BANJARMASIN EKOIN.CO- Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, mengambil langkah serius untuk mencegah keterlibatan anak-anak dalam aktivitas pemadaman kebakaran yang dinilai sangat membahayakan keselamatan mereka.
Wali Kota Banjarmasin, H Muhammad Yamin HR, pada Senin (9/6), menyatakan bahwa pihaknya telah memberikan peringatan keras agar anak-anak tidak lagi ikut turun ke lokasi kebakaran.
“Ini kita lihat banyak anak-anak yang ikut berjibaku di lokasi musibah kebakaran, sangat berbahaya bagi keselamatan mereka,” kata Yamin saat ditemui di Balaikota.
Ia menekankan bahwa keberadaan anak-anak dalam situasi kebakaran bukan hanya melanggar prinsip perlindungan anak, tetapi juga sangat berisiko terhadap nyawa mereka.
Pemerintah Kota pun menginstruksikan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan untuk mengintensifkan sosialisasi pencegahan dan memberikan edukasi langsung kepada masyarakat.
Upaya Pencegahan Disusun Terstruktur
Langkah pencegahan ini termasuk pelarangan keterlibatan anak-anak, baik sebagai relawan maupun bagian dari komunitas pemadam kebakaran di lapangan.
“Baik sebagai anggota pemadam kebakaran apalagi ikut ke lapangan memadamkan api,” tegas Yamin.
Menurutnya, tugas pemadaman memiliki tingkat bahaya tinggi yang tidak seharusnya dihadapi oleh anak-anak yang secara fisik dan psikis belum matang.
“Anak-anak seharusnya berada dalam lingkungan yang aman dan terlindungi, bukan justru berada di garis depan risiko bencana,” lanjutnya.
Ia menambahkan bahwa meskipun semangat gotong royong dan kepedulian sosial anak-anak patut diapresiasi, keselamatan mereka harus menjadi prioritas utama.
Tindakan Edukatif Jadi Prioritas
Yamin meminta dinas terkait segera menyusun program pembinaan yang menyasar kelompok-kelompok relawan pemadam, termasuk orang tua dan anak-anak.
“Anak-anak kita harus diarahkan ke jalur yang benar,” ujarnya tegas.
Jika anak-anak memang menunjukkan minat dalam bidang kebencanaan, hal tersebut bisa diarahkan melalui pendidikan dan pelatih resmi saat mereka telah cukup usia.
“Kalau memang punya minat di bidang kebencanaan, itu bisa disalurkan dengan pelatihan yang sesuai saat usianya cukup,” katanya.
Ia mengingatkan bahwa kota harus menjadi ruang yang aman untuk tumbuh kembang anak dan bukan tempat yang mengorbankan masa kecil mereka.
Kota Ramah Anak Jadi Target Pemerintah
Pemerintah Kota berkomitmen menjadikan Banjarmasin sebagai kota yang ramah anak, dengan ruang-ruang publik dan sosial yang aman untuk tumbuh dan belajar.
“Kota ini harus menjadi tempat aman untuk tumbuh dan berkembang,” ucap Yamin.
Ia juga meminta masyarakat agar tidak menganggap biasa anak-anak terlibat dalam kejadian darurat seperti kebakaran.
“Jangan biarkan rasa tanggung jawab yang terlalu dini malah menghilangkan hak mereka untuk belajar dan bermain,” pesannya.
Yamin juga mengajak semua pihak untuk membangun budaya perlindungan anak, dimulai dari lingkungan terdekat, yaitu keluarga.
Dukungan dan Kolaborasi Masyarakat Diharapkan
Partisipasi komunitas, termasuk relawan pemadam kebakaran, dianggap penting untuk menyukseskan program ini secara menyeluruh.
Wali Kota pun menyebut bahwa peran orang tua dalam pengawasan anak sangat vital untuk memastikan anak tidak terlibat dalam risiko tinggi.
“Biarkan mereka tumbuh di lingkungan yang aman, belajar dengan tenang, dan berkontribusi di masa depan sesuai dengan kemampuannya,” katanya.
Pernyataan ini mencerminkan arah baru kebijakan yang lebih menekankan perlindungan anak dalam penanggulangan bencana.
Pemerintah juga berencana menyusun regulasi yang memperjelas batas usia dalam partisipasi kegiatan relawan kebakaran.
Fakta Jumlah Relawan Jadi Sorotan
Seperti diketahui, Kota Banjarmasin memiliki lebih dari 500 kelompok pemadam kebakaran yang sebagian besar berasal dari swadaya masyarakat.
Banyak dari anggotanya adalah pemuda, bahkan anak-anak di bawah umur yang secara aktif ikut dalam setiap insiden kebakaran.
Kondisi ini sudah berlangsung bertahun-tahun dan dianggap bagian dari budaya solidaritas lokal.
Namun, pemerintah menilai bahwa praktik ini tidak lagi sesuai dengan standar keselamatan modern dan perlindungan anak.
Karena itu, penataan ulang organisasi pemadam swadaya pun menjadi bagian dari strategi jangka panjang.
Evaluasi Terhadap Sistem Relawan
Wali Kota Yamin menekankan bahwa kebijakan ini bukan untuk mengekang semangat masyarakat, melainkan menjaga keseimbangan antara partisipasi dan keselamatan.
Ia juga mengatakan bahwa edukasi harus bersifat terus-menerus agar pemahaman masyarakat terhadap risiko semakin meningkat.
“Semangat mereka patut kita hargai, tapi anak-anak bukan petugas,” kata Yamin.
Masyarakat pun diimbau melapor bila menemukan anak-anak ikut serta dalam aktivitas pemadaman kebakaran.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat meminimalisasi keterlibatan anak-anak dalam insiden serupa di masa depan.
Koordinasi Lintas Sektor Diperkuat
Selain dinas pemadam, pemerintah juga akan menggandeng Dinas Pendidikan dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Koordinasi antarinstansi ini bertujuan menyusun pendekatan lintas sektor untuk menjaga hak-hak anak.
Kegiatan edukatif direncanakan melibatkan sekolah, komunitas, hingga lembaga keagamaan di tingkat kelurahan.
“Anak-anak tidak boleh dibiarkan tanpa pengawasan,” ujar salah satu pejabat Dinas Pendidikan.
Peran tokoh masyarakat dan agama pun dinilai penting untuk mendukung perubahan paradigma ini.
Sosialisasi Langsung ke Komunitas
Pemerintah Kota akan menggelar roadshow sosialisasi ke berbagai posko pemadam swadaya.
Target utamanya adalah komunitas pemadam yang berada di perkampungan padat penduduk dan memiliki keterlibatan tinggi anak-anak.
Penyuluhan juga dilakukan dengan metode visual dan interaktif agar pesan lebih mudah diterima oleh anak-anak.
“Edukasi yang menarik akan lebih efektif mencegah mereka ikut ke lapangan,” ujar petugas Dinas Pemadam.
Seluruh materi sosialisasi akan disesuaikan dengan usia sasaran, termasuk penggunaan bahasa sederhana dan ilustrasi visual.(*)
Berlangganan gratis WANEWS EKOIN lewat saluran WhatsUp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v