Jakarta, EKOIN.CO – Pemerintah Inggris menyatakan kesiapan untuk berperan langsung dalam proyek pengembangan jet tempur yang digagas bersama Indonesia. Melalui perwakilan industrinya, Inggris menunjukkan minat untuk menyuplai mesin jet tempur dalam kolaborasi tersebut.
Pernyataan ini disampaikan saat berlangsungnya pembicaraan strategis antara Indonesia dan Inggris mengenai kerja sama pertahanan. Inggris mengajukan diri sebagai penyedia utama mesin jet tempur guna memperkuat proyek yang tengah digarap bersama pihak Indonesia.
Komitmen ini diungkapkan oleh Bicky Bhangu, Presiden Rolls-Royce wilayah Asia Timur dan Pasifik serta Korea Selatan. Dalam penjelasannya di Jakarta, Bhangu mengungkapkan bahwa Rolls-Royce saat ini menguasai sekitar 80 persen pasar mesin pesawat berbadan lebar di Indonesia.
Bhangu menambahkan bahwa dalam kurun waktu dua dekade terakhir, pangsa pasar Rolls-Royce di sektor penerbangan sipil Indonesia mengalami kenaikan lebih dari 42 persen. Pihaknya optimistis tren positif tersebut akan terus berlangsung di masa mendatang.
Peluang keterlibatan Inggris dalam proyek pertahanan ini juga terbuka luas karena sebelumnya Indonesia sudah memiliki kerja sama dengan Turki untuk pengembangan pesawat tempur generasi kelima bernama Kaan.
Seperti dilansir dari berbagai sumber industri, Inggris berencana tidak hanya menyuplai mesin, tetapi juga menawarkan kerja sama transfer teknologi serta pelatihan teknis untuk tenaga lokal Indonesia.
Proyek ini membuka kemungkinan pembangunan fasilitas produksi mesin jet tempur di Indonesia, mirip dengan pola pengembangan yang dilakukan Turki dalam proyek Kaan, yang mengandalkan partisipasi industri pertahanan dalam negerinya.
Kementerian Pertahanan RI kini disebut tengah mempersiapkan aturan pendukung untuk memperlancar keterlibatan pihak asing dalam pengembangan jet tempur nasional, dengan Inggris menjadi salah satu mitra potensial.
Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari Menteri Pertahanan terkait rencana tersebut, namun sumber internal menyebutkan bahwa kerja sama dengan berbagai negara akan diupayakan guna memperkuat basis teknologi dalam negeri.
Sejumlah pelaku industri pertahanan dalam negeri turut menyambut positif rencana ini. Mereka melihat potensi besar dalam hal peningkatan teknologi, penguasaan mesin jet tempur, serta peluang ekspor di masa depan.
Sebelumnya, Prabowo Subianto menekankan pentingnya keterlibatan industri pertahanan nasional dalam proyek Kaan. Ia menegaskan bahwa Indonesia tidak hanya ingin membeli, tetapi juga ingin memproduksi dan mengembangkan teknologi pesawat tempur sendiri.
Jika Inggris benar-benar bergabung, maka Indonesia akan memiliki lebih banyak opsi teknologi jet tempur, termasuk kemungkinan memproduksi mesin secara lokal melalui kerja sama dengan perusahaan seperti Rolls-Royce.
Konsep pengembangan ini dianggap sejalan dengan visi kemandirian pertahanan Indonesia. Pemerintah berkomitmen untuk memperkuat industri pertahanan nasional, dengan mengurangi ketergantungan terhadap produk impor.
Pihak industri menyatakan, kerja sama semacam ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru, terutama di bidang teknologi tinggi dan manufaktur komponen pertahanan.
Saat ini, pembahasan kerja sama juga mulai merambah aspek logistik, teknis, serta kemampuan produksi lokal agar proyek ini tidak hanya berhenti di atas kertas, melainkan benar-benar berjalan dan berdampak nyata.
Inggris sendiri disebut sedang memformulasikan tawaran teknis dan komersial terkait model mesin jet yang akan ditawarkan kepada Indonesia. Belum ada informasi pasti soal jenis mesin, tetapi pembicaraan sudah mengarah pada tahap lebih lanjut.
Sejumlah pihak juga menyebut bahwa keterlibatan Inggris akan meningkatkan daya saing industri jet tempur nasional, mengingat teknologi mesin merupakan salah satu komponen paling kritikal dalam sistem persenjataan udara.
Langkah ini dinilai strategis, karena dengan keterlibatan Inggris, Indonesia tidak hanya akan mendapatkan mesin siap pakai, tetapi juga berkesempatan untuk mengembangkan kemampuan produksi dan riset sendiri.
Menurut para pengamat pertahanan, kerja sama ini bisa mengarah pada pembentukan ekosistem kedirgantaraan yang lebih solid, serta memperluas basis teknologi dalam negeri yang selama ini masih terbatas.
Banyak kalangan percaya bahwa peluang kerja sama seperti ini harus disikapi dengan serius. Terlebih, pengalaman Inggris dalam memproduksi mesin pesawat militer sudah terbukti dan diakui secara global.
Selain mesin, kerja sama antara Indonesia dan Inggris berpotensi mencakup pengembangan sistem avionik, radar, dan integrasi sistem persenjataan, yang semuanya akan meningkatkan kemampuan tempur jet tersebut.
Untuk mengakomodasi kebutuhan teknis dan administratif, rencana pembangunan fasilitas perakitan dan pengujian mesin di Indonesia tengah dibahas, dengan mempertimbangkan kesiapan SDM dan infrastruktur.
Jika rencana tersebut berjalan sesuai harapan, maka Indonesia akan menjadi salah satu negara di kawasan Asia yang memiliki kapasitas produksi dan perawatan mesin jet tempur secara mandiri.
Skema kerja sama kemungkinan besar mencakup pembagian kerja, pembiayaan bersama, serta pembentukan tim teknis gabungan yang akan mengawasi setiap tahapan proyek.
Pemerintah Indonesia juga disebut mempertimbangkan skema offset, di mana perusahaan lokal akan mendapatkan kontrak turunan dari proyek utama sebagai bentuk pemerataan manfaat.
Saat ini, diskusi masih berlangsung di tingkat teknis dan diplomatik. Namun sejumlah pihak memperkirakan bahwa nota kesepahaman resmi bisa ditandatangani dalam beberapa bulan ke depan.
Apabila proyek ini terwujud, maka Indonesia tidak hanya memiliki lebih banyak pilihan alutsista canggih, tetapi juga akan meningkatkan statusnya dalam percaturan industri pertahanan global.
Kementerian Pertahanan menargetkan agar Indonesia bisa memproduksi komponen utama pesawat tempur secara lokal dalam jangka menengah, sebagai bagian dari rencana jangka panjang pembangunan kekuatan udara nasional.
Perwakilan Rolls-Royce menegaskan bahwa keterlibatan mereka dalam proyek ini bukan hanya urusan bisnis, tetapi juga bagian dari komitmen untuk mendukung pengembangan teknologi strategis di Asia Tenggara.
Dari sisi anggaran, proyek ini disebut akan memerlukan pendanaan besar. Namun pemerintah percaya bahwa nilai strategis dan potensi jangka panjangnya jauh lebih besar daripada biaya investasi awal.
Salah satu perhatian utama dalam kerja sama ini adalah kepastian mengenai transfer teknologi, termasuk hak kekayaan intelektual dan kebebasan memodifikasi sistem untuk kebutuhan nasional.
Kerja sama Indonesia dengan Inggris juga bisa membuka pintu kolaborasi lanjutan dengan negara lain yang tergabung dalam program serupa, memperluas jejaring dan akses teknologi global.
Beberapa kalangan juga mendorong agar universitas dan lembaga riset lokal dilibatkan dalam pengembangan proyek, agar ilmu dan teknologi tidak hanya berhenti di industri, tetapi juga sampai ke akademisi dan generasi muda.
Saran: Pemerintah sebaiknya memastikan bahwa semua kerja sama strategis seperti ini membawa manfaat nyata bagi industri nasional. Keterlibatan Inggris perlu diarahkan pada peningkatan kemampuan produksi dan teknis yang nyata, bukan sekadar pemasok barang jadi.
Langkah mitigasi risiko juga perlu disiapkan, termasuk perencanaan jangka panjang yang mencakup kesiapan SDM, investasi teknologi, dan kebijakan insentif untuk industri lokal yang terlibat.
Agar program ini sukses, pemerintah dan mitra luar negeri perlu membuka ruang komunikasi terbuka dengan pemangku kepentingan domestik, termasuk pelaku industri kecil, lembaga riset, dan komunitas teknologi.
Dukungan politik, regulasi, dan pembiayaan juga harus sejalan. Tanpa sinergi antara lembaga pemerintah dan swasta, kerja sama seperti ini akan sulit memberikan hasil optimal dalam jangka panjang.
Akhirnya, keterlibatan Inggris dalam proyek ini bisa menjadi batu loncatan penting bagi Indonesia menuju kemandirian pertahanan. Dengan pengelolaan yang tepat, Indonesia tidak hanya akan menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta dan pengembangnya.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v