BANDUNG, EKOIN.CO — Kementerian Sosial melalui Sentra Wyata Guna menyelenggarakan pelatihan peningkatan kapasitas bagi pegawai dan pendamping sosial, termasuk pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), di Wisma Pendawa Kemensos, Bandung, pada 24 hingga 25 Juni 2025.
Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kompetensi layanan terhadap penyandang disabilitas, khususnya tunanetra. Sebanyak 84 peserta mengikuti kegiatan dua hari ini.
Kepala Sentra Wyata Guna, Sri Harijati, menyampaikan bahwa pelatihan sesuai arahan Menteri Sosial Saifullah Yusuf agar semua pegawai Sentra menguasai Activity Daily Living (ADL), Orientasi Mobilitas (OM), serta Baca Tulis Braille.
“Seluruh pegawai Sentra harus memiliki kemampuan ADL, OM, serta Baca Tulis Braille,” ujar Sri saat membuka kegiatan pelatihan pada Selasa (24/6/2025).
Kemampuan ADL penting agar penyandang disabilitas dapat menjalani aktivitas dasar seperti merawat diri, berkomunikasi, serta mengelola kegiatan rumah tangga.
Materi Pelatihan Difokuskan pada Praktik Langsung
ADL mencakup keterampilan penting seperti membersihkan tempat tidur, memasak, hingga penggunaan alat komunikasi yang mendukung kemandirian.
Sementara itu, OM merupakan keterampilan bagi penyandang disabilitas netra untuk mengenali ruang dan bergerak aman di lingkungannya.
Keterampilan OM berperan penting untuk meningkatkan mobilitas dan partisipasi sosial penyandang disabilitas dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, kemampuan baca tulis Braille menjadi fokus utama pelatihan, sebagai bagian dari penguatan literasi bagi penyandang disabilitas.
Para peserta menerima materi secara langsung dari pelatih internal Sentra Wyata Guna yang telah berpengalaman dalam bidangnya.
Pelatihan Berlangsung Interaktif dan Menyenangkan
Kegiatan pelatihan tidak hanya dilakukan secara teoritis, tetapi juga melalui praktik langsung untuk memperkuat pemahaman peserta.
Berbagai simulasi dan permainan interaktif disisipkan untuk menjaga semangat peserta dan meningkatkan keterlibatan selama pelatihan.
Sri menyebutkan bahwa suasana pelatihan sangat kondusif dan penuh semangat karena metode yang diterapkan tidak monoton.
“Pelatihan ini disusun agar peserta aktif, bukan hanya sebagai pendengar tapi juga pelaku praktik langsung,” jelasnya.
Peserta berasal dari berbagai daerah dengan latar belakang sebagai pegawai Sentra, pendamping sosial, dan pendamping PKH.
Menjadi Agen Perubahan dalam Layanan Inklusif
Sri berharap seluruh peserta mampu menjadi agen perubahan dalam mendukung layanan rehabilitasi sosial yang lebih bermartabat.
“Ini adalah pondasi dalam memberikan pelayanan yang layak dan bermartabat bagi penyandang disabilitas,” ujar Sri menegaskan.
Pelatihan ini juga mendukung peran strategis Sentra Wyata Guna sebagai satu-satunya pusat percetakan Braille nasional.
Sentra ini bukan hanya produsen, tapi juga pelopor literasi inklusif di Indonesia, menurut keterangan resmi dari Kemensos.
Dengan kapasitas SDM yang mumpuni, diharapkan pelayanan bagi penyandang disabilitas semakin profesional dan tepat sasaran.
Komitmen Kemensos dalam Peningkatan SDM
Kementerian Sosial terus mendorong penguatan kapasitas sumber daya manusia secara berkelanjutan di seluruh lini pelayanan.
Pelatihan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam menyusun sistem pelayanan inklusif dan ramah disabilitas.
Dukungan terhadap pegawai dan pendamping sosial dilakukan melalui pengayaan keterampilan teknis dan pendekatan empati.
Dengan memahami kebutuhan spesifik penyandang disabilitas, petugas diharapkan mampu memberikan intervensi yang tepat.
“Pelayanan sosial harus disertai dengan pemahaman dan keterampilan dasar yang memadai,” tambah Sri.(*)
Berlangganan gratis WANEWS EKOIN lewat saluran WhatsUp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v