Bandung EKOIN.CO – Pemerintah Kota Bandung bersama Kementerian Perhubungan tengah mengevaluasi skenario pembukaan kembali Bandara Husein Sastranegara untuk mendukung pemulihan jumlah wisatawan. Keputusan ini muncul menyusul laporan kehilangan sekitar empat juta kunjungan wisatawan setiap tahun sejak penerbangan komersial dipindahkan ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati .
Wakil Menteri Perhubungan, Suntana, menyampaikan koordinasi dengan Pemkot dan Pemprov Jawa Barat sedang berlangsung. “Iya ini kita harus koordinasikan, pak wali kota punya permintaan (dibuka) begitu juga pak gubernur ingin Kertajati dihidupkan. Kita akan mencoba lagi menghidupkan dan melihat mana yang lebih efektif,” ungkapnya di IPDN Jatinangor, Rabu (25/6/2025)
Suntana menyoroti beban biaya operasional BIJB Kertajati yang mencapai Rp 60 miliar per tahun, menjadi pertimbangan utama dibandingkan potensi efisiensi jika Husein diaktifkan kembali disampaikan Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, juga menjadi bahan kajian. Suntana mengatakan: “Saya datanya tidak terlalu pasti. Tentu pak wali kota punya argumen dan itu akan jadi bahan diskusi kita,” sambungnya
Saat ini, Bandara Husein hanya melayani pesawat baling-baling dan rute terbatas, seperti Pangandaran–Bandung–Halim; Juli ini rute baru Yogya–Bandung–Halim akan dibuka. Sebelumnya, saat melayani pesawat Airbus, jumlah penumpang mencapai rata-rata 2.300 per hari, bahkan sempat menembus 4.000. Kini hanya sekitar lima penumpang setiap hari
Selain penerbangan sipil, bandara itu juga melayani penerbangan militer dan VIP. GM Angkasa Pura, Indra Crisna Seputra, menegaskan tidak ada kebijakan penutupan; hanya pengaturan tipe pesawat dan rute yang diberlakukan pemerintah hingga kini
Evaluasi dan Koordinasi Intensif
Kemenhub menjadwalkan rapat lanjutan untuk menentukan model terbaik antara pengaktifan kembali Bandara Husein atau memperkuat BIJB Kertajati. Suntana menyatakan: “Nanti kita putuskan mana yang lebih efektif dan efisien”
Dukungan dari Pemprov Jabar juga dipertimbangkan. Gubernur Dedi Mulyadi memilih tetap menghidupkan BIJB, sementara Wali Kota Bandung lebih memprioritaskan Bandara Husein
Farhan menegaskan perlunya mempertimbangkan kepraktisan: “Pesawat jet berbadan lebar tidak mungkin bisa mendarat … jadi pesawat A330, 777, A380, lupakan. Cukup Boeing 737, ATR, A320”
Menurut data Pemkot Bandung, sejak aktif kembali, Bandara Husein mampu melayani hingga empat juta penumpang per tahun, yang kini sebagian teralihkan ke Halim oleh wisatawan luar Pulau Jawa
Wali Kota menyampaikan kekhawatiran akan kehilangan dorongan ekonomi: “Empat juta penumpang setiap tahun, semuanya ke (Bandara) Halim. Yang untung siapa? Ya Jakarta. Jawa Barat enggak dapat apa‑apa”
Dalam retret kepala daerah di Jatinangor, Suntana kembali menegaskan bahwa keputusan akan tetap memperhatikan kepentingan masyarakat dan efisiensi publik
Koordinasi kini memasuki tahap evaluasi mendalam, dengan melibatkan studi potensi jumlah wisatawan, biaya operasional, dan dampak ekonomi lokal. Belum ada keputusan final
Manajemen Bandara Husein menyatakan siap mendukung apabila keputusan membuka kembali tercapai, dengan catatan hanya melayani pesawat jet medium-class saja
Pemerintah pusat memberi sinyal terbuka, namun menekankan keputusan akhir tetap harus rasional, berkelanjutan, dan tidak memberatkan anggaran daerah .
Pemantauan dan publikasi data secara berkala dijanjikan agar masyarakat dapat mengikuti perkembangan proses reaktivasi secara transparan.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v