempatkan Pakistan sejajar dengan sistem HIMARS AS dan Weishi dari Tiongkok .
- GIDS dan korps militer Pakistan terus meningkatkan kapabilitas dan produksi roket ini .
Dampak Politik dan Regional
- Peluncuran Fatah meningkatkan tekanan bagi India, memperkuat postur konvensional Pakistan
- Rupanya, Fatah-II menjadi alat strategi pembalasan potensial terhadap Doctrine Cold Start India .
- Pasar senjata global kini mengamati Fatah sebagai alternatif low-cost, high-impact .
- Regional South Asia kemungkinan mengalami eskalasi persenjataan saling balas .
- Fatah dapat membentuk dinamika baru aliansi dan perlombaan senjata di kawasan .
Tantangan dan Kekhawatiran
- Presisi tinggi Fatah menimbulkan risiko ketergantungan pada intelijen satelit, target bergerak tetap jadi kendala.
- Kemampuan penghancuran sistem pertahanan udara mobile membuat India perlu menyesuaikan strategi.
- Paket militer ini dapat diikuti resiko proliferasi teknologi ke pihak ketiga.
- Sistem peluncuran 8×8 dapat menjadi target utama intelijen lawan dalam operasi SEAD.
- Integrasi sistem logistik Fatah ke militer memerlukan pelatihan intensif personel.
Potensi Masa Depan dan Riset Lanjutan
- Keluarga Fatah kemungkinan akan berkembang dalam jumlah varian hulu ledak dan modul jangkauan.
- Kemungkinan dikembangkan versi hulu nuklir–meski belum ada indikasi resmi
- Pakistan dapat menawarkan Fatah ke pasar ekspor negara-negara Global South.
- Teknologi roket ini bisa memicu studi balasan dari India dalam produksi MLRS domestik.
- Uji balistik dan modernisasi pasca konflik 2025 akan menentukan evolusi keluarga Fatah.
Pengembangan sistem roket Fatah oleh Pakistan menandai kemajuan signifikan di ranah teknologi artileri berpemandu. Jangkauan dan presisi tinggi, dipadukan dengan efisiensi biaya, menjadikannya alat strategis dalam konflik terbatas.
Namun, penggunaan sistem ini memicu potensi eskalasi militer dan perlombaan senjata di Asia Selatan. Transisi ini perlu diimbangi dengan diplomasi intensif untuk mencegah konflik terbuka antar negara.
India dan Pakistan perlu mencari mekanisme kontrol dan saling mempercayai di kawasan yang rawan konflik, termasuk pengawasan melalui dialog militer bilateral.
Di sisi lain, komunitas internasional harus mengevaluasi kebijakan ekspor senjata dan transfer teknologi MLRS agar tidak memperburuk konflik regional.
Akhirnya, transparansi dalam pengembangan dan penggunaan sistem Fatah harus ditingkatkan demi mencegah penyalahgunaan dan memastikan kepatuhan pada hukum humaniter internasional.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
(*)