Jakarta EKOIN.CO – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Budi Waseso, kembali menyuarakan keprihatinannya terhadap ancaman serius narkoba di Indonesia. Dalam pernyataannya, ia menyamakan bandar narkoba sebagai “pembunuh massal terencana” yang sengaja merusak masa depan generasi bangsa.
Menurut Budi Waseso, peredaran narkotika bukan sekadar pelanggaran hukum biasa, melainkan telah menjadi bentuk kejahatan terstruktur yang sangat membahayakan. Ia mengungkapkan bahwa narkoba telah menelan banyak korban jiwa dan menjadi akar dari berbagai permasalahan sosial.
“Kalau teroris saja bisa dihukum berat karena membunuh orang, seharusnya bandar narkoba juga mendapat perlakuan serupa. Mereka membunuh lebih banyak orang secara perlahan dan sistematis,” ujarnya seperti dikutip dari .
Pernyataan keras itu disampaikan dalam sebuah forum diskusi nasional mengenai penanggulangan narkoba yang dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat. Budi Waseso juga mendorong agar penegakan hukum terhadap pelaku utama dalam jaringan narkotika diperkuat secara menyeluruh.
Sebagai mantan Kepala Bareskrim Polri, Komjen Budi Waseso dikenal vokal dan tegas dalam menyikapi isu narkoba. Ia menegaskan bahwa Indonesia sedang dalam kondisi darurat narkoba yang membutuhkan tindakan luar biasa.
Lebih lanjut, Budi Waseso menyoroti kelemahan sistem hukum yang selama ini dianggap belum cukup memberikan efek jera kepada bandar besar. Ia menyebut banyak bandar yang justru mengendalikan bisnis narkoba dari balik penjara.
“Ini bukan kejahatan biasa, ini kejahatan kemanusiaan,” ujarnya tegas. Ia menambahkan, negara harus memiliki sikap keras dalam menyikapi ancaman narkotika karena dampaknya sudah sangat meluas.
Menurutnya, peran bandar dalam menyebarkan narkotika sama seperti aksi pembunuh berantai. Mereka secara sadar menyebarkan zat mematikan dan membuat pengguna kehilangan masa depan.
Dalam kesempatan itu, ia juga memaparkan bahwa mayoritas pengguna narkoba berasal dari kalangan muda, bahkan banyak yang masih duduk di bangku sekolah dan kuliah.
Dari data yang dikutip dari , BNN mencatat lebih dari 3,6 juta pengguna narkoba aktif di Indonesia pada tahun 2024, angka yang cukup mengkhawatirkan.
Selain menimbulkan korban jiwa, Budi Waseso menyebut bahwa narkoba juga telah merusak struktur sosial dan ekonomi masyarakat. Banyak keluarga hancur akibat anggota yang terlibat penyalahgunaan narkotika.
Ia menambahkan bahwa pemerintah harus serius mengalokasikan anggaran untuk pencegahan dan rehabilitasi, bukan hanya penindakan semata.
Budi Waseso menilai bahwa rehabilitasi perlu diperkuat, namun bandar tetap harus dihukum seberat-beratnya. “Bandar narkoba itu seperti virus, kalau tidak dimusnahkan, dia akan terus berkembang,” tegasnya.
Dalam forum yang sama, beberapa perwakilan dari lembaga sosial juga menyampaikan kekhawatiran tentang meningkatnya angka penyalahgunaan narkoba di daerah pinggiran dan pedesaan.
Mereka meminta agar upaya edukasi tentang bahaya narkoba dijadikan program wajib di sekolah-sekolah dan rumah ibadah.
Komjen Budi Waseso menekankan pentingnya sinergi antara aparat penegak hukum, masyarakat, dan pemerintah daerah dalam memberantas narkoba. Ia mengimbau agar semua pihak tidak saling menyalahkan, namun fokus pada solusi.
Menurutnya, perang terhadap narkoba bukan hanya tugas BNN atau kepolisian, tetapi membutuhkan peran aktif semua elemen bangsa.
Ia menambahkan bahwa keluarga juga memiliki tanggung jawab utama dalam memantau pergaulan anak-anak mereka, agar tidak terjerumus pada penyalahgunaan narkoba.
Dalam keterangannya, ia menyebut bahwa edukasi berbasis keluarga harus menjadi garda terdepan dalam pencegahan dini.
Sejumlah tokoh masyarakat dan akademisi turut menyuarakan dukungan atas langkah-langkah tegas BNN. Mereka menilai pernyataan Budi Waseso sebagai bentuk komitmen nyata dalam menyelamatkan generasi muda.
Masalah lain yang menjadi sorotan Budi Waseso adalah masih aktifnya peredaran narkoba dari dalam lapas. Ia menyebut bahwa beberapa jaringan besar masih dikuasai oleh narapidana yang sudah divonis.
Hal ini menunjukkan adanya celah dalam pengawasan serta dugaan praktik korupsi yang mendukung aktivitas tersebut.
“Kita tidak boleh kalah oleh bandar. Kalau perlu, kita ubah regulasi agar bisa memberikan hukuman mati bagi yang terbukti jadi otak jaringan besar,” ujarnya lagi.
Dalam kesempatan yang sama, BNN juga menyinggung perlunya digitalisasi sistem pengawasan di dalam lapas guna meminimalisir peredaran narkotika.
Menurutnya, kerja sama dengan Kementerian Hukum dan HAM harus ditingkatkan secara sistematis dan berkelanjutan.
Komjen Budi Waseso menegaskan bahwa BNN akan terus memburu dan menghancurkan seluruh jaringan narkoba di tanah air, tak peduli siapa pun pelakunya.
Ia mengingatkan bahwa perjuangan ini bukan perjuangan singkat, tetapi membutuhkan konsistensi dan keberanian hukum.
BNN juga akan memperkuat kerja sama internasional untuk menutup jalur masuk narkoba dari negara tetangga.
Ia berharap masyarakat ikut terlibat aktif dengan melapor jika menemukan indikasi penyalahgunaan atau peredaran narkotika di lingkungan sekitar.
Di akhir forum, Budi Waseso mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersatu dalam misi besar menyelamatkan Indonesia dari bahaya narkoba.
Upaya pemberantasan narkoba memerlukan pendekatan yang tidak hanya mengandalkan penegakan hukum, tetapi juga pendidikan, pengawasan, dan peran serta masyarakat. Ketegasan dalam menghukum bandar harus dibarengi dengan edukasi yang mencegah generasi muda menjadi korban.
Pemerintah pusat dan daerah perlu merumuskan strategi bersama yang konkret dan terukur, termasuk menyediakan fasilitas rehabilitasi berkualitas dan memperkuat pemulihan sosial. Upaya digitalisasi pengawasan juga dapat menjadi solusi modern mengatasi jaringan yang beroperasi dari dalam penjara.
Kehadiran tokoh-tokoh seperti Komjen Budi Waseso dalam menyuarakan urgensi pemberantasan narkoba patut diapresiasi. Komitmen yang ia tunjukkan bisa menjadi inspirasi bagi aparat lainnya untuk tidak ragu mengambil tindakan tegas.
Kebijakan yang proaktif dan menyeluruh akan membuahkan hasil nyata bila dijalankan konsisten. Jangan sampai narkoba terus mencuri masa depan bangsa melalui kelengahan dan kompromi hukum.
Langkah awal dimulai dari rumah dan lingkungan terdekat. Jika keluarga dan masyarakat waspada serta saling menjaga, peluang bandar narkoba menyusup akan semakin kecil. Dengan kerja sama lintas sektor, Indonesia dapat melangkah menuju masa depan yang lebih bersih dan aman.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v