Jakarta, EKOIN.CO – Ketua Umum PSSI Erick Thohir akhirnya memberikan tanggapan resmi terhadap desakan anggota DPR RI, Andre Rosiade, yang meminta agar pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert segera dipecat. Tanggapan tersebut disampaikan Erick dalam pernyataannya yang menekankan pentingnya kesabaran dalam menilai kinerja pelatih.
Erick Thohir meminta semua pihak, termasuk Andre Rosiade, agar tidak mengambil keputusan secara tergesa-gesa. Ia menegaskan bahwa proses membangun tim nasional membutuhkan waktu dan tidak bisa dinilai hanya dari hasil awal.
“Coach STY (Shin Tae-yong) lima tahun kita beri kesempatan. Tetapi saat waktunya sudah, ya kita sudah (pecat STY),” ujar Erick dalam keterangannya, dikutip dari berbagai sumber media nasional, Selasa (9/7/2025).
Tanggapan Tegas Erick Terhadap Desakan Andre
Erick menjelaskan bahwa Patrick Kluivert masih memiliki kontrak berdurasi dua tahun bersama PSSI. Ia mengajak semua pihak untuk memberikan kesempatan kepada pelatih asal Belanda itu guna membuktikan kemampuannya.
“Sekarang coach Patrick ada kontrak dua tahun, ya kita tunggu. Coach Mochi (pelatih timnas putri) ada kontrak dua tahun, ya kita tunggu semua. Jadi tidak usah kesusu, semua membangun,” ucap Erick menambahkan.
Andre Rosiade sebelumnya melontarkan kritik keras kepada Patrick Kluivert setelah hasil yang kurang memuaskan dari skuad Garuda. Andre menyebut bahwa pelatih Timnas Indonesia layak dicopot jika gagal mengantarkan tim ke Piala Dunia 2026.
Desakan Andre muncul dalam kapasitasnya sebagai anggota DPR dan juga penasihat tim Semen Padang FC. Ia menyampaikan bahwa pelatih yang tidak menunjukkan progres signifikan dalam waktu singkat tidak perlu dipertahankan.
Namun, Erick menekankan bahwa segala sesuatu, termasuk pencapaian di level tim nasional, memerlukan proses. Ia menegaskan, sebagai Ketua Umum PSSI hingga 2027, ia juga tunduk pada masa jabatan dan mekanisme penilaian.
Proses dan Kesabaran dalam Pembangunan Timnas
Lebih lanjut, Erick menggarisbawahi bahwa langkah PSSI dalam memberi kontrak jangka menengah hingga dua tahun merupakan strategi untuk memberi ruang kepada pelatih mengembangkan tim. Ia menolak pendekatan instan dalam menentukan keberhasilan.
Kritik terhadap Patrick Kluivert sendiri muncul setelah hasil laga Timnas Indonesia dianggap belum memenuhi ekspektasi. Namun PSSI menilai hasil tersebut sebagai bagian dari proses transisi.
Erick pun meminta agar publik menilai pelatih berdasarkan perjalanan kompetisi yang utuh, bukan hanya dari beberapa pertandingan awal. Ia juga menyatakan bahwa evaluasi akan dilakukan secara menyeluruh sesuai masa kontrak.
“Jangan semua mau instan. Ini membangun tim nasional, bukan membalikkan telapak tangan,” ungkapnya tegas.
Erick menyebut, pengalaman memberi waktu lima tahun kepada Shin Tae-yong menunjukkan pentingnya konsistensi dalam pembinaan tim. Ia tidak ingin kesalahan serupa diulang dengan mengambil keputusan sepihak.
PSSI, kata Erick, memiliki mekanisme evaluasi berkala yang tetap dijalankan. Namun keputusan strategis seperti pergantian pelatih akan dilakukan melalui pertimbangan matang, bukan tekanan politis.
Erick pun meminta semua pihak menghargai struktur dan tanggung jawab yang sedang dijalankan federasi. Ia menyebut dirinya bertanggung jawab penuh atas proses dan hasil hingga akhir masa jabatannya.
Di tengah desakan publik dan elite politik, Erick tetap menunjukkan sikap tenang dan konsisten pada pendekatan profesional. Ia meyakini proses yang dilakukan saat ini akan membawa hasil positif jika dijalankan secara konsisten.
Hingga saat ini, PSSI belum mengeluarkan keputusan evaluatif terhadap kinerja Patrick Kluivert. Fokus utama masih pada agenda ke depan dan mempersiapkan tim sebaik mungkin.
Timnas Indonesia dijadwalkan akan menjalani laga-laga penting dalam lanjutan kualifikasi Piala Dunia dan ajang regional lainnya. Penampilan dalam pertandingan tersebut akan menjadi tolak ukur kemampuan Kluivert.
PSSI juga terus memonitor perkembangan setiap program latihan dan pembinaan pemain yang dilakukan tim pelatih. Evaluasi kinerja tetap dilakukan berdasarkan progres dan pencapaian yang realistis.
Selama proses tersebut berjalan, federasi mengharapkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk DPR, agar pembangunan sepak bola nasional berjalan stabil.
Konsistensi menjadi kunci utama dalam visi jangka panjang yang sedang dibangun oleh federasi sepak bola nasional. Tanpa stabilitas, hasil yang dicapai tidak akan maksimal.
Dalam konteks pembinaan sepak bola nasional, dibutuhkan kesabaran dan kepercayaan terhadap proses yang dijalankan. Mendesak pemecatan pelatih tanpa landasan evaluatif yang jelas dapat mengganggu stabilitas tim. PSSI perlu terus menyosialisasikan program kerja dan indikator penilaian agar publik memahami langkah strategis yang diambil.
Kritik yang membangun tetap dibutuhkan, namun sebaiknya disampaikan melalui forum resmi dan tidak melalui tekanan politik. Hal ini penting untuk menjaga independensi federasi dalam mengambil keputusan. Transparansi dan komunikasi terbuka antara PSSI dan pemangku kepentingan lainnya harus diperkuat untuk menghindari salah persepsi.
Pelatih kepala harus diberikan ruang untuk bekerja secara optimal sesuai dengan rencana jangka menengah yang telah disepakati. Evaluasi sebaiknya dilakukan di akhir masa kontrak atau berdasarkan milestone yang jelas. Langkah ini akan menjamin keberlanjutan dan konsistensi dalam pembangunan sepak bola nasional.
Sebagai Ketua Umum PSSI, Erick Thohir telah menunjukkan arah kebijakan yang menekankan pentingnya proses. Konsistensi dalam sikap ini perlu mendapat dukungan agar tidak terjadi campur tangan berlebihan yang berpotensi mengganggu stabilitas teknis tim.
Dengan semangat kolaboratif dan pendekatan yang berbasis pada profesionalisme, pembangunan sepak bola Indonesia dapat berjalan lebih baik. Semua pihak diharapkan menjaga komitmen bersama demi tercapainya prestasi nasional secara berkelanjutan. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v