OSLO, EKOIN.CO – Timnas Norwegia membuat keputusan mengejutkan jelang laga kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Israel. Federasi Sepak Bola Norwegia (NFF) mengumumkan seluruh pendapatan dari pertandingan yang akan digelar pada 11 Oktober mendatang di Oslo akan disumbangkan untuk mendukung kegiatan kemanusiaan di Gaza. Langkah ini memicu reaksi keras dari Federasi Sepak Bola Israel (IFA).
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Keputusan tersebut diumumkan oleh Presiden NFF, Lise Klaveness, yang menegaskan bahwa sepak bola tidak bisa berdiri di luar isu kemanusiaan. “Baik kami maupun organisasi lain tidak dapat bersikap acuh tak acuh terhadap penderitaan kemanusiaan dan serangan yang tidak proporsional yang telah lama dialami penduduk sipil di Gaza,” ujarnya dikutip dari Sport Bible, Rabu (20/8/2025).
Norwegia Utamakan Kemanusiaan di Tengah Persaingan
Secara prestasi, Norwegia tengah berada di puncak klasemen Grup H kualifikasi Piala Dunia zona Eropa. Mereka berhasil menyapu bersih empat laga, termasuk kemenangan penting 3-0 atas Italia dan hasil tandang impresif 4-2 melawan Israel pada Maret lalu. Meski fokus pada performa, keputusan mengaitkan pertandingan dengan misi kemanusiaan membuat sorotan dunia tertuju pada mereka.
Klaveness menambahkan bahwa keuntungan laga akan disalurkan ke organisasi yang setiap hari menyelamatkan nyawa di Gaza serta berkontribusi dengan bantuan darurat aktif di lapangan. Ia menekankan bahwa sepak bola seharusnya memiliki peran sosial yang nyata, tidak hanya sebatas hiburan di lapangan hijau.
Federasi Sepak Bola Israel langsung bereaksi keras. Dalam pernyataan yang dikirimkan ke The Telegraph, IFA menyebut langkah Norwegia sebagai bentuk keberpihakan yang berbahaya. Mereka menyinggung tragedi 7 Oktober yang menewaskan ratusan warga Israel serta kasus penyanderaan yang masih berlangsung.
Israel Kritik Tajam Donasi Kemanusiaan Norwegia
“Kami biasanya tidak menyarankan asosiasi terkait penggunaan pendapatan pertandingan, meskipun diperoleh berkat pertandingan melawan tim nasional kebanggaan kami, tetapi kali ini kami akan menyimpang dari kebiasaan kami,” tulis IFA.
Mereka menegaskan sebaiknya dana yang diperoleh digunakan untuk mendukung kecaman terhadap pembantaian 7 Oktober atau membantu upaya pembebasan 50 sandera. IFA juga memperingatkan agar dana tidak sampai jatuh ke tangan organisasi teroris. “Kami juga menargetkan tiga poin,” tegas pernyataan tersebut.
Keputusan ini membuat laga yang semula hanya berstatus pertandingan kualifikasi berubah menjadi panggung politik dan kemanusiaan. Sorotan dunia kini tidak hanya tertuju pada hasil akhir, tetapi juga pesan moral yang dibawa oleh timnas Norwegia.
Di sisi lain, situasi di Gaza memang kian memprihatinkan. Menurut data Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 80.000 orang tewas sejak konflik Israel-Hamas pecah pada Oktober 2023, termasuk 17.000 anak-anak. Angka tersebut membuat tekanan internasional terhadap Israel semakin besar.
PBB bahkan menggambarkan kondisi di Gaza sebagai “bencana yang terjadi di depan mata kita”. Laporan terbaru menyebut wilayah tersebut telah melewati dua dari tiga ambang batas kelaparan, dengan jutaan warga bergantung pada bantuan kemanusiaan.
Dalam konteks inilah, langkah Norwegia mendapat simpati dari banyak kalangan. Meski menuai kritik tajam dari Israel, dukungan publik terhadap keputusan menyumbangkan hasil laga untuk Gaza diperkirakan akan menguat menjelang pertandingan.
Pertarungan di lapangan hijau pun akan sarat dengan makna. Norwegia membawa pesan kemanusiaan, sementara Israel menekankan sisi keamanan dan politik dalam menyikapi tragedi yang masih berlangsung. Dunia kini menunggu, apakah sepak bola bisa menjadi ruang untuk menyuarakan kepedulian global, atau justru memperlebar jurang perbedaan.
Langkah Norwegia menyumbangkan pendapatan laga kontra Israel menegaskan bahwa sepak bola bisa menjadi wadah untuk menyuarakan kepedulian terhadap krisis kemanusiaan. Keputusan ini memperlihatkan bahwa olahraga tidak sepenuhnya bisa dipisahkan dari realitas sosial dan politik.
Reaksi keras Israel menunjukkan bahwa masalah Gaza masih sangat sensitif dan sarat kepentingan politik. Ketegangan ini berpotensi membuat laga pada 11 Oktober mendatang lebih panas dari sekadar duel sepak bola.
Situasi di Gaza sendiri terus memburuk dengan korban jiwa yang terus bertambah. Dukungan internasional untuk penyaluran bantuan semakin mendesak. Hal ini memperkuat legitimasi langkah Norwegia dalam memposisikan diri di pihak kemanusiaan.
Meski demikian, risiko politisasi sepak bola tidak bisa dihindari. Keputusan NFF bisa membuka perdebatan panjang mengenai batas peran olahraga dalam isu global. Namun di sisi lain, pesan moral yang mereka bawa justru mendapat simpati luas.
Dengan demikian, pertandingan Norwegia vs Israel bukan hanya soal perebutan tiga poin, tetapi juga simbol perlawanan dan solidaritas kemanusiaan di tengah konflik yang belum menemukan akhir. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v