Jakarta, EKOIN.CO – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI kembali menegaskan posisinya sebagai pelopor keuangan berkelanjutan. Pada Juni 2025, MSCI resmi meningkatkan peringkat Environmental, Social, and Governance (ESG) BNI dari BBB menjadi A.
Peningkatan ini merupakan hasil penguatan signifikan dalam tata kelola serta manajemen risiko ESG yang diterapkan dalam aktivitas pembiayaan bank. Langkah ini memperkuat strategi keberlanjutan yang telah menjadi bagian integral dari operasional BNI.
Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, menyatakan bahwa pencapaian tersebut menjadi cerminan komitmen perusahaan dalam mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam seluruh aspek bisnis. Termasuk penguatan tata kelola dan pengelolaan risiko yang lebih transparan.
“Untuk mendukung upaya pembiayaan berkelanjutan dan pencapaian target NZE tersebut, BNI juga memperkuat pengelolaan risiko iklim serta meningkatkan kapabilitas SDM dan transparansi pelaporan ESG agar makin akuntabel,” jelas Okki dalam keterangan tertulis.
BNI secara aktif menyelaraskan praktik ESG dengan standar global, termasuk mendukung transisi menuju ekonomi hijau melalui pembiayaan berkelanjutan. Strategi ini menjadi bagian dari target jangka panjang Net Zero Emission (NZE) pembiayaan pada tahun 2060.
Pembiayaan Hijau dan Komitmen Sosial
BNI mencatat pertumbuhan pembiayaan hijau dengan rata-rata pertumbuhan tahunan (CAGR) 25,0%. Nilainya meningkat dari Rp29,5 triliun pada Desember 2020 menjadi Rp73,4 triliun pada Desember 2024.
Pada Maret 2025, total pembiayaan hijau telah mencapai Rp72,2 triliun, atau sekitar 95,7% dari target yang ditetapkan untuk tahun 2025. Hal ini menunjukkan konsistensi BNI dalam mendukung agenda transisi energi nasional.
Di sisi lain, BNI juga menyalurkan Sustainability Linked Loan (SLL) guna mendorong debitur mengadopsi aspek ESG dalam kegiatan operasional. Hingga Maret 2025, total penyaluran SLL mencapai Rp6 triliun.
Komitmen BNI tidak hanya terbatas pada aspek lingkungan. Dalam bidang sosial, BNI terus memperkuat sistem perlindungan data serta keamanan informasi untuk melampaui standar industri dan menjaga kepercayaan nasabah.
Selain itu, BNI mengimplementasikan berbagai kebijakan untuk mencegah kebocoran data, sekaligus mengedukasi nasabah tentang pentingnya perlindungan informasi finansial secara berkala.
Tata Kelola dan Nilai Etis
Untuk aspek tata kelola, BNI menjalankan kebijakan antikorupsi dan prinsip etika bisnis yang tegas. Perusahaan juga melakukan penyempurnaan terhadap struktur remunerasi eksekutif.
BNI memastikan bahwa seluruh praktik tata kelola diselaraskan dengan standar global. Termasuk dalam hal transparansi pelaporan, audit internal, dan penguatan sistem kontrol risiko.
Okki Rushartomo menegaskan bahwa keberlanjutan telah menjadi prinsip utama dalam seluruh kegiatan bisnis BNI. “Peningkatan rating ESG ini menjadi bukti nyata bahwa keberlanjutan bukan sekadar jargon bagi BNI,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa perusahaan akan terus berinovasi dalam menyediakan solusi keuangan yang bertanggung jawab demi mendukung pembangunan berkelanjutan nasional.
Langkah-langkah tersebut tidak hanya meningkatkan reputasi BNI di mata investor global, namun juga memperkuat posisi sebagai institusi keuangan nasional yang visioner dan tangguh terhadap risiko masa depan.
Peningkatan peringkat ESG BNI dari BBB menjadi A oleh MSCI menunjukkan keseriusan perusahaan dalam menjadikan keberlanjutan sebagai fondasi bisnis. Ini bukan hanya pencapaian teknis, tetapi penegasan bahwa transformasi keuangan hijau di Indonesia sudah berjalan ke arah yang benar.
BNI terbukti mampu menjalankan peran ganda sebagai institusi keuangan dan agen perubahan menuju ekonomi rendah karbon. Melalui pembiayaan hijau, SLL, dan penguatan tata kelola, BNI secara konsisten berkontribusi terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan nasional maupun global.
Dengan transparansi, pengelolaan risiko iklim, dan sistem etika yang kuat, BNI memperlihatkan arah transformasi bisnis yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan jangka pendek, namun juga keberlangsungan generasi mendatang.(*)