Neom, EKOIN.CO – Dana kekayaan negara Arab Saudi tengah meninjau kembali kelanjutan pembangunan megaproyek futuristik senilai US$ 500 miliar, The Line, yang berlokasi di wilayah barat laut negara tersebut. Langkah evaluasi ini muncul di tengah tekanan fiskal domestik yang semakin berat.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Seperti dilaporkan CNBC International pada Senin (21/7/2025), belum ada informasi resmi terkait bentuk tinjauan yang dilakukan terhadap proyek ambisius itu. Pihak NEOM, badan pengelola The Line, hanya menyatakan bahwa peninjauan strategis merupakan “praktik umum” untuk proyek jangka panjang berskala besar.
Namun, Tim Callen, peneliti tamu di Arab Gulf States Institute, menjelaskan bahwa kondisi ini kemungkinan besar berhubungan dengan tantangan pendanaan. Menurutnya, Arab Saudi kini menghadapi defisit anggaran yang meningkat, diperparah oleh turunnya harga minyak global.
“Jelas bahwa jika harga minyak sekitar US$ 70 per barel, maka ini sangat berbeda dibandingkan dengan harga US$ 100 per barel seperti pada tahun 2022,” ujar Callen. Ia menyebut banyak pertanyaan yang mengemuka mengenai kelayakan teknologi dan besarnya biaya pembangunan proyek NEOM.
Kondisi keuangan yang memburuk mendorong pemerintah Saudi mempertimbangkan opsi efisiensi. Salah satu langkah yang disinyalir akan diambil adalah pemangkasan tenaga kerja secara signifikan dalam berbagai lini proyek NEOM, termasuk The Line.
Seorang konsultan yang terlibat dalam proyek tersebut mengatakan kepada CNBC International bahwa pemutusan hubungan kerja (PHK) memang sedang direncanakan. “Seiring dengan penilaian terhadap The Line, pemotongan pekerjaan direncanakan di seluruh NEOM,” ujarnya.
Proyek The Line saat ini masih dalam tahap konstruksi awal. Di tengah bentang gurun luas di wilayah barat laut, lokasi proyek dipenuhi peralatan berat, jalan baru, dan jalur rel kereta cepat yang sedang dibangun sebagai tulang punggung utama kota.
The Line dirancang sebagai kota pintar yang berdiri di antara dua menara kaca setinggi lebih dari 488 meter. Kota ini akan membentang sejauh 170 kilometer dan ditargetkan menampung hingga 9 juta penduduk dengan sistem transportasi bawah tanah berkecepatan tinggi.
Proyek ambisius andalan Putra Mahkota
The Line merupakan bagian dari mega proyek NEOM yang digagas langsung oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS). Proyek ini adalah bagian penting dari program transformasi ekonomi kerajaan bertajuk Visi 2030.
Melalui Visi 2030, pemerintah Arab Saudi ingin mendiversifikasi sumber pendapatan negara yang selama ini bergantung pada minyak. Proyek seperti NEOM diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong inovasi di berbagai sektor.
Wilayah NEOM sendiri diproyeksikan menjadi pusat teknologi global yang mencakup kawasan industri, pusat penelitian, dan pariwisata kelas dunia. The Line adalah salah satu ikon utama dari rencana tersebut.
Namun, dengan tekanan fiskal saat ini, kelanjutan pembangunan The Line dan proyek-proyek NEOM lainnya tampaknya berada dalam fase ketidakpastian. Para pengamat memperkirakan Saudi akan mengurangi belanja besar-besaran jika harga minyak tetap rendah.
Tekanan ekonomi yang dirasakan oleh pemerintah Saudi juga sejalan dengan meningkatnya kebutuhan domestik. Anggaran negara kini difokuskan untuk mendukung belanja sosial dan infrastruktur dasar lainnya di luar proyek futuristik.
Pilar ekonomi non-minyak yang dipertaruhkan
Dalam beberapa tahun terakhir, Saudi menunjukkan tekad untuk menggeser perekonomiannya dari ketergantungan minyak. The Line semula dirancang untuk menjadi simbol perubahan tersebut, namun tantangan fiskal membuat proyek ini dievaluasi ulang.
Sejumlah pihak mempertanyakan apakah NEOM terlalu bergantung pada proyeksi ekonomi yang terlalu optimistis, khususnya asumsi harga minyak yang tinggi untuk membiayai pembangunan. Ini diperkuat dengan perubahan siklus harga minyak global dalam dua tahun terakhir.
Callen juga menyinggung mengenai tantangan teknologi yang dihadapi NEOM. “Apakah teknologinya tersedia untuk benar-benar merealisasikan apa yang NEOM inginkan? Itu masih jadi pertanyaan terbuka,” tuturnya.
Pembangunan kota ultra-modern ini bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga menyangkut daya tarik bagi penduduk untuk tinggal di lokasi yang terpencil dan beriklim ekstrem. Hal ini juga menjadi salah satu faktor risiko dalam perencanaan jangka panjang.
Sementara itu, pemerintah belum memberikan jadwal resmi terkait hasil evaluasi proyek. Belum ada pernyataan baru dari pihak NEOM terkait nasib tenaga kerja yang akan terkena dampak PHK.
Situasi ini menambah daftar proyek besar Arab Saudi yang menghadapi hambatan serius di tengah ketidakpastian global dan keterbatasan fiskal. The Line, yang semula dianggap sebagai mahakarya urbanisasi masa depan, kini memasuki fase kritis.
Di sisi lain, para pekerja yang selama ini terlibat dalam pembangunan NEOM belum mengetahui kejelasan nasib mereka. Beberapa laporan menyebutkan adanya kekhawatiran tentang berkurangnya peluang kerja di masa mendatang.
Sebagai simbol modernisasi kerajaan, kegagalan NEOM akan berdampak signifikan pada reputasi Visi 2030. Keberhasilan atau kegagalan proyek ini dipandang sebagai barometer dari sejauh mana transformasi ekonomi Saudi dapat berjalan.
dinamika fiskal yang membelit Arab Saudi kini memberikan dampak langsung terhadap proyek ambisius seperti The Line. Harga minyak yang lebih rendah dari target kebutuhan negara menjadi pemicu utama dari proses evaluasi proyek. Pengurangan anggaran dan potensi PHK menjadi opsi yang kini sedang dipertimbangkan otoritas.
Sinyal pemangkasan tenaga kerja memperlihatkan tekanan internal yang cukup serius terhadap keberlangsungan NEOM. Hal ini juga mengindikasikan perlunya penyesuaian dalam strategi pembangunan agar tetap relevan dan berkelanjutan.
Tekanan ekonomi global dan fluktuasi harga komoditas mengingatkan bahwa proyek pembangunan besar perlu dilakukan dengan kehati-hatian fiskal. Saudi tampaknya tengah mengatur ulang prioritasnya dalam menanggapi kondisi ini.
Keputusan akhir atas kelanjutan The Line kemungkinan akan dipengaruhi banyak faktor, termasuk stabilitas ekonomi, prospek energi global, dan kemampuan menarik investasi asing. NEOM masih mungkin berlanjut, namun dengan skala atau pendekatan yang berbeda.
Dalam konteks jangka panjang, evaluasi terhadap proyek NEOM dapat menjadi pembelajaran penting bagi negara-negara lain yang merencanakan transformasi ekonomi serupa. Proses adaptasi terhadap realita fiskal dan tantangan teknologi menjadi kunci utama keberhasilan pembangunan ambisius seperti ini. (*)