RIYADH, EKOIN.CO – Arab Saudi berhasil mencetak prestasi luar biasa dengan menyulap lahan gurun tandus menjadi wilayah pertanian produktif menggunakan teknologi irigasi modern. Inovasi ini tidak hanya mengubah lanskap agrikultur negara tersebut, tetapi juga mengukuhkan posisinya sebagai eksportir hasil pertanian di kawasan Timur Tengah. Pencapaian ini menjadi bukti bahwa keterbatasan geografis tidak lagi menjadi hambatan bagi produksi pangan jika ditopang teknologi canggih.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Teknologi yang digunakan dikenal sebagai irigasi poros tengah atau center pivot irrigation. Sistem ini memanfaatkan alat pemutar berbentuk lengan panjang yang menyirami tanaman secara merata dalam pola melingkar. Dilansir dari laporan Al Arabiya dan Saudi Press Agency, metode ini telah diterapkan secara luas di beberapa wilayah pertanian Arab Saudi, terutama di area yang dulunya tandus dan nyaris tidak mendukung kehidupan tumbuhan.
Transformasi Pertanian Gurun
Program pertanian ambisius ini telah berlangsung selama beberapa dekade, dimulai sejak akhir 1970-an ketika pemerintah Arab Saudi mencanangkan swasembada pangan. Sejak itu, ratusan ribu hektare gurun diubah menjadi ladang pertanian modern. Wilayah seperti Wadi ad-Dawasir, Al-Jouf, dan Hail kini dikenal sebagai pusat pertanian utama berkat sistem irigasi inovatif ini.
Center pivot irrigation memanfaatkan air dari akuifer bawah tanah yang disalurkan ke alat irigasi. Air tersebut dipompa dan didistribusikan melalui sistem pipa yang dipasang di atas roda bergerak, memungkinkan alat irigasi berputar mengelilingi titik pusat, menyirami lahan dalam pola lingkaran yang khas. Dari udara, pola pertanian ini tampak unik dan sangat teratur.
Selain teknologi irigasi, pemerintah Arab Saudi juga mendukung petani dengan subsidi benih, pupuk, dan peralatan modern. Langkah ini bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan sektor agrikultur serta mengurangi ketergantungan terhadap impor pangan. Menurut Kementerian Lingkungan, Air, dan Pertanian Arab Saudi, saat ini negara tersebut telah berhasil memproduksi berbagai komoditas utama seperti gandum, kurma, sayuran, dan bahkan susu dalam jumlah besar.
Ekspor Hasil Pertanian Arab Saudi
Keberhasilan dalam sektor pertanian memungkinkan Arab Saudi mulai mengekspor produk-produk pangan ke berbagai negara, termasuk Uni Emirat Arab, Bahrain, dan negara-negara Eropa. Dilaporkan oleh Saudi Gazette, ekspor kurma dan produk olahan susu menjadi andalan Arab Saudi dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, Arab Saudi kini menjadi salah satu pengekspor kurma terbesar di dunia.
Salah satu proyek unggulan adalah pertanian di wilayah Al-Kharj, yang berhasil memproduksi ribuan ton hasil pertanian setiap tahunnya. Proyek ini tidak hanya memanfaatkan teknologi irigasi modern, tetapi juga menerapkan metode pertanian berkelanjutan untuk menjaga kelestarian air tanah dan lingkungan sekitar.
Namun, penggunaan air dari akuifer dalam jumlah besar menimbulkan tantangan tersendiri. Beberapa pengamat lingkungan memperingatkan potensi penurunan cadangan air tanah jika tidak diatur dengan ketat. Untuk mengatasi masalah ini, Arab Saudi mulai beralih ke teknologi desalinasi air laut dan pemanfaatan air limbah yang telah diolah sebagai sumber air alternatif untuk pertanian.
Pemerintah Arab Saudi menegaskan komitmennya untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan sektor pertanian dan keberlanjutan lingkungan. Dalam sebuah pernyataan, Menteri Lingkungan, Air, dan Pertanian Abdulrahman Al-Fadhli menyebutkan bahwa negara akan terus mengembangkan teknologi pertanian yang hemat air dan ramah lingkungan.
Transformasi pertanian ini mendapat perhatian dunia internasional. Banyak negara di kawasan kering dan tandus kini mulai mempelajari pendekatan yang digunakan Arab Saudi. Teknologi irigasi poros tengah menjadi contoh sukses bagaimana inovasi dapat digunakan untuk mengatasi tantangan geografis dan iklim ekstrem.
Arab Saudi telah membuktikan bahwa kemandirian pangan di wilayah gurun bukan lagi impian. Dengan perpaduan antara teknologi, kebijakan strategis, dan investasi besar, negara ini telah mengubah paradigma tentang ketahanan pangan di wilayah yang sebelumnya dianggap mustahil untuk bertani.
Pemerintah juga mengumumkan rencana jangka panjang untuk meningkatkan ekspor pertanian hingga 100% dalam sepuluh tahun mendatang. Target ini diharapkan dapat tercapai melalui peningkatan efisiensi irigasi, diversifikasi komoditas, serta penerapan kecerdasan buatan dalam manajemen lahan.
Arab Saudi saat ini tidak hanya dikenal sebagai raksasa minyak dunia, tetapi juga sebagai pelopor pertanian modern di wilayah gurun. Prestasi ini memberikan harapan bagi negara-negara lain dengan kondisi serupa untuk meniru model pertanian yang berhasil dikembangkan.
perubahan besar dalam sektor agrikultur Arab Saudi merupakan hasil kolaborasi teknologi dan tekad pemerintah dalam membangun kemandirian pangan. Perubahan ini tidak hanya berdampak pada ekonomi nasional, tetapi juga memperkuat posisi Arab Saudi dalam perdagangan pangan global.
Keberhasilan ini juga menunjukkan bahwa keterbatasan sumber daya alam bisa diatasi dengan pendekatan yang tepat. Selain menjadi contoh bagi negara lain, Arab Saudi juga mampu membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan.
Peningkatan produksi pangan dalam negeri memberikan ketahanan pangan yang lebih kuat di tengah gejolak global. Selain itu, ekspor hasil pertanian turut menyumbang pemasukan negara di luar sektor energi.
Masa depan pertanian Arab Saudi akan sangat bergantung pada kemampuan negara dalam menjaga keseimbangan antara produksi dan konservasi. Langkah diversifikasi ekonomi ini menjadi bukti nyata bahwa Arab Saudi serius mengurangi ketergantungan pada minyak.
Sebagai negara lain dengan iklim kering dapat mulai mengeksplorasi teknologi irigasi modern serupa yang diterapkan di Arab Saudi. Investasi dalam teknologi pertanian dan kebijakan pendukung sangat penting untuk memulai transformasi ini.
Selain itu, perhatian terhadap keberlanjutan lingkungan harus menjadi bagian integral dalam pengembangan sektor pertanian. Penggunaan air secara efisien dan bijak dapat menjaga keseimbangan ekosistem serta kelangsungan produksi.
Negara-negara berkembang dapat menjalin kerja sama teknologi dan pelatihan dengan Arab Saudi untuk mempercepat adaptasi sistem pertanian canggih. Ini akan memperkuat ketahanan pangan global secara keseluruhan.
Penting juga untuk menciptakan regulasi ketat terkait pengelolaan air tanah dan sumber daya lainnya, agar pembangunan pertanian tidak menimbulkan masalah jangka panjang. Keberhasilan Arab Saudi bisa menjadi pendorong perubahan global dalam strategi agrikultur.
Dengan kemajuan ini, negara-negara di dunia dapat menyadari bahwa perubahan iklim dan tantangan geografis bukan halangan mutlak untuk swasembada pangan. Inovasi dan kolaborasi internasional adalah kunci utama untuk masa depan pangan dunia yang berkelanjutan. (*)