Jakarta, EKOIN.CO – Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Rano Karno, membuka Forum Group Diskusi (FGD) Pemajuan Kebudayaan Betawi di Hotel The Tavia Heritage, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Selasa (15/7).
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Pusat Forum Komunikasi Anak Betawi (DPP Forkabi) dan dihadiri berbagai tokoh budaya serta perwakilan Organisasi Masyarakat (Ormas) Betawi.
Dalam sambutannya, Wagub Rano mengapresiasi Forkabi, Bamus Betawi, Bamus Betawi 82, dan Forum Betawi Rembug (FBR) atas konsistensi menjaga budaya Betawi di tengah arus modernisasi perkotaan.
“Hal ini juga sekaligus membangun ruang dialog yang bukan sekadar pertemuan, tetapi merupakan langkah strategis untuk memperkuat komitmen bersama dalam menjaga, mengembangkan, dan memberdayakan budaya Betawi agar tetap hidup dan relevan di tengah perubahan zaman,” ujarnya.
Turut mendampingi dalam kegiatan tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Miftahulloh Tamary, dan Wali Kota Jakarta Pusat, Arifin.
Dorongan Pelestarian dari Pemerintah Daerah
Wagub Rano menekankan pentingnya hasil rembuk dalam FGD agar menjadi kesepakatan konkret untuk arah pelestarian budaya Betawi yang menyentuh semua lapisan masyarakat.
Ia mengajak semua peserta, termasuk budayawan dan pelaku seni, untuk terlibat aktif merumuskan strategi keberlanjutan identitas budaya lokal yang kuat.
“Sesuai Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024, kami harus menuju kota global, tapi kota globalnya apa, yaitu kota global yang berbudaya,” ungkapnya.
Ia berharap semua pihak, meskipun berasal dari latar belakang berbeda, dapat menyatu dalam semangat pelestarian budaya yang inklusif dan kolaboratif.
Pernyataan tersebut disampaikan secara terbuka di hadapan peserta dari berbagai wilayah di Jakarta yang hadir dalam forum diskusi.
Sinergi Lintas Sektor untuk Budaya Betawi
Rano Karno juga menekankan bahwa Pemprov DKI Jakarta akan terus mendorong penguatan lembaga budaya dan komunitas seni.
Menurutnya, pengembangan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal menjadi bagian penting dalam menjaga kesinambungan budaya Betawi.
FGD diharapkan mampu melahirkan kebijakan dan strategi lintas sektor yang lebih progresif dan tepat sasaran untuk budaya lokal.
“Forum ini harus kita jadikan ajang konsolidasi ide, tukar gagasan, dan penguatan kolaborasi demi Jakarta yang lebih berbudaya, berdaya saing, dan berkarakter,” ujar Wagub Rano menegaskan.
Kegiatan FGD tersebut menjadi ruang bersama yang mendorong diskursus budaya dalam bingkai identitas Jakarta sebagai kota metropolitan yang berakar kuat pada warisan lokal.
Forum Group Diskusi yang dibuka Wagub Rano Karno menjadi momentum penting untuk membangun arah baru pelestarian budaya Betawi. Dengan melibatkan berbagai unsur masyarakat, diskusi ini menjadi ruang inklusif bagi gagasan-gagasan kebudayaan.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menunjukkan dukungan serius terhadap pelestarian identitas lokal melalui kebijakan strategis dan dukungan terhadap komunitas seni serta lembaga budaya.
Ke depan, keberlanjutan budaya Betawi ditentukan oleh kolaborasi lintas sektor, keteguhan masyarakat adat, dan peran aktif seluruh pemangku kepentingan dalam menjaga nilai-nilai kearifan lokal Jakarta.(*)