Jakarta, EKOIN.CO – Pusat Riset Bahasa, Sastra, dan Komunitas (PR BSK) BRIN menjalin kerja sama strategis dengan Universitas Negeri Makassar (UNM) dalam memperkuat publikasi ilmiah bereputasi. Kegiatan ini digelar di Kawasan Sains Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, Kamis (19/06).
Kerja sama ini dirangkaikan dengan kuliah umum bertajuk Filsafat Bahasa dalam Publikasi Internasional Bereputasi, yang dihadiri akademisi dari berbagai institusi. Penandatanganan perjanjian kelembagaan turut memperkuat komitmen antardua institusi.
Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra BRIN, Herry Jogaswara, menekankan pentingnya kolaborasi dalam menghasilkan luaran ilmiah yang kuat. Ia menilai sinergi seperti ini tidak boleh bersifat simbolik.
“Kolaborasi ini bukan sekadar formalitas, tapi lahir dari gagasan bersama dan diskusi intensif, serta menghasilkan luaran yang terukur secara ilmiah dan berdampak sosial,” ungkapnya.
Herry juga menyebut, publikasi ilmiah berkualitas memerlukan semangat kolektif serta landasan filosofis yang kuat agar dapat menjawab kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmu.
Filosofi Ilmu dalam Praktik Akademik
Dalam kuliah umum, Amirullah Abduh dari UNM memaparkan pentingnya filosofi ilmu dalam menulis publikasi ilmiah. Ia menyampaikan bahwa koherensi, korespondensi, dan pragmatisme adalah fondasi utama tulisan ilmiah.
“Kalau riset hanya jadi angka, tidak akan bertahan. Tapi jika memberi solusi, ia akan bertahan lebih lama di tengah masyarakat,” kata Amirullah dalam paparannya.
Ia juga menggarisbawahi bahwa publikasi ilmiah bukanlah alat administratif semata. Menurutnya, tulisan ilmiah harus mengandung gagasan yang bisa diuji dan berdampak nyata.
Aspek kebahasaan turut menjadi sorotan. Amirullah mencontohkan pentingnya ketepatan pemakaian tense untuk menyampaikan makna temuan yang bersifat lintas waktu dalam naskah akademik.
Lebih lanjut, ia menilai banyak peneliti belum teliti dalam menjelaskan metodologi, khususnya terkait jenis wawancara. Hal ini kerap jadi alasan utama naskah ditolak jurnal internasional.
Tantangan Menuju Jurnal Bereputasi
Dalam sesi diskusi, peserta mengemukakan kendala dalam publikasi internasional, terutama standar metodologi dan peninjauan yang ketat. Respon atas tantangan ini disampaikan langsung oleh Amirullah.
Ia mendorong peneliti lokal untuk percaya diri menggunakan pendekatan sendiri selama dapat dipertanggungjawabkan secara metodologis. “Yang penting adalah menunjukkan bahwa pendekatan kita sahih dan mampu menjawab pertanyaan riset,” katanya.
Amirullah juga menegaskan, teori besar dalam ilmu pengetahuan lahir dari perenungan yang mendalam, bukan semata-mata karena desakan untuk memenuhi kuota publikasi.
“Teori besar itu lahir dari kontemplasi, bukan dari kejar target publikasi,” tegasnya, menutup sesi presentasi dengan refleksi mendalam.
Kegiatan ini menjadi titik penting dalam perjalanan BRIN membangun budaya publikasi yang menjunjung tinggi kualitas ilmiah dan bukan sekadar angka statistik.
Komitmen Menuju 2025
Kepala PR BSK BRIN, Ade Mulyana, menyatakan bahwa pihaknya menargetkan seluruh peneliti PR BSK memiliki publikasi terindeks global pada 2025. Hal ini, menurutnya, bukan semata ambisi administratif.
“Kami tidak ingin hanya mengejar angka. Kami ingin hasil riset kami memiliki daya tahan dan daya pengaruh,” ujar Ade menegaskan arah PR BSK ke depan.
Kerja sama dengan UNM dinilai sebagai strategi jangka panjang dalam menciptakan ekosistem riset yang berlandaskan nilai dan berdampak sosial. Ini menjadi bagian dari pembentukan riset yang relevan dan berkelanjutan.
Kegiatan ini juga merupakan lanjutan dari inisiatif kolaboratif seperti program Researching Researcher yang sudah berjalan sejak 2023 dan terus diperkuat dengan pendekatan filosofis serta metodologis yang matang.
Kerja sama antara BRIN dan UNM menandai babak baru dalam peningkatan mutu publikasi ilmiah di Indonesia. Tidak hanya berfokus pada hasil akhir, inisiatif ini memperlihatkan pentingnya landasan filosofis, ketepatan metodologi, dan kebermanfaatan sosial dalam setiap riset yang dilakukan.
Melalui kolaborasi ini, para peneliti didorong untuk membangun tradisi akademik yang tidak hanya menyesuaikan standar internasional, tetapi juga menggali kekuatan pendekatan lokal yang valid dan sahih. Filosofi ilmu bukan hanya menjadi wacana, tetapi menjadi kerangka berpikir utama dalam publikasi.
Dengan semangat ini, BRIN dan UNM menempatkan diri sebagai penggerak perubahan paradigma riset di Indonesia. Fokusnya bukan pada jumlah publikasi, tetapi pada nilai dan dampak nyata dari ilmu yang dihasilkan.(*)