New york – EKOIN.CO – Dolar AS jatuh ke posisi terendah tahun 2025 pada Kamis, 12 Juni, sementara saham Wall Street melanjutkan reli moderat, dikombinasikan dengan sinyal makroekonomi yang campur aduk di pasar global.
Pasar saham Amerika mencatat kenaikan, didorong oleh data inflasi rendah, walaupun meningkatnya ketegangan di Timur Tengah memicu reli emas. Di sisi lain, kesepakatan truce perdagangan AS–China yang rapuh juga menciptakan suasana kehati-hatian .
Aksi Korporasi dan Energi Bersih
Meta menandatangani kesepakatan energi panas bumi senilai 150 MW di New Mexico dengan XGS Energy untuk menopang ekspansinya di bidang kecerdasan buatan, sebagai bagian strategi keberlanjutan mereka .
Sumber energi geothermal lanjutan tersebut tidak menghasilkan emisi karbon, melengkapi tren Big Tech menuju operasi yang lebih hijau .
Kebangkitan Pasar IPO AS
Pasar IPO AS bangkit kembali, tercermin dari debut spektakuler Chime yang melesat 59% pada Jumat, 12 Juni .
Melihat momentum ini, nama-nama besar seperti Klarna, Gemini, dan Cerebras dikabarkan siap meluncurkan IPO dalam beberapa bulan mendatang .
Tantangan Lingkungan di KTT G7
Kepala negara G7 berpotensi menghadapi asap kebakaran hutan saat bertemu di Alberta, Kanada, antara 15–17 Juni, akibat kebakaran hebat yang melanda sebagian Kanada dan memicu musim dengan tingkat kebakaran terparah kedua dalam sejarah .
Tren Hedge Fund
Reksa dana hedge fund jenis trend mengalami underperformance, turun lebih dari 11% hingga akhir Mei, dibandingkan fund makro yang fleksibel yang mencatat kenaikan hampir 7% .
Gwyn Roberts dari PivotalPath menyatakan, “Trend funds have been whipsawed and haven’t been able to latch on to any consistent trend.” .
Masalah Teknologi Terkini
Google mengumumkan telah memperbaiki gangguan layanan global pada 12 Juni yang sempat menimpa Gmail, Google Meet, Calendar, Drive, dan layanan lainnya .
Isu Perdamaian dan Perdagangan Global
Kesepakatan dagang AS–China di London pada 9 Juni menghasilkan framework umum yang relatif minim hasil konkret, menimbulkan kekecewaan di pasar AS namun disambut positif di bursa China, khususnya saham produsen logam tanah jarang .
Sementara itu, World Bank menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2025 menjadi 2.3% dari sebelumnya 2.7%, disebabkan ketegangan dagang dan tarif yang meningkat .
Implikasi dan Analisis
- Pasar keuangan dunia memasuki fase kehati‑hatian, mengingat data ekonomi campur‑aduk dan ketegangan geopolitik.
- Perusahaan teknologi besar semakin fokus pada energi bersih, dengan geothermal sebagai prioritas untuk mendukung data center AI.
- Saham IPO AS menunjukkan tanda pulih, memberi harapan pada pelaku pasar dan calon perusahaan yang siap go public.
- Isu lingkungan mengintai pertemuan global, seperti asap kebakaran hutan di Kanada yang dapat mempengaruhi jalannya KTT G7.
- Hedge fund trend-file harus inovatif, pelajaran penting bahwa pasar tidak lagi bisa didikte oleh algoritma sederhana.
Saran dan Kesimpulan
Saat ini, pelaku pasar dan investor perlu memantau pergerakan dolar yang cenderung melemah, sehingga strategi portofolio perlu disesuaikan. Pengembangan energi bersih seperti geothermal menjadi peluang penting bagi perusahaan teknologi untuk menekan emisi dan biaya operasional. Ketahanan pasar IPO AS saat ini mencerminkan optimisme terhadap ekonomi, namun kondisi makro dan geopolitik harus diwaspadai. Delegasi G7 sebaiknya siap menghadapi tantangan lingkungan seperti asap kebakaran hutan yang dapat mengganggu diskusi kebijakan global. Hedge fund perlu melakukan inovasi dan adaptasi cepat agar bisa mengimbangi volatilitas pasar yang semakin kompleks.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v