Yogyakarta EKOIN.CO – Setelah menunaikan seluruh rangkaian ibadah haji di Tanah Suci, ratusan jamaah haji asal Kota Yogyakarta akan kembali ke tanah air dalam waktu dekat. Kepulangan mereka dijadwalkan tiba di Kota Yogyakarta pada dua gelombang, yaitu 3 Juli dan 11 Juli 2025, dengan menggunakan tiga kelompok terbang (kloter), yakni kloter 70, 71, dan 95.
Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Kota Yogyakarta, Muhammad Tahrir, menyampaikan bahwa seluruh jamaah saat ini telah berada di Madinah dan tengah bersiap kembali ke Indonesia. Dalam keterangan pers di Kantor Kemenag Kota Yogyakarta pada Senin, 30 Juni 2025, ia menjelaskan proses teknis kepulangan jamaah secara detail.
“Seluruh jamaah haji sudah berada di Madinah dan bersiap menuju kepulangan,” ujar Tahrir. Ia memastikan persiapan logistik dan protokol penyambutan sudah disiapkan agar kepulangan berjalan lancar dan aman bagi seluruh peserta.
Tahrir menambahkan, kloter 70 yang membawa 352 jamaah dijadwalkan tiba di Bandara Adisumarmo pada Kamis, 3 Juli 2025 pukul 04.35 WIB. Dari bandara, jamaah akan ditransitkan terlebih dahulu ke Asrama Haji Donohudan, sebelum diberangkatkan menuju Balai Kota Yogyakarta.
Sesuai jadwal, jamaah dari kloter 70 akan tiba di Balai Kota sekitar pukul 08.00 WIB dan langsung dijemput oleh keluarga masing-masing sesuai dengan sistem penjemputan yang ditetapkan panitia.
Selain kloter 70, terdapat kloter 71 yang membawa 92 jamaah. Mereka akan mendarat pada hari yang sama, Kamis, 3 Juli 2025, pukul 09.05 WIB dan diperkirakan tiba di Balai Kota pada pukul 12.35 WIB. Prosesnya juga akan melalui transit di Donohudan.
Kloter terakhir, yaitu kloter 95, hanya membawa dua jamaah. Mereka dijadwalkan tiba pada Jumat, 11 Juli 2025 pukul 07.40 WIB, dan diperkirakan sampai di Balai Kota pukul 11.10 WIB.
Tahrir menjelaskan bahwa kondisi kesehatan jamaah secara umum dalam keadaan baik. Meski demikian, terdapat satu jamaah dalam pengawasan tim medis, yakni Sigit Wasono yang tergabung dalam kloter 70. Sigit merupakan jamaah tertua dengan usia 92 tahun dan sempat dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi karena kelelahan.
“Beliau adalah jamaah tertua dari kloter 70. Saat ini masih dalam pengawasan pasca opname. Dirawat karena kelelahan mengingat usianya sudah tidak muda lagi,” jelas Tahrir saat diwawancara.
Ia mengingatkan bahwa proses kepulangan bukan akhir dari perhatian kesehatan jamaah. Monitoring pascakepulangan harus tetap dilakukan di tingkat puskesmas.
Tahrir mengimbau seluruh jamaah agar menjaga stamina dan beristirahat cukup setelah tiba di rumah. Menurutnya, meski prosesi ibadah haji telah usai, namun dampaknya terhadap kondisi fisik tetap memerlukan perhatian khusus.
“Setelah sampai di rumah istirahat yang cukup dan tetap berkoordinasi dengan tim kesehatan haji di puskesmas masing-masing dalam rangka monitoring kesehatan pasca kepulangan haji,” tegasnya.
Selain itu, ia juga mendorong agar jamaah menjaga kemabruran haji dengan terus melakukan kebiasaan baik seperti yang diterapkan selama di Tanah Suci. Ia berharap para jamaah dapat menjadi teladan dan memberi manfaat bagi lingkungan sekitar.
Untuk keluarga jamaah yang akan melakukan penjemputan di Balai Kota, Tahrir menyampaikan agar mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan oleh panitia, termasuk jadwal dan lokasi penjemputan.
Ia menyebutkan lima lokasi kantong parkir yang telah disiapkan, yaitu di halaman parkir kampus UST, halaman Kantor BKKBN DIY, halaman Hotel POP, halaman Hotel Gaia Cosmo, serta sepanjang Jalan Ipda Tut Harsono sisi timur.
Setiap keluarga penjemput juga diwajibkan membawa kartu penjemputan resmi untuk bisa masuk ke area Balai Kota, dan hanya satu orang dari tiap keluarga yang diperbolehkan masuk untuk menjemput jamaah.
Kepulangan jamaah haji Kota Yogyakarta menandai akhir dari rangkaian panjang ibadah haji tahun 2025. Momentum ini hendaknya tidak hanya menjadi momen bahagia, tetapi juga sarana refleksi dan pembelajaran untuk meningkatkan pelayanan ibadah haji di masa mendatang.
Koordinasi antara instansi pemerintah, keluarga jamaah, dan panitia menjadi faktor penting dalam memastikan seluruh proses berjalan tertib dan aman. Pengaturan yang rinci, seperti pembagian kloter, transit, dan lokasi penjemputan, mencerminkan kesiapan daerah dalam menyambut warganya kembali.
Aspek kesehatan juga harus terus menjadi perhatian. Pemeriksaan lanjutan di tingkat puskesmas dan edukasi kepada jamaah tentang pentingnya pemulihan pasca ibadah harus dilakukan secara berkesinambungan.
Upaya menjaga kemabruran setelah kembali ke tanah air patut didukung oleh semua pihak, termasuk keluarga dan masyarakat sekitar, agar nilai-nilai ibadah haji tetap hidup dalam kehidupan sehari-hari.
Kepatuhan terhadap sistem penjemputan dan protokol yang telah ditetapkan menunjukkan bentuk penghormatan terhadap kelancaran bersama. Kolaborasi ini akan semakin menguatkan semangat gotong royong dalam pelayanan ibadah haji di Kota Yogyakarta.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v