Jakarta, EKOIN.CO – Surabaya mencatatkan prestasi membanggakan dengan menempati peringkat ke-146 dunia dalam pemeringkatan QS Best Student Cities 2025. Keberhasilan ini menegaskan posisi Surabaya sebagai kota yang mendukung kehidupan akademik secara holistik.
Peringkat tersebut dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat global Quacquarelli Symonds (QS) yang menilai kualitas kota dari sudut pandang mahasiswa. Kota Surabaya dinilai unggul dalam membangun lingkungan pembelajaran yang nyaman, aman, dan mendukung mobilitas.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) turut menjadi kekuatan utama di balik capaian ini. ITS, sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia, masuk dalam syarat utama penilaian QS, yakni kota harus memiliki dua kampus yang terdaftar dalam QS World University Rankings.
Kepala Unit Reputasi Kantor Penjaminan Mutu ITS, Dr Sarah Cahyadini ST MT PhD, menyambut baik pengakuan ini. Ia menyebut capaian ini sebagai pengakuan internasional terhadap kualitas pendidikan dan ekosistem pembelajaran di Surabaya. “Surabaya kini tak hanya dikenal sebagai Kota Pahlawan, tetapi juga diakui dunia sebagai kota yang ramah bagi mahasiswa,” ujarnya.
Menurut Sarah, penilaian QS didasarkan pada enam indikator, yaitu keragaman mahasiswa, daya tarik kota, aktivitas dunia kerja, keterjangkauan biaya hidup, tanggapan mahasiswa, serta keberadaan universitas berperingkat dunia.
ITS dan Kontribusinya terhadap Citra Kota
ITS disebut memainkan peran penting dalam membangun citra akademik dan sosial Kota Surabaya. Menurut Sarah, reputasi internasional ITS terus meningkat melalui kolaborasi akademik serta program keterlibatan mahasiswa lokal dan mancanegara.
Ia menambahkan bahwa ITS aktif dalam pengembangan teknologi, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat. Posisi ITS yang dekat dengan transportasi umum dan akses fasilitas publik juga dinilai mendukung kenyamanan mahasiswa.
Biaya hidup di sekitar kampus juga menjadi nilai tambah dalam penilaian kota. “ITS menjadikan infrastruktur kota serta karakter masyarakat Surabaya yang terbuka sebagai bagian dari ekosistem pembelajaran,” jelas Sarah.
Sarah menyoroti bahwa ITS memiliki program unggulan yang sesuai dengan indikator QS. Salah satunya adalah program yang melibatkan mahasiswa internasional serta organisasi yang mendukung keberagaman dan integrasi.
Tak hanya itu, ITS juga berkolaborasi dengan industri nasional dan global untuk mendukung praktik magang dan riset mahasiswa. “ITS juga berkolaborasi dengan industri nasional dan global hingga memfasilitasi mahasiswa untuk melaksanakan magang dan riset bersama industri,” tutur Sarah.
Komitmen pada Pembangunan Berkelanjutan
Capaian ini juga menunjukkan kontribusi ITS terhadap Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin ke-11 tentang Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan. ITS menjadikan pendidikan sebagai alat transformasi kota.
Sarah menegaskan bahwa ITS akan terus berperan sebagai motor kemajuan pendidikan dan inovasi di Surabaya. “Belajar di Surabaya bukan hanya tentang akademik, tapi juga menjadi bagian dari kota yang hidup, dinamis, dan inklusif,” ungkapnya.
Surabaya kini diakui sebagai kota yang tidak hanya layak huni, tetapi juga unggul dalam mengembangkan potensi anak muda. Pengakuan QS menunjukkan bahwa kualitas kota tidak hanya dilihat dari infrastruktur, tapi juga dari komunitas akademiknya.
Peringkat ini juga menjadi dorongan bagi pemerintah dan masyarakat untuk terus memperbaiki kualitas hidup di kota. Pendidikan menjadi salah satu indikator yang menggambarkan kemajuan sebuah kota secara menyeluruh.
ITS dan Surabaya telah membuktikan bahwa kota bisa tumbuh secara inklusif dengan mengedepankan pendidikan, keberagaman, serta kolaborasi antar sektor. Ini menjadi peluang besar untuk menarik lebih banyak mahasiswa dari berbagai penjuru dunia.(*)