Batam, EKOIN.CO – Pemerintah menegaskan komitmennya dalam memperkuat pengembangan kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence/AI) di Indonesia melalui kawasan industri strategis seperti Batamindo. Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, saat kunjungan kerja bersama Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, di Wisma Batamindo, Batam, Rabu (9/7/2025).
Dorongan Pemerintah terhadap Ekosistem AI Nasional
Dalam kunjungan tersebut, Nezar Patria menekankan bahwa pemerintah tengah mengambil langkah strategis untuk mempercepat pembangunan infrastruktur AI sebagai bagian dari transformasi digital nasional.
“Hal strategis yang mau dilakukan oleh pemerintah di bawah pimpinan Presiden Prabowo, kita ingin melakukan akselerasi pembangunan infrastruktur artificial intelligence,” jelasnya.
Menurutnya, penguasaan teknologi mutakhir atau deep tech kini menjadi titik sentral dalam peta persaingan global, baik dari segi geopolitik maupun ekonomi. Ia menegaskan bahwa negara yang menguasai teknologi AI akan memiliki posisi dominan di panggung internasional.
“Kita tahu bahwa new technology atau yang kita kenal juga dengan deep tech ini menjadi poin yang sangat strategis secara geopolitik dan juga ekonomi. Siapa yang menguasai teknologi ini, dia akan bisa dominan di tingkat global,” ujarnya.
Lebih lanjut, Nezar menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk memastikan strategi besar nasional terkait AI berjalan optimal dan berkesinambungan.
“Komdigi berada di hilir memanfaatkan infrastruktur yang dibangun oleh industri, tetapi dalam satu desain besar, kita tidak bisa bekerja sendiri-sendiri. Kita harus melakukan kolaborasi dan sinergi agar semuanya itu sejalan dengan strategi besar yang sudah digariskan oleh pemerintah,” jelasnya.
Batamindo sebagai Motor Penggerak Industri Digital
Dalam kesempatan yang sama, Nezar mengapresiasi kontribusi kawasan industri Batamindo yang telah berperan signifikan selama 35 tahun terakhir dalam mendukung pertumbuhan sektor industri di Tanah Air.
Menurutnya, kawasan tersebut menjadi rumah bagi sekitar 70 industri yang telah menyerap tenaga kerja sebanyak 42.000 orang. Selain itu, Batamindo juga berkontribusi sebesar 30 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Batam.
“Saya kira sangat membanggakan, berdiri sejak 1990 sampai sekarang sudah 35 tahun. Kompleks industri ini sudah memberikan kontribusi yang cukup signifikan, dan ini modal penting untuk menyongsong transformasi ke industri digital berbasis AI,” ungkapnya.
Nezar juga menekankan bahwa kunjungannya ke Batamindo bertujuan untuk menjajaki sejumlah inisiatif strategis lintas sektor yang mampu mendorong kemajuan industri digital nasional.
“Kami berkunjung untuk melihat beberapa inisiatif strategis yang bisa dikerjakan antar sektor, termasuk sektor swasta, terutama Batamindo. Pemerintah akan memberikan berbagai kebijakan yang mengakselerasi proses pertumbuhan industri ini,” paparnya.
Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza turut hadir dalam kunjungan tersebut. Ia menyampaikan harapan agar pengembangan kawasan industri dapat diarahkan sejalan dengan kebutuhan teknologi masa depan yang semakin berbasis pada AI.
Hadir pula General Manager Batamindo Investment Cakrawala, Mook Sooi Wah, yang mendampingi para pejabat dalam agenda kunjungan. Kehadirannya menjadi penanda sinergi aktif antara pemerintah dan pengelola kawasan industri.
Pemerintah menilai bahwa pengembangan AI tidak hanya membutuhkan dukungan infrastruktur, tetapi juga perlu dipadu dengan kebijakan dan regulasi yang tepat sasaran dan berorientasi masa depan.
Langkah ini dinilai penting guna memastikan kesiapan Indonesia dalam menghadapi era industri digital yang menuntut adaptasi dan inovasi berkelanjutan dari pelaku industri dan pemerintah.
Transformasi digital yang dirancang juga diharapkan mampu memperkuat daya saing Indonesia secara global, khususnya di sektor industri strategis dan teknologi mutakhir.
Batam dipilih sebagai salah satu kawasan prioritas karena letaknya yang strategis dan infrastruktur yang telah berkembang, menjadikannya tempat yang potensial untuk pengembangan industri digital.
Selain itu, komitmen dari pengelola kawasan seperti Batamindo menjadi pendorong utama dalam menjadikan ekosistem industri digital berjalan secara konkret dan terarah.
Kehadiran dua wakil menteri dalam satu kunjungan ini memperlihatkan kuatnya sinergi antar lembaga dalam menyukseskan agenda strategis nasional di bidang teknologi dan industri.
Kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan kawasan industri dipandang sebagai fondasi penting untuk membangun basis teknologi yang kompetitif dan tangguh dalam jangka panjang.
Dengan adanya komitmen pemerintah, kawasan industri seperti Batamindo diharapkan menjadi lokomotif baru dalam transformasi digital Indonesia, termasuk dalam mengembangkan teknologi AI yang adaptif dan terintegrasi.
Pemerintah juga menggarisbawahi bahwa pengembangan AI akan terus dikawal dengan prinsip keberlanjutan dan inklusivitas agar hasilnya dirasakan secara luas oleh masyarakat.
Kunjungan ini menjadi simbol penguatan arah baru kebijakan industri Indonesia yang kini semakin fokus pada teknologi berbasis kecerdasan artifisial.
Transformasi teknologi berbasis AI harus dilakukan dengan memperhatikan kesiapan infrastruktur, SDM, dan dukungan ekosistem yang kuat dari semua pemangku kepentingan. Inisiatif ini juga harus menyentuh sektor pendidikan dan pelatihan agar generasi muda mampu menjadi bagian dari perubahan.
Sinergi antar lembaga dan sektor swasta harus diperkuat dengan pendekatan partisipatif agar setiap langkah yang diambil tepat sasaran dan sesuai kebutuhan industri nasional. Kawasan seperti Batamindo perlu terus difasilitasi untuk tumbuh menjadi sentra inovasi digital Indonesia.
Langkah strategis yang dilakukan pemerintah hendaknya dibarengi dengan pemetaan kebutuhan teknologi jangka panjang agar pembangunan industri AI tidak hanya bersifat reaktif. Penting juga untuk mengadopsi pendekatan regulasi yang adaptif dan visioner, agar pertumbuhan teknologi tidak terhambat oleh kebijakan usang.
Pemerintah perlu terus membuka ruang dialog dengan pelaku industri dan akademisi untuk memperkuat landasan pengembangan AI. Hal ini menjadi penting agar kebijakan yang dirancang bersifat inklusif dan mampu menjawab tantangan masa depan.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v